Begitu yang disampaikan Mantan Kepala Direktorat Operasi Pasukan Pendudukan Israel (IOF), Israel Ziv dalam sebuah wawancara dengan stasiun berita
Channel 12 pada Minggu (28/4).
Ziv menilai, kemungkinan invasi Rafah tidak akan terjadi dalam waktu singkat melainkan berbulan-bulan. Ini berarti tawanan Israel akan lebih terancam oleh militer mereka sendiri.
“Waktu menjadi sangat penting bagi kehidupan para tahanan. (Invasi) Ini mungkin akan berakhir tanpa ada tahanan Israel yang masih hidup," kata dia.
Untuk itu Ziv mendesak agar Israel dan Hamas segera menyepakati gencatan senjata dan pertukaran tahanan. Ini dinilai sebagai jalan yang sah dan tidak membawa bencana bagi Israel sendiri.
"Pemerintah Israel bisa melakukan kesalahan strategis dengan melakukan invasi ke Rafah," tegasnya.
Pernyataan Ziv menambah keraguan rekan-rekannya mengenai efektivitas invasi Rafah.
Invasi tersebut tidak hanya akan membahayakan nyawa para tawanan Israel, tetapi tentara Israel juga menolak bertugas di Rafah karena mereka sudah kelelahan karena bertugas sejak 7 Oktober lalu.
Sebanyak 30 anggota militer menolak mematuhi perintah untuk mempersiapkan tentara menghadapi invasi darat ke kota Rafah.
Channel 12 menyebutkan kelelahan sebagai alasan utama penolakan tersebut.
BERITA TERKAIT: