Menjelang sore, tidak ada aktivitas mencolok di lahan yang beralamat di Jalan Rumah Sakit Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Padahal, lahan seluas 26,5 hektare ini akan dibangun stadion megah. Yang terlihat hanya hamparan tanah kosong. Di sudut lahan ada satu alat berat berupa bekhoe. Itu pun dalam keadaan mati. Alat berat itu terhimpit di tengah-tengah puluhan beton yang ditumpuk secara tidak beraturan.
"Sekarang baru tahap perataan tanah. Bulan depan baru kontruksinya," ucap Lukmanul Hakim, petugas Satpol PP saat berbincang-bincang dengan Rakyat Merdeka, Jumat (15/3).
Berdasarkan pengamatan, laÂhan pembangunan JIS berdampingan dengan Taman Bersih Manusiawi Wibawa Sunter. Lokasinya tak jauh dari permukiman atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat. Pagar beton dibangun mengelilingi lahan kosong itu. Tingginya sekitar 2,5 meter. Sehingga, tidak terlihat jelas kondisi didalamnya.
Untuk masuk ke dalam lahan terdapat gerbang. Letaknya di pojok. Ukurannya tidak besar. Hanya selebar 5 meter. Sebuah portal dipasang di tempat itu. Posisi terbuka, sehingga siapa pun bebas keluar masuk.
Tidak jauh dari portal, terdapat pos penjagaan. Cukup besar. Lengkap dengan dua kontainer untuk tempat tinggal. Pos terseÂbut dijaga 5 petugas Satpol PP. "Kami jaga di sini selama 24 jam. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ucap Lukman kembali.
Di dalam lahan sudah tidak ada lagi bangunan liar. Semua telah rata dengan tanah. Yang tersisa hanya dua tenda besi yang belum dibongkar. Tenda tersebut sebelumnya digunakan untuk proses peresmian dimulainya pembangunan salah satu stadiontermegah di Indonesia itu, Kamis (14/3). Karena lahankosong, puluhan kambing liar bebas berkeliaran. Hewan tersebut mengais-ngais sisa makanan.
Di tengah-tengah lahan, berdiridua bangunan kecil. Dari konÂtainer bekas. Cukup mencolok karena dicat warna putih dan dilengkapi dengan pendingin ruangan. Tidak terlihat satu pun petugas yang berjaga di ruangan itu. Di dalamnya, diletakan dua meja kaca. Isinya, bentuk staÂdion secara utuh dengan skala lebih kecil atau maket.
Sedangkan meja lainya, meÂnampelkan komplek stadion seÂcara lengkap. Mulai dari banguÂnan komersial, lapangan latihan, publik plaza, jalur pedestarian, Taman BMW, ITF Sunter hingga Danau Sunter. "Jadi di lahan ini tidak hanya dibangun stadion, tapi juga tempat olahraga lain," ungkap Lukman.
Selain itu, desain stadion model tiga dimensi ditempel di dinding ruangan itu. Sehingga pengunjung bisa melihat secara detail bentuk stadion yang akan menjadi kebanggaan warga Jakarta ini. Stadion diklaim akan lebih megah dan modern dibandingdengan Stadiun Utama Gelora Bung Karno.
Stadion ini lebih modern lanÂtaran atapnya bisa dibuka tutup, untuk mengantisipasi hujan jika sedang digelar ada pertandingan. Lapangannya pun bisa digesar sehingga bisa digunakan untuk pertunjukan seni maupun musik. Ini dilakukan agar tidak merusak rumput stadion.
Lukman memastikan, di lahan ini sudah tidak ada lagi banguÂnan liar. Sebab, status tanah ini telah menjadi milik Pemprov DKI Jakarta. "Jadi tinggal banÂgun stadion saja," ucapnya.
Direktur Proyek JIS PTJakpro, Iwan Takwin mengatakan, pemÂbangunan stadion JIS dimulai secara bertahap dan akan ramÂpung 22 Juni 2021. Tahap awal dimulai dengan perataan tanah, kemudian mengangkat permuÂkaan struktur tanah.
"Alat-alat berat sudah mulai pemerataan lahan dulu. Setelah itu tiga minggu ke depan sudah mulai pematangannya," ujar Iwandalam keterangannya, kemarin.
Selama proses pengerjaan kontruksi utama seperti, peÂmasangan pondasi dan pancang, kata Iwan lapangan untuk latihan direncanaka tuntas terlebih daÂhulu. Sehingga selama proses kontruksi, Persija dan Timnas bisa memulai latihan. "Jadi bisa sambil menemani kita membanÂgun stadion," ucapnya.
Stadion ini bakal jadi kandang klub kebanggaan warga ibukota Jakarta, Persija. Klub Persija yang sudah lama tak memiliki stadion kini bisa berbangga hati. Personel Macan Kemayoran-juÂlukan bagi Persija, bisa berlatih dan bertanding di sini. "Tapi (JIS) ini bisa juga digunakan unÂtuk acara lainnya," imbuhnya.
Untuk penyewaan, Iwan meÂnyerahkan kepada Pemprov DKI Jakarta, baik untuk timnas, pertandingan, exhibition, atauÂpun big match. Sebab, fasiliÂtas standar bangunannya meÂmang dibuat untuk event besar. Walaupun diatur Pemprov, lanjut dia, Jakpro juga akan terlibat dalam pengelolaannya.
Sebab, penugasan Jakpro bukan hanya membangun stadion, tapi juga mengembangkan kawasan ini "Paling lama enam bulan ke depan kami harus sudah meÂnemukan formulanya bersama Pemprov DKI," harap dia.
Dalam membangun stadionini, Iwan mengungkapkan pihaknya akan melibatkan perancang stadion tidak hanya berasal darilokal, tapi juga konsultan stadion pada Piala Dunia 2022 di Qatar dan stadion klub-klub Liga Primer Inggris.
"Stadion juga direncanakan bebas banjir," ucapnya.
Lebih lanjut, kata Iwan, Di dalam stadion direncanakan tidak ada lintasan atletik, lapanÂgan stadion juga bisa digeser. Tujuannya agar kualitas rumput tidak rusak saat stadion dipakai untuk kegiatan seni dan musik.
"Jadi antisipasinya dengan konÂsep grass-nya bisa movable. Jadi, bisa dimasukkan ke basement, atapnya juga movable," jelasnya.
Akses tiket dan penonton juga akan diatur sehingga tak akan ada penumpukan penonton mauÂpun calo. "Kami punya aplikasi yang bisa menganalisis pergÂerakan suporter sehingga bisa termitigasi dan mengantisipasi potensi bentrok saat big match," ungkapnya.
Selain untuk stadion, kata Iwan, lahan seluas 26,5 hektare juga akan dibangun fasilitas rekreasi dan atraksi lain seperti, bungge jumping setinggi 60 meÂter serta rock climbing.
"Jadi banyak spesialis master plan, spesialis sirkulasi penonÂton. Juga ada tim ahli, tinggi kemiringan tribun, juga tangga tribun," jelasnya.
Iwan menargetkan, pembanÂgunan JIS beserta fasilitas peÂnunjangnya akan tuntas dalam waktu 36 bulan, termasuk pemÂbuatan master plan yang akan dibuat paling lama 6 bulan. Ke depan, perawatan stadion dalam jangka panjang juga tidak mengÂgunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
"Perawatannya bisa mengguÂnakan income yang didapat dari kegiatan komersial yang ada di kawasan itu," pungkasnya.
Latar Belakang
Tim Persija Ngarep Stadion JIS Bisa Manjakan Atlet
Proyek pembangunan JIS di Tanjung Priok, Jakarta Utara resmi dimulai pada Kamis (14/3) lalu. Stadion dengan luas 221.000 meter persegi ini direncanakan bisa menampung 82 ribu penonton.
Stadiun dengan konsep modernini juga ramah disabilitas dengan menyediakan 200 tempat duduk, 24 lot parkir kendaraan, 25 lokasi toilet khusus disabilitas. Selain itu, juga disediakan tempatparkir bagi VVIP, VIP, atlet, dan official. Tersedia sekiÂtar 800 lot parkir mobil dan 100 lot parkir bus.
Atap stadionnya bisa dibuka-tutup. Fitur ini disediakan agar stadion juga dapat digunakan untuk kegiatan pertunjukan indoor, seperti konser musik. Stadion ini memiliki ruang terbuka publik yang terintegrasi dengan Taman BMW dan Danau Sunter Utara.
Praktis area stadion ini memiÂliki lokasi wisata air, sehingga menciptakan suasana fasilitas olahraga yang menyatu dengan alam. Desain plasanya berbetuk garis-garis yang dapat berfungsi sebagai shaf salat, sehingga penÂgunjung bisa menggunakannya untuk salat berjamaah.
Direktur Utama Jakpro selaku penanggungjawab pembangunan JIS, Dwi Wahyu Daryoto menÂgatakan, anggaran pembangunan stadion sebesar Rp 5 triliun yang dibagi menjadi tiga termin atau tiga tahun. Termin pertama tahun 2019, Jakpro telah menerima kucuran dana Rp 900 miliar.
"Dalam waktu tiga tahun pemÂbangunan stadion diharapkan tuntas," ujar Dwi.
Menurut Dwi Stadion BMW yang baru akan dilengkapi seÂjumlah fasilitas menarik. Seperti, fasilitas atraksi yaitu, bungee jumping dan rock climbing setinggi 60 meter yang bisa diguÂnakan warna setiap hari.
Juga fasilitas atraksi seperti, trek jogging yang akan berada di atap stadion. Atapnya, akan dilengkapi dengan sistem buka tutup sehingga bisa digunakan untuk kepentingan lain, yaitu untuk berolahraga. "Pengunjung juga dapat merasakan sensasi terjun dari atap stadion ke atas lapangan sepak bola," ucapnya.
Bangunan stadion, lanjut dia, juga dirancang untuk mendapatkan sertifikat green building. Untuk mendapatkan sertifikat green building, pengelolaan air dan limbah akan dibuat ramah lingkungan.
Lebih lanjut Dwi mengaku tidak ingin keberadaan Stadion BMW nantinya malah memÂbebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Sehingga, perlu adanya skema pembiayaan yang mandiri untuk stadion sehÂingga pengelolaannya bisa terus berkelanjutan.
"Tidak mungkin setiap tahun harus membebani APBD hanya untuk stadion, padahal bisa dikoÂmersialkan," kata dia.
Untuk mengoptimalkan pendapatan dari kawasan tersebut, Dwi mengatakan, pihaknya telah berencana agar kawasan itu bisa menjadi kompleks yang terdiri dari sejumlah tempat lain, seperti hotel maupun arena multifungsi.
Dwi mengatakan, yang dikerjakan terlebih dahulu adalah stadionnya yang akan tuntas pada 2021, berikutnya menyÂusul perencanaan pembangunan infrastruktur lainnya.
"Untuk kawasannya memang belakangan. Karena itu harus melibatkan mass rapid tranÂsit (moda raya terpadu), light rail transit (kereta api ringan), dan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) lainnya," jelas Dwi.
Dwi menjelaskan, Jakpro akan mengkoordinir pembangunan kawasan tersebut. Hanya saja untuk pengerjaannya, Jakpro akan menggandeng sejumlah pihak lain. "Karena enggak mungkin Jakpro bekerja sendiri. Ini merupakan pekerjaan besar, waktunya terbatas, dan ilmunya pun terbatas," ungkap Dwi.
Sementara, Ketua Umum The Jakmania, Tauhid Indrasjarief mengatakan, adanya JIS tentuÂnya bisa digunakan Persija sebaÂgai kandang dalam menghadapi kompetisi di setiap musimnya.
"Persija tadinya punya staÂdion Menteng terus digusur dan sampai sekarang tidak ada punya tempat lagi," ujar pria yang akrab disapa Bung Ferry. ***