Jokowi Buka Pameran Indonesia Franchise & SME Expo

Waralaba Lokal Didorong Rambah Pasar Luar Negeri

Sabtu, 26 November 2016, 10:30 WIB
Jokowi Buka Pameran Indonesia Franchise & SME Expo
Foto/Net
rmol news logo Presiden Jokowi, kemarin, membuka pameran Indonesia Franchise & SME Expo (IFSE) di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, kemarin. Pelaku usaha waralaba Indonesia diminta untuk merambah pasarnya ke luar negeri jangan cuma jago kandang aja.

Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong oleh Jokowi. Dalam acara ini, bekas Guber­nur DKIJakarta ini didampingi Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita dan Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar.

Menurut Jokowi, konsep war­alaba sangat cocok diterapkan di Indonesia. Tanpa modal besar, masyarakat sudah bisa mem­buka bisnis dan menciptakan lapangan kerja. "Masyarakat Indonesia sejak lama sudah terbiasa dengan usaha sendiri, buka warung, buka toko, dan buka restoran," katanya.

Dia yakin, konsep waralaba bisa menjadi kekuatan untuk menumbuhkan ekonomi na­sional. Sebab, waralaba mam­pu menarik potensi-potensi ekonomi yang ada di berbagai penjuru Tanah Air. Dia berharap, konsep waralaba bisa menjadi inspirasi bagi semua pengusaha Indonesia.

Menurut dia, orang kalau keluar kota yang dicari Starbucks untuk ngopi. Sementara, dia mengaku, lebih senang mencari waralaba lokal, seperti Coffee Toffee. "Saya senang sekali bahwa sekarang muncul potensi-potensi waralaba di negara kita. Saya kira ini adalah kekuatan kita," tuturnya.

Selain itu, konsep waralaba diyakini mampu meningkatkan bisnis menjadi skala internasional. Sebab, masih banyak pasar di negara lain yang bisa dimasuki.

Mendag Enggartiasto Lukita mengatakan, kementeriannya akan terus berupaya memuncul­kan para wirausahawan baru di bidang waralaba. Hal ini seba­gaimana diatur pemerintah dalam Peraturan Pemerintah No 42 Ta­hun 2007 Tentang Waralaba.

"Sesuai amanat itu, kita telah melakukan berbagai upaya pem­binaan kepada pemberi waralaba dan calon pemberi waralaba terpilih," ujar Enggar.

Ketua Asosiasi Franchise In­donesia (AFI) Anang Sukandar mencatat, selama 25 tahun ini pertumbuhan waralaba Indone­sia cukup pesat. Percepatan ini ditopang oleh semakin mudah­nya pelaku usaha untuk mem­buka gerai waralaba di berbagai daerah di Indonesia.

"Praktik waralaba ini telah ter­bukti membantu UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) mengembangkan usahanya den­gan cepat dan bersaing dengan pelaku usaha modal kuat," kata Anang.

Saat ini, ada sekira 698 war­alaba dengan jumlah gerai se­banyak 24.000. Gerai tersebut terdiri dari 63 persen waralaba dan Business Opportunity (BO) lokal dan 37 persen waralaba as­ing. Omzetnya sendiri mencapai nominal Rp 172 triliun.

Dengan jumlah tersebut, kata dia, waralaba telah menyerap lebih dari 90.000 tenaga kerja di Indonesia. Sehingga, sektor ini diharapkan mampu menjadi salah satu pendorong perputaran ekonomi secara luas dan merata, baik dari pembelanjaan langsung maupun tidak langsung.

Turunkan Pajak

Menteri Koperasi dan UMKM Anak Agung Gede Ngurah Pus­payoga mengatakan, pemer­intah akan memangkas Pajak Penghasilan (PPh) final untuk UMKM. Selama ini, UMKM beromzet sampai dengan Rp 4,8 miliar per tahun membayar PPh final sebesar 1 persen.

"Hari Senin mudah-mudahan peraturan itu bisa diubah sehing­ga pajak final itu tidak 1 persen lagi untuk UMKM," ujarnya usai menemani Jokowi bertemu dengan pelaku UKM di Istana Negara, kemarin.

Menurut dia, para pelaku UMKM berharap PPh-nya bisa nturun jadi 0,25 persen karena memberatkan. Jika perlu turun sampai nol persen.

Dalam pertemuan itu, kata dia, pelaku UMKM juga mengapre­siasi perubahan bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi 9 persen, dari sebelumnya 22 persen. "Ini akan menggeliat­kan ekonomi kerakyatan kita, produktivitas meningkat. Presi­den menyampaikan tadi 2017 jadi 7 persen," tukasnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA