Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent naik 47 sen atau sekitar 0,7 persen menjadi 65,24 Dolar AS per barel, setelah sebelumnya juga menguat 7 sen pada Jumat lalu. Sementara minyak mentah jenis WTI naik 45 sen atau 0,74 persen ke posisi 61,43 Dolar AS per barel, melanjutkan kenaikan 41 sen di sesi sebelumnya.
OPEC+ menyepakati peningkatan produksi sebesar 137.000 barel per hari pada Desember 2025, sama seperti yang dilakukan pada Oktober dan November.
Namun, dalam pernyataannya, OPEC+ menyebut bahwa delapan negara anggota akan menunda peningkatan produksi untuk Januari hingga Maret 2026 karena faktor musiman dan kondisi pasar global yang belum pasti.
Analis energi dari RBC Capital, Helima Croft, mengatakan keputusan itu menunjukkan sikap hati-hati OPEC+ menghadapi ketidakpastian pasokan dan kemungkinan melemahnya permintaan minyak pada kuartal pertama tahun depan.
"Ada banyak alasan untuk bersikap hati-hati mengingat ketidakpastian mengenai kondisi pasokan di kuartal pertama dan antisipasi melemahnya permintaan," ujarnya.
Croft juga menyoroti bahwa Rusia masih menjadi faktor penting yang tidak menentu, menyusul sanksi baru dari Amerika Serikat terhadap perusahaan minyak besar Rosneft dan Lukoil, serta serangan yang terus berlangsung terhadap infrastruktur energi Rusia.
BERITA TERKAIT: