Seperti dikutip dari
Bloomberg, Kamis (25/7), produk domestik bruto (PDB) menyusut 0,2 persen secara kuartalan pada periode April-Juni 2024.
Bank of Korea (BOK) melaporkan secara tahunan ekonomi Korsel tumbuh 2,3 persen pada kuartal II-2024, lebih lambat dari perkiraan pasar sebesar 2,5 persen.
Angka tersebut lebih lemah dari perkiraan konsensus ekonom yang memperkirakan ekspansi sebesar 0,1 persen.
Sejumlah analis menyatakan penyusutan ini terjadi karena pertumbuhan yang sangat tinggi di triwulan sebelumnya.
Kontraksi yang mengejutkan ini telah meningkatkan seruan kepada bank sentral Korea untuk menurunkan suku bunganya.
Sejauh ini, pihak berwenang Korsel telah mempertahankan suku bunga kebijakan sebesar 3,5 persen selama satu setengah tahun.
Meski demikian, melemahnya mata uang lokal terhadap dolar masih menjadi salah satu faktor yang membuat bank sentral tetap berhati-hati dalam melakukan pemangkasan. Pasalnya, pelemahan mata uang won lebih lanjut ini diyakini akan meningkatkan biaya impor pangan dan energi.
BERITA TERKAIT: