"Terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,07 pada Mei 2025 menjadi 108,27 pada Juni 2025," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa 1 Juli 2025.
Pudji menyebutkan, penyumbang utama inflasi tahunan datang dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang melonjak 9,3 persen dan memberikan andil 0,59 persen.
"Komoditas dengan andil inflasi terbesar pada kelompok ini adalah emas perhiasan," katanya.
Sementara itu, inflasi bulanan dipicu oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi 0,46 persen dan kontribusi 0,13 persen terhadap inflasi nasional.
Beberapa bahan pangan yang memicu lonjakan harga antara lain beras dengan andil 0,04 persen, cabai rawit (0,03 persen), serta bawang merah dan tomat masing-masing 0,02 persen.
Sementara itu kelompok pengeluaran transportasi juga tercatat ikut menyumbang inflasi pada Juni sebesar 0,07 persen, dengan andil 0,01 persen.
"Inflasi pada kelompok ini didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara yang menyumbang andil inflasi 0,04 persen dengan tingkat inflasi 5,81 persen," kata Pudji.
Adapun pada periode ini, sebanyak 26 provinsi tercatat mengalami inflasi secara bulanan, tertinggi di Maluku sebesar 0,97 persen.
Namun demikian, 12 provinsi masih mencatat deflasi, dengan Papua Pegunungan menjadi wilayah yang mengalami penurunan harga terdalam, yakni sebesar 1,50 persen.
BERITA TERKAIT: