Perempuan berusia 59 tahun yang merupakan adik bungsu Raja Charles III itu melakukan kunjungan mendadak atas nama Kementerian Luar Negeri Inggris untuk menunjukkan solidaritas terhadap para korban yang terdampak perang.
Di Ukraina, Sophie bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky kemudian memberikan penghormatan kepada mereka yang kehilangan nyawa di Bucha, sebuah kota dekat Kyiv di mana pasukan Rusia dituduh melakukan kejahatan perang termasuk eksekusi dan pemerkosaan sebelum kota tersebut direbut kembali dua tahun lalu.
Selanjutnya Sophie bertemu dengan para penyintas kekerasan seksual dan penyiksaan selama perang serta anak-anak yang telah dikembalikan ke Ukraina setelah dipisahkan dari keluarga mereka dan dibawa ke Rusia.
"Memang benar bahwa perempuan dan anak perempuan menanggung akibat paling besar dalam hal kerugian kemanusiaan ketika mereka terkena dampaknya, bagaimana mereka dapat digunakan sebagai senjata perang,” ujar Sophie, seperti dimuat
AFP. Dia juga bertemu dengan relawan perempuan yang telah membantu mengatasi dampak perang melalui kegiatan perawatan kesehatan mental untuk anak-anak.
Inggris telah menjadi salah satu pendukung Ukraina yang paling vokal dan aktif sejak invasi Rusia, dan telah menjanjikan lebih dari 4,7 miliar poundsterling dalam bentuk dukungan non-militer.
Perjalanan Sophie ke Ukraina merupakan kelanjutan dari kunjungan sebelumnya yang pernah ia lakukan ke negara-negara termasuk Kosovo, Sierra Leone, Sudan Selatan, Republik Demokratik Kongo dan Kolombia untuk mendengarkan kesaksian langsung dari para korban kekerasan seksual terkait konflik.
BERITA TERKAIT: