Apalagi Ade Armando mengatai Din Syamsuddin sebagai "si dungu". Tokoh muda Muhammadiyah, Ahmad Fauzi Syahputra menyebut Ade Armando keterlalaun.
Dan karena tidak berdasar, jelas Ahmad Fauzi, pernyataan itu juga menyulut reaksi beragam dari berbagai kalangan.
Dia ikut mengecam keras pernyataan Ade Armando. Dosen UI yang sering kontroversi itu diminta untuk hati-hati dalam berbicara di ruang publik.
"Saya ingatkan kepada saudara Ade Armando agar berhati hati-bicara," tegas Fauzi Syahputra, Selasa (2/6).
Alumni IMM Ciputat ini juga mendesak agar Ade Armando segera meminta maaf kepada Muhammadiyah dan kepada Din Syamsuddin, atas ucapannya yang kelewatan batas dan tidak berdasar.
Fauzi Syahputra khawatir, kalau Ade Armando tidak segera meminta maaf, IMM dan alumninya di seluruh Indonesia akan bergerak mengecam keras pernyataan provokatifnya itu.
"Saya ingatkan kepada saudara Ade Armando untuk segera meminta maaf sebelum kader IMM seluruh Indonesia bergerak," tukasnya.
Ade Armando sudah meminta maaf kepada PP Muhammadiyah terkait pernyataannya soal webinar diskusi yang digelar oleh Masyarakat Hukum Tata Negara Muhammadiyah (Mahutama), tapi tidak kepada Din Syamsuddin. Dia memahami sepenuhnya diskusi tersebut diselenggarakan tanpa sepengetahuan PP Muhammadiyah.
Ade Armando awalnya menyerang soal webinar via akun Facebook-nya, Senin (1/6). Pada tulisan itu, dia mempertanyakan diskusi yang digelar oleh Mahutama dengan tema "Menyoal Kebebasan Berpendapat dan Konstitusionalitas Pemakzulan Presiden di Era Pandemi Covid-19" dengan Din Syamsuddin sebagai keynote speaker.
"Isu pemakzulan Presiden digulirkan Muhammadiyah. Keynote speakernya Din Syamsudin, si dungu yang bilang konser virtual corona menunjukkan pemerintah bergembira di atas penderitaan rakyat," tulis Ade Armando dalam status Facebook, Senin (1/6), sambil menautkan pamflet diskusi Mahutama.
Adapun alasan Ade Armando ogah minta maaf kepada Din Syamsuddin, karena yang bersangkutan kata dia belum menjelaskan/meluruskan maksud dari pernyataan, pemerintah bergembira di atas rakyat yang menderita di tengah pandemik Covid-19, karena BPIP menyelenggarakan konser virtual penggalangan dana.
BERITA TERKAIT: