Pria yang akrab disapa Gus Nova ini tak lelah memberikan pengetahuan soal pentingnya menjaga lingkungan. Sebab bagi dirinya, kesehatan masyarakat berkaitan erat dengan partisipasi dalam menjaga ketertiban lingkungan.
“Kalau warga sehat, mereka bisa lebih aktif menjaga lingkungannya. Sambil terapi, saya juga sampaikan pesan-pesan kamtibmas,” ujar Gus Nova, dikutip
RMOLJateng, Minggu 11 Mei 2025.
Gus Nova sendiri mengaku sudah mulai mempelajari terapi pengobatan sejak 2013 melalui pelatihan, seminar, dan webinar.
Hingga saat ini, ia mengantongi lebih dari 40 sertifikat dari Dinas Kesehatan dan Lembaga Pelatihan Kesehatan (LPK). Pengobatan yang diberikan mencakup terapi pijat saraf, herbal, dan pendekatan nonmedis lainnya.
“Biaya pengobatan tidak ditentukan. Semua disesuaikan kemampuan warga agar tidak terbebani,” ungkapnya.
Gus Nova menegaskan bahwa terapi yang diberikan bukanlah pengganti layanan medis profesional.
“Saya selalu sarankan warga untuk tetap memeriksakan diri ke dokter. Terapi ini hanya sebagai upaya pendamping untuk membantu pemulihan,” tambahnya.
Sementara itu, salah satu warga penerima terapi, Miftahudin (46), mengaku mengalami perbaikan kondisi setelah menjalani pengobatan akibat saraf terjepit di tangannya.
“Terima kasih atas kesabaran Pak Nova. Setelah diterapi, tangan saya mulai pulih,” ungkapnya.
Warga lain, Rohim (57) dan Eka (20), yang mengalami keluhan stroke ringan, juga merasakan manfaat dari terapi yang dilakukan oleh Aiptu Ferdika.
Sementara itu, Plt Kapolsek Tegal Barat, AKP Sunyarni, mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia menegaskan bahwa tugas polisi bukan hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga pelayan kemanusiaan.
“Kegiatan seperti yang dilakukan Aiptu Nova adalah bentuk nyata kepedulian polisi terhadap masyarakat,” ucapnya.
BERITA TERKAIT: