Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Etika Politik Dalam Al-Qur'an (35)

Pelajaran Diplomasi Publik (1) Tak Ada Kekerasan Dalam Agama

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/nasaruddin-umar-5'>NASARUDDIN UMAR</a>
OLEH: NASARUDDIN UMAR
  • Senin, 04 Maret 2019, 08:27 WIB
Pelajaran Diplomasi Publik (1) Tak Ada Kekerasan Dalam Agama
Nasaruddin Umar/Net
KITA masih sering melihat dan mendengar ada orang memaksakan kehendak atas nama agama. Khusus dalam agama Islam, tidak bisa dibenarkan seseorang memaksakan kehendaknya terutama untuk mengajak orang lain beragama Islam. Allah Swt dengan tegas mengatakan: Tidak ada pak­saan untuk (memasuki) agama (Islam)/Q.S. al-Baqarah/2:256). Urusan keyakinan dan keimanan adalah urusan dan hak proregatif Allah Swt, sebagaimana dikatakan dalam Al-Qur’an: Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, (Q.S. al-Qashash/28:56). Kita hanya berkewajiban menyampaikan kebenaran dan isi ajaran agama itu. Urusan diterima atau ditolak itu adalah urusan Allah Swt.

Di dalam melaksanakan da'wah pun, kita harus menggunakan cara-cara bijaksana dan samasekali tidak dibenarkan menggunakan cara-cara kekerasan, sebagaimana ditegas­kan dalam ayat: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang menda­pat petunjuk. (Q.S. al-Nahl/16:125).

Pengalaman Nabi Nuh As, yang berusaha memaksa anaknya untuk naik di atas perahu kebenaran yang dikendalikannya, namun Allah Swt menegur Nabi Nuh agar tidak memaksa orang walaupun itu anak kandung­nya sendiri, sebagaimana dikatakan dalam ayat: Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku, termasuk keluargaku, dan sesung­guhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya. Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguh­nya (perbuatannya) perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak menge­tahui (hakikat) nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan." (Q.S. Nuh/11:45).

Berdakwah adalah mulia, apalagi jika dak­wah itu menghasilkan banyak orang tertarik masuk dan mengikuti agama Allah Swt, namun lebih dari itu, Allah Swt meminta kita untuk bersabar agar sebaik apapun sebuah tujuan tidak boleh menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan itu. Sebetulnya bukan hanya kekerasan, tetapi menanam kebencian kepada orang lain yang kemudian menyebabkan la­hirnya pendhaliman terhadap orang itu juga dilarang, sebagaimana firman Allah Swt: Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. (Q.S. al-Maidah/5:8).

Allah Swt mengingatkan kita untuk tidak menempuh cara-cara kekerasan untuk tujuan apapun. Kita tidak dibenarkan mengorbankan orang lain. Dalam Al-Qur'an ditegaskan: Barangsiapa yang membunuh seorang ma­nusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat keru­sakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. (Q.S. al-Maidah/5:32). 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA