Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bareskrim Bergerak Telusuri Dugaan Penimbun Kedelai

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/idham-anhari-1'>IDHAM ANHARI</a>
LAPORAN: IDHAM ANHARI
  • Selasa, 05 Januari 2021, 13:28 WIB
Bareskrim Bergerak Telusuri Dugaan Penimbun Kedelai
Kabareskrim Listyo Sigit Prabowo/Ist
rmol news logo Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri sudah mulai melakukan penyelidikan terhadap naiknya harga kedelai di pasaran.

Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo menyampaikan, ia telah memerintahkan jajarannya untuk melakukan pendalaman atas dugaan penimbunan kedelai dengan mengecek sejumlah gudang importir dan distributor kedelai di tiga wilayah yang ada di Jabodetabek.

Ia menegaskan, ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya permainan harga oleh spekulan hingga mengakibatkan kelangkaan kedelai.

Penyelidikan dilakukan oleh tim Satgas Pangan Polri di sejumlah wilayah di Indonesia. Tim dipimpin lagsung oleh Direktur Tindak Pidana Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri Brigjen Helmy Santika selaku Kasatgas Pangan.

“Satgas juga telah menginstruksikan satgas kewilayahan di tiap Polda untuk melakukan pengecekan harga, ketersediaan kedelai serta sentra-sentra pengolahan khususnya UMKM yang memproduksi tempe dan tahu,” kata Listyo dalam keterangan tertulis, Selasa (5/1).

Diketahui, awal tahun 2021, harga kedelai mengalami kenaikan drastis dari Rp 7 ribu per kilogram menjadi Rp 9 ribu. Kenaikan harga kedelai di dinilai membebani para pengusaha terutama pengusaha kecil seperti perajin tempe dan tahu.

Akibat kenaikan ini, sejumlah perajin tahu dan tempe mogok produksi selama tiga hari. Pasokan tahu dan tempe menghilang di pasaran selama 1-3 Januari.

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan mengklaim telah menurunkan tim untuk mencari sumber masalah mogok produksi oleh produsen tahu dan tempe. Pemerintah menjamin pasokan kedelai akan segera stabil.

Sementara itu, Kasatgas Pangan Polri Brigjen Helmy Santika menambahkan, Polri telah memiliki data dan analisa ketersediaan serta kebutuhan kedelai secara nasional.

“Kami telah koordinasi dengan Kementrian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan sejumlah pihak lain untuk menelusuri dugaan adanya penimbunan dan permainan harga kedelai yang melonjak sejak beberapa hari lalu,” tambahnya.

Menurut Helmy, perkembangan global di masa pandemi Covid-19 turut memengaruhi harga kedelai di pasar dunia. “Berdasarkan data FAO, pada Desember 2020 ada kenaikan harga kedelai di pasar global sebesar 6 persen dari harga awal 435 US dolar menjadi 461 US dolar per-ton,” pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA