Yang Dipertuan Agung Al Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al Mustafa Billah Shah dengan tegas menolak editorial media Inggris, The Guardian, yang menyatakan Raja telah membatalkan hasil pemilihan yang demokratis alih-alih menunjuk Muhyiddin Yassin sebagai Perdana Menteri Malaysia ke-8.
"Hanya setelah proses konsultasi yang ketat dan terbuka ini, sepenuhnya sesuai dengan Konstitusi Federal, Yang Dipertuan Agung melaksanakan kebijaksanaannya di bawah Konstitusi Federal untuk menunjuk Perdana Menteri baru," ujar Istana Negara dalam sebuah pernyataan.
"Karena itu, sama sekali tidak dapat dianggap proses ini sebagai 'kudeta kerajaan' seperti yang dipertanyakan oleh Guardian," lanjut pernyataan yang dikutip dari
Channel News Asia tersebut.
Politik dalam negeri Malaysia memang telah dilanda krisis. Pada Senin (24/2), Mahathir Mohamad mengundurkan diri sebagai perdana menteri dan mengeluarkan partainya, Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) dari koalisi.
Setelah dilantik sebagai Perdana Menteri Sementara, Mahathir Mohamad berusaha untuk mendapatkan kembali kekuasaan dengan membentuk koalisi baru. Ia bahkan mengaku telah mengantongi 130 suara, lebih dari cukup untuk membentuk pemerintahan sendiri.
Kendati begitu, secara mengejutkan, Muhyiddin dilantik oleh Yang Dipertuan Agung pada Minggu (1/3) dengan berkoalisi dengan UMNO dan PAS.
Muhyiddin sendiri diperkirakan akan mengungkapkan jajaran kebinetnya pada awal pekan depan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: