Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pagebluk 2

Runtuhnya Rezim Dihantam Wabah

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/republikmerdeka-id-5'>REPUBLIKMERDEKA.ID</a>
OLEH: REPUBLIKMERDEKA.ID
  • Selasa, 12 Mei 2020, 20:56 WIB
Runtuhnya Rezim Dihantam Wabah
Black Death/Net
WABAH penyakit yang tidak terkendali dapat menyebabkan gejolak politik bahkan hingga menumbangkan kedigjayaan sebuah rezim kekuasaan.

Tidak hanya menimbulkan kepanikan dan ketakutan masyarakat, wabah penyakit juga dapat menyebabkan ketakutan bagi sebuah rezim kekuasaan. Sejarah mengajarkan bencana kesehatan dalam skala endemi atau pandemi,  pernah menciptakan gejolak politik hingga menumbangkan sebuah rezim.
 
Bencana virus Corona atau Covid-19 yang telah menginfeksi penduduk di 210 negara memang belum sampai pada titik itu. Tapi, tentu banyak yang setuju,  nasib Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk meraih periode keduanya,  sedikit banyak akan dipengaruhi oleh keberhasilannya ‘berperang’ melawan Covid-19. Saat ini, negeri Paman Sam itu memegang rekor tertinggi jumlah pasien yang terinfeksi Covid-19.
 
Berdasarkan catatan sejarah, wabah penyakit menular tak hanya menimbulkan kengerian atas kematian massal manusia. Wabah juga dapat membuat gejolak politik.
 
Profesor Emeritus Bidang Sejarah Pengobatan Universitas Yale Frank M Snowden dalam wawancaranya dengan The New Yorker mengatakan, pandemi maupun endemi akan memengaruhi stabilitas struktur sosial dan ekonomi dalam masyarakat yang bisa berimbas pada gejolak politik.

“Pandemi dan epidemi, bukan kejadian acak yang menimpa umat manusia tanpa peringatan,” kata Frank M Snowden.
 
Menurut Snowden, setiap masyarakat punya kelemahan dalam menghadapi penyakit. Untuk mengetahuinya maka penting mempelajari struktur sosial dan prioritas politik di dalam masyarakat tersebut.

Dalam kasus pandemi Corona, kata Snowden, telah terlihat dampaknya secara sosial akibat kemerosotan ekonomi yang ditimbulkannya. Contohnya kegiatan panic buying dan ancaman pengangguran massal karena PHK.
 
Krisis yang disebabkan bencana kesehatan ini dapat menyebabkan krisis kepercayaan rakyat terhadap penguasa yang mengelola pemerintahan.
 
Snowden mencontohkan, kasus yellow fever (Flu Kuning) yang menjadi epidemi di Amerika Serikat sekitar tahun 1690-an. Penyakit ini kemudian berkembang menjadi endemi pada 1793 dan menewaskan 500 orang.

Epidemi Flu Kuning yang menyebar melalui gigitan nyamuk seperti malaria dan demam berdarah kemudian menyebar luas sampai ke Haiti pada awal 1800-an.
 
Snowden menyebutkan, dampak politik dari epidemi Flu Kuning adalah Kemerdekaan Negara Haiti yang terjadi pada 14 Agustus 1804.  Pemimpin pemberontak dari kaum budak, Toussaint L’Ouverture berhasil mengalahkan pasukan Napoleon Bonaparte yang ingin mengembalikan perbudakan di sana.

Salah satu faktor kekalahan Napoleon adalah wabah Flu Kuning. Saat peperangan itu banyak pasukan Napoleon yang terkena Flu Kuning. Sementara para budak kulit hitam memiliki imun tubuh lebih kuat dari mereka.

“Dari sudut pandang Amerika Serikat (AS), Flu Kuning juga menguntungkan. Flu kuning membatalkan rencana Napoleon Bonaparte melanjutkan pendudukan Dunia Baru,” kata Snowden.

Efek bagi AS adalah, pada saat itu (Tahun 1903) Napoleon memutuskan menjual wilayah Louisiana kepada Thomas Jefferson. Sehingga membuat wilayah AS menjadi seluas sekarang ini. Peristiwa ini dikenal sebagai Louisiana Purchase.
 
Flu Kuning menyebabkan  demam dan nyeri di tulang. Wabah ini sudah tidak lagi menjadi ancaman manusia. Vaksin flu kuning telah ditemukan dan mudah didapatkan di pasaran.
 
Satu lagi wabah yang pernah mempengaruhi kekuasaan di Haiti adalah pnyakit yang disebabkan Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus yang menyerang sistem ketahanan tubuh manusia, terutama sel CD4 merebak kdi dunia pada era 1980-1990an.  

Menurut Richard J Evans dalam artikelnya berjudul Epidemics and Revolutions: Cholera in Nineteenth-Century Europe,  HIV merebak menjadi epidemi di Haiti pada Juli 1982.
Pemerintahan Haiti saat itu yang berada di bawah kendali rezim Jean-Claude Duvalier menuduh kaum homoseksual sebagai pembawa wabah ini. Meski demikian, fakta yang terjadi, HIV telah menjangkiti banyak warga Haiti dan mengakibatkan kemerosotan ekonomi.

Saat itu pendapat utama Haiti berasal dari sektor pariwisata dengan wisatawan terbanyak berasal dari AS. Akibat merebaknya HIV,  AS memberlakukan larangan kunjungan ke Haiti.
 
Efeknya, ekonomi Haiti anjlok. Kehancuran ekonomi itu memicu terjadinya revolusi sosial. Rakyat Haiti menuntut Duvalier mundur. Kuatnya desakan revolusi itu akhirnya mengakhiri kekuasaan Jean-Claude Duvalier.  Politisi yang  mempunyai nama julukan, Baby Doc itu mundur pada awal 1986. Rumor yang berkembang, Baby Doc pun mengidap penyakit HIV.
 
Menurut Richard J Evans,  wabah lain yang pernah mempengaruhi situasi politik adalah penyakit Kolera. Penyakit ini meski masih dikenal sebagai epidemi tapi telah memiliki syarat sebagai pandemi, karena persebaran dan dampaknya yang simultan pada manusia.
 
Richard J Evans mengatakan, penyakit ini diketahui disebabkan bakteri Vibrio Cholerae ini menyebar ke dunia dalam gelombang berseri selama bertahun-tahun. Total korbannya ratusan ribu.  Wabah kolera ini menginpirasi Gabriel Garcia Marquez dari Kolombia dalam meraih nobel sastra lewat novelnya berjudul: Love in The Time of Cholera.

Gelombang pertama kolera dimulai di India pada 1817, lalu menyebar ke Tiongkok, Jepang dan sebagian Asia Tenggara. Terus berlanjut ke Madagaskar dan Afrika Timur dan berakhir di Anatolia dan Kaukus pada 1823.
 
Gelombang terakhir terjadi pada 1861 sampai 1975. Penyakit ini menimpa Asia, termasuk Indonesia. Seluruh gelombang tersebut membuat semua benua di dunia pernah tertimpa wabah kolera.
 
Richard J Evans mengatakan, masa wabah kolera yang panjang menciptakan dampak politik di beberapa tempat dan kejadian. Perang Franco-Prussian adalah salah satu yang terdampak kolera.
 
Pada 1871 pandemi ini telah sampai di Eropa, tempat perang perebutan ‘dunia baru’ tengah berkecamuk. Kolera mengakibatkan  demobilisasi pasukan di pihak Prancis sekaligus mengakhiri perang ini.  Prancis mendapat dampak serius dari pandemi Kolera selama puluhan tahun.
 
Lebih kurang 40 tahun sebelumnya, Richard J Evans mencatat pandemi Kolera juga menjadi salah satu pemicu Revolusi Paris pada tahun 1832.  Saat itu Paris adalah kota yang kotor dan membuat kolera mudah tersebar.
 
Lebih dari 20.000 orang meninggal dunia akibat Kolera di Paris. Cepatnya orang meninggal membuat masyarakat Paris was-was. Pada saat itu pun beredar isu bahwa pengidap kolera yang dirawat sengaja dibunuh.
 
Beredarnya isu tersebut telah berubah menjadi gerakan perlawanan setelah anggota parlemen yang terkenal kritis, Jean Maximilien Lamarque meninggal akibat kolera.
Kelompok Société des droits de l'homme pun menghimpun massa hingga akhirnya pecah Revolusi Paris. Ribuan orang menduduki distrik-distrik di Prancis dan menciptakan pergolakan dengan Garda Nasional Prancis selama beberapa jam.  Hasilnya, 160 orang di kedua kubu meninggal. Namun pemberontakan tersebut berhasil digagalkan.

Banyak kisah lain tentang runtuhnya sebuah imperium akibat wabah penyakit. Kejatuhan Dinasti Ming yang memimpin pengaruh budaya dan politik di seluruh Asia Timur selama hampir tiga abad,  sebagiannya karena pagebluk.

Wabah besar tiba di China utara tahun 1642, menyebabkan kematian yang mengerikan. Kemungkinan besar, krisis disebabkan oleh kombinasi antara penyakit pes dan malaria.  Penyakit ini mungkin dibawa oleh para penyerbu dari utara.
 
Bencana ini bertambah parah karena wabah menimpa di saat bersamaan dengan kekeringan dan serangan kawanan serangga. Ketiadaan pangan membuat bencana kelaparan.
 
Serangan para bandit diikuti oleh serbuan terorganisir oleh Dinasti Qing dari Manchuria yang akhirnya menggantikan Dinasti Ming. Kegagalan Dinasti Ming mempertahankan kekuasaannya, karena menghadapi banyak masalah, termasuk korupsi dan kelaparan. Tetapi wabah penyakit yang menyapu mereka dari tampuk kekuasaan.  republikmerdeka.id rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA