Selasa sore (9/4), sejumlah pekerja sibuk menggali saluran air yang tersumbat di proyek LRTCawang, Jakarta Timur. Setelah digali sedalam satu meÂter, air yang sebelumnya sedikit tersumbat lancar kembali.
Sayangnya, tidak deras. Hanya mengalir kecil. Itupun harus mengitari pondasi. Sebab, tepat di depan saluran air terhalang besi-besi besar yang digunakan sebagai penutup pondasi.
"Saluran air kami buat mengiÂtari pondasi dulu. Setelah beres baru dibuat lurus," ujar Rasto, salah satu pekerja proyek LRTdi kawasan Cawang, Jakarta Timur saat berbincang-bincang dengan
Rakyat Merdeka.
Berdasarkan pengamatan, sebuah pondasi berukuran besar berdiri tepat di tengah-tengah saluran air. Pondasi selebar 3x10 meter ini tertanam sedalam 3 meter. Karena dalam, air menggenangi pondasi dari beton itu. Cukup sulit mengeluarkan air di cekungan itu karena posisinya cukup dalam.
"Kami sudah siapkan empat pompa untuk menguras air di dalam cekungan agar tidak menggenangi jalan. Tapi sekarang aman karena tidak ada hujan," ujar Rasto kembali.
Proyek LRT di Cawang sempat menjadi sorotan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sebab, proyek yang berada persis di sisi Jalan MT Haryono ini dituding menjadi penyebab banjir di kaÂwasan itu saat hujan mengguyur ibukota. Musababnya, beberapa tiang menutup saluran air.
Masuk ke lokasi proyek tidak mudah. Pasalnya, di sekelilingÂnya ditutup dengan seng setinggi dua meter. Tak hanya itu, beton setinggi setengah meter juga ditempatkan di sekitar proyek. Hal itu dilakukan agar tidak semÂbarang orang memasuki proyek strategis pemerintah itu.
Namun di sela-sela seng terdapat jalan selebar satu meter. Jalan tersebut digunakan untuk hilir mudik pekerja. Seluruh pekerja yang masuk ke kawasan itu harus mengenakan alat pelindung diri, seperti helm dan juga sepatu boot. Tanpa menggunakan itu, pekerja tdak boleh masuk.
"Ada sekitar 10 orang yang bertugas membuat saluran air. Nantinya saluran dibuat lurus sepanjang 50 meter hingga kali yang berada di samping tol agar tidak banjir," jelas Rasto.
Di sepanjang proyek LRT di Cawang, Jakarta Timur berseraÂkan besi penyangga beton. Besi berbagai ukuran itu menutupi lahan selebar 3 meter. Tidak ada pompa di tempat itu. Hanya terliÂhat selang berukuran besar yang tergeletak di atas tanah. Selang tersebut biasa tersambung denÂgan pompa air.
"Pompa airnya tidak di sini. Tapi di dekat undepass Cawang. Kalau hujan besar dan air terÂgenang pompa akan dibawa ke sini," ujar Rasto.
Proyek LRT di flyover Cawang tergolong besar. Soalnya hingga menutupi Jalan MT Haryono. Maklum, di tempat ini akan dibangun stasiun LRT Cawang. Walhasil, banyak beton berbagai ukuran melintang di atas jalan raya. Namun, pengguna jalan tidak perlu khawatir karena di bawahnya telah disiapkan jaring berukuran besar untuk mencegah batuan kecil jatuh ke jalan raya. "Akhir tahun ini proyek stasiun LRTCawang baru beres," ucap pria bertubuh kurus ini.
Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya, Ki Syahgolang Permata menerima teguran dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menuding tiang LRTdi Cawang menutup saluran air hingga menyebabkan banjir di kawasan itu.
"Kita akan menambah seÂjumlah pompa untuk mengatasi genangan di wilayah tersebut," ujar Syahgolang.
Menurut Syahgolang di lokasi proyek sudah disiapkan empat pompa yang stand by untuk mencegah banjir. "Pak Anies juga bilang perlu pompa perÂmanen," ucapnya.
Syahgolang mengatakan, munculnya banjir di proyek LRT, akan menjadi salah satu fokus evaluasi bagi perusahaanÂnya di masa mendatang. Dalam pengerjaan proyek ini, Adhi Karya juga telah bekerja sama dengan Dinas Sumber Daya Air dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
"Tentunya ke depan akan kami tingkatkan lagi (pengamanan banjir)," tandasnya.
Direktur Operasi III Adhi Karya, Pundjung Setya Brata menambahkan, pihaknya teÂlah memaksimalkan drainase yang ada di lokasi proyek untuk mengatasi genangan air yang terjadi saat intensitas hujan tinggi datang.
"Kita rawat saluran yang ada," ujar Pundjung.
Pundjung mengatakan, Adhi Karya berupaya menyempurnaÂkan saluran drainase yang ada, sehingga banjir di sekitar proyek LRT Jabodobek khususnya di wilayah Jakarta tidak terulang lagi. "Kalau itu (merawat draiÂnase), mandatory (penugasan) buat kita," ucapnya.
Dia mengatakan, pihaknya juÂga akan menambah saluran drainase untuk mempercepat aliran air saat hujan datang di proyek LRT. "Semua pihak menyadari (banjir) masalah bersama dan diselesaikan bersama-sama," ucapnya.
Sementara, Vice President Corporate Secretary Waskita Karya, Shastia Hadiarti mengaku, saat ini pihaknya tengah membangun sumur resapan di lokasi pembangunan Tol Becakayu di Cawang agar banjir tak lagi terjadi. “Saat ini telah dimulai pembangunan sumur resapan di sekitar lokasi,†ujar Shastia.
Shastia berkilah sebelum diteÂgur Anies, pihaknya telah meÂmasang box culvert berukuran 2x2 meter di sepanjang Jalan DIPandjaitan, Jakarta Timur. Hal itu untuk mengganti fungsi saluran air yang tertutup material pembangunan tol itu.
"Dan (kami membangun) tampungan air dengan ukuran 16x4 meter untuk dibuang ke cross drain sungai Ciliwung," pungkasnya.
Proyeklight rail transit (LRT) Jabodetabek mendapat sorotan tajam dari Gubernur DKIJakarta Anies Baswedan. Pasalnya, proyek strategis nasional itu ditudÂing menjadi salah satu penyebab banjir di sejumlah wilayah di ibukota.
Temuan tersebut hasil dari tinjauan Gubernur DKI Jakarta di tiga titik banjir di wilayah Jakarta, Kamis (4/4). Lokasi banjir yang ditinjau Anies berada di wilayah Jakarta Selatan dan Timur, diantaranya di bawah flyover Pancoran, underpass Cawang, dan bawah tol Bekasi -Cawang -Kampung Melayu (Becakayu).
Sesampainya di bawah flyover Pancoran, Jalan Letjen MT Haryono, Anies melihat tiang pancang pembangunan LRT di wilayah itu menutupi saluran air sehingga terjadi banjir.
Anies melanjutkan perjalanan ke bawah flyover Cawang, dan melihat langsung tiang yang berdiri kokoh menutup saluranair. Di sini bekas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu menegur pihak kontraktor dari PTAdhi Karya Tbk karena tidak menyediakan pompa permanen untuk mengaÂtasi genangan air.
"Kita temukan bahwa saluran-saluran air kita tertutup pilar-pilar pembangunan LRT. Nah kontrakÂtor tidak menyiapkan dengan volÂume yang cukup, pompa-pompa air dari tempat yang terhalang ke saluran kita," kritik Anies.
Untuk itu, ia meminta kepada PT. Adhi Karya agar bertangÂgung jawab dan berharap perusahaan pelat merah tersebut menambahkan pompa permanen seperti yang sudah diterapkan di kawasan MT. Haryono tahun lalu. "Saya berikan peringatan keras kepada mereka bahwa pihak Adhi Karya harus bertangÂgung jawab," tegasnya.
Efek positifnya, lanjut Anies sekarang di lokasi tersebut tidak tergenang lagi saat hujan dengan intensitas tinggi. "Jadi, saya bilÂang harus ditambah lagi, supaya tidak boleh ada lagi genangan di tempat-tempat konstruksi di tepi jalan sevital ini," harap dia.
Anies kemudian melanjutkanperjalanannya ke Jalan Panjaitan, tepat di bawah tol Becakayu yang juga sering terkena imbas genangan dari pembangunan LRT Jabodebek. Dia berencana akan memanggil PT Waskita Karya sebagai penanggung jawab proyek di lokasi ini.
"Kita akan panggil Waskita Karya karena ini kedua kalinya, tahun lalu hal yang sama di sisi selatan lalu mereka bereskan, sekarang berulang lagi di sini," ucap Anies
Dia menegaskan akan memÂinta kontraktor membereskan banjir di wilayah yang tergangÂgung proyek LRT. "Kita akan minta mereka memastikan, ini tidak ada saluran ini tidak boleh terjadi," tegasnya.
Sebelumnya, curah hujan yang tinggi pada Selasa (2/4) sore mengakibatkan banjir terjadi di kawasan Cawang, Jakarta Timur tepatnya di Jalan DI Pandjaitan, Cawang mengarah ke Kebon Nanas. Ketinggian air berkisar lebih dari 50 sentimeter. Banjir ini berimbas pada kemacetan panjang di sejumlah jalan proÂtokol di Jakarta.
Mendapat kritikan tersebut, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi tak setuju proyek LRT Jabodebek sebagai penyebab genangan air di sekitar proyek tersebut.
"Saya minta Pak Gubernur (Anies) meneliti lebih jauh. Kalau berstatemen ada buktinya," kata Budi, Ahad (7/4).
Budi menjelaskan pembanÂgunan LRTseharusnya sudah sesuai mekanisme yang tepat seÂhingga tidak berdampak negatif. Ia memastikan pembangunan LRT Jabodebek sudah dilakukan dengan perencanaan yang baik.
Mendapat bantahan tersebut, Anies berkilah bahwabanjir bukan disebabkan pembanguÂnan LRT, melainkan keterseÂdiaan pompa untuk mencegah banjir yang kurang. "Karena pompanya kurang maka terjadi banjir yang kurang menyediakan pompa adalah pihak kontraktor LRT," kilah Anies.
Seharusnya kontraktor proyek LRT, kata Anies menyediakan pompa agar tak terjadi genangan air hingga banjir di sekitar area pembangunan.
Latar Belakang
Tiang Dan Kurangnya Pompa Sebabkan Banjir
Di Lokasi Proyek LRT
Proyek light rail transit (LRT) Jabodetabek mendapat sorotan tajam dari Gubernur DKIJakarta Anies Baswedan. Pasalnya, proyek strategis nasional itu ditudÂing menjadi salah satu penyebab banjir di sejumlah wilayah di ibukota.
Temuan tersebut hasil dari tinjauan Gubernur DKI Jakarta di tiga titik banjir di wilayah Jakarta, Kamis (4/4). Lokasi banjir yang ditinjau Anies berada di wilayah Jakarta Selatan dan Timur, diantaranya di bawah flyover Pancoran, underpass Cawang, dan bawah tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu).
Sesampainya di bawah flyover Pancoran, Jalan Letjen MT Haryono, Anies melihat tiang pancang pembangunan LRT di wilayah itu menutupi saluran air sehingga terjadi banjir.
Anies melanjutkan perjalanan ke bawah flyover Cawang, dan melihat langsung tiang yang berdiri kokoh menutup saluranair. Di sini bekas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu menegur pihak kontraktor dari PTAdhi Karya Tbk karena tidak menyediakan pompa permanen untuk mengaÂtasi genangan air.
"Kita temukan bahwa saluran-saluran air kita tertutup pilar-pilar pembangunan LRT. Nah kontrakÂtor tidak menyiapkan dengan volÂume yang cukup, pompa-pompa air dari tempat yang terhalang ke saluran kita," kritik Anies.
Untuk itu, ia meminta kepada PT. Adhi Karya agar bertangÂgung jawab dan berharap perusahaan pelat merah tersebut menambahkan pompa permanen seperti yang sudah diterapkan di kawasan MT. Haryono tahun lalu. "Saya berikan peringatan keras kepada mereka bahwa pihak Adhi Karya harus bertangÂgung jawab," tegasnya.
Efek positifnya, lanjut Anies sekarang di lokasi tersebut tidak tergenang lagi saat hujan dengan intensitas tinggi. "Jadi, saya bilÂang harus ditambah lagi, supaya tidak boleh ada lagi genangan di tempat-tempat konstruksi di tepi jalan sevital ini," harap dia.
Anies kemudian melanjutkanperjalanannya ke Jalan Panjaitan, tepat di bawah tol Becakayu yang juga sering terkena imbas genangan dari pembangunan LRTJabodebek. Dia berencana akan memanggil PTWaskita Karya sebagai penanggung jawab proyek di lokasi ini.
"Kita akan panggil Waskita Karya karena ini kedua kalinya, tahun lalu hal yang sama di sisi selatan lalu mereka bereskan, sekarang berulang lagi di sini," ucap Anies
Dia menegaskan akan memÂinta kontraktor membereskan banjir di wilayah yang tergangÂgung proyek LRT. "Kita akan minta mereka memastikan, ini tidak ada saluran ini tidak boleh terjadi," tegasnya.
Sebelumnya, curah hujan yang tinggi pada Selasa (2/4) sore mengakibatkan banjir terjadi di kawasan Cawang, Jakarta Timur tepatnya di Jalan DI Pandjaitan, Cawang mengarah ke Kebon Nanas. Ketinggian air berkisar lebih dari 50 sentimeter. Banjir ini berimbas pada kemacetan panjang di sejumlah jalan proÂtokol di Jakarta.
Mendapat kritikan tersebut, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi tak setuju proyek LRT Jabodebek sebagai penyebab genangan air di sekitar proyek tersebut.
"Saya minta Pak Gubernur (Anies) meneliti lebih jauh. Kalau berstatemen ada buktinya," kata Budi, Ahad (7/4).
Budi menjelaskan pembanÂgunan LRT seharusnya sudah sesuai mekanisme yang tepat seÂhingga tidak berdampak negatif. Ia memastikan pembangunan LRTJabodebek sudah dilakukan dengan perencanaan yang baik.
Mendapat bantahan tersebut, Anies berkilah bahwabanjir bukan disebabkan pembanguÂnan LRT, melainkan keterseÂdiaan pompa untuk mencegah banjir yang kurang. "Karena pompanya kurang maka terjadi banjir yang kurang menyediakan pompa adalah pihak kontraktor LRT," kilah Anies.
Seharusnya kontraktor proyek LRT, kata Anies menyediakan pompa agar tak terjadi genangan air hingga banjir di sekitar area pembangunan.