Dikutip dari Reuters, minyak mentah berjangka Brent tercatat turun 0,3 persen menjadi 80,87 dolar AS (Rp1,31 juta) per barel untuk pengiriman Agustus.
Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 0,25 persen menjadi 76,80 dolar AS (Rp1,24 juta) per barel.
Analis Goldman Sachs mengatakan keputusan pemangkasan OPEC+ itu dianggap pasar sebagai penyebab pelemahan minyak.
Ia mengatakan meskipun ada perpanjangan pengurangan produksi, delapan negara OPEC+ telah mengisyaratkan rencana mereka untuk secara bertahap menghentikan pemotongan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari selama periode Oktober 2024 hingga September 2025.
"Komunikasi mengenai rencana mengurangi pemotongan produksi membuat lebih sulit harga minyak," katanya.
Selain itu, adanya beban harga minyak diyakini juga datang dari Timur Tengah seiring perundingan gencatan senjata yang dilakukan antara Israel dan Hamas.
BERITA TERKAIT: