Angka tersebut meningkat dari ekspektasi pemerintah dan dari inflasi pada Desember 2023 kemarin sebesar 65 persen.
Mengutip
Reuters, Selasa (5/3), Menteri Keuangan Turki Mehmet Simsek mengatakan bahwa inflasi itu diprediksi masih terus berlanjut dalam beberapa bulan mendatang.
Hal itu terjadi lantaran langkah bank sentral Turki yang disebut menunda kenaikan bunga acuan mereka. Sehingga ia memprediksi inflasi baru akan turun pada 12 bulan mendatang.
"Inflasi akan turun dalam 12 bulan," ujar Simsek.
Bank sentral Turki sendiri sebelumnya sudah berupaya meredam lonjakan inflasi dengan mengerek bunga acuan sebesar 3,650 basis poin.
Namun, mereka menghentikan kebijakan tersebut karena merasa kenaikan bunga acuan 45 persen sudah cukup untuk meredam lonjakan inflasi.
Menurut Menkeu Turki, hal tersebut belum cukup untuk menurunkan inflasi, sehingga ia memprediksi inflasi baru akan turun dalam 12 mendatang.
Senada dengan Simsek, beberapa ekonom lainnya juga melihat pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut memang masih diperlukan, terutama setelah pemilu lokal pada 31 Maret.
Pasalnya, sampai saat ini tekanan harga dan permintaan domestik di negara itu masih kuat.
"Tekanan harga inti terus meningkat dan jika hal ini terus berlanjut pengetatan kebijakan moneter harus dilakukan paling tidak sampai beberapa bulan mendatang," kata ekonom senior pasar negara berkembang Capital Economics, Liam Peach.
BERITA TERKAIT: