Ketika Nabi di Makkah, ada seorang peguÂlat tangguh bernama Rukanah bin Abdu Yazid yang tak terkalahkan oleh pegulat manapun. Dilukiskan dalam hadis, badannya besar, tinggi dan berotot. Melihatnya saja nyali para penantang bertambah ciut. Ia memiliki banyak reputasi menghamparkan lawan-lawannya di atas kanvas. Tak seorangpun yang berani menantangnya sehingga ia menjadi juara berÂtahan dalam gulat profesional. Rukanah pun mengumbar kesombongan ke mana-mana sebagai juara bertahan tak terkalahkan.
Suatu ketika salah seorang sahabat meÂnyaksikan kehebatan Nabi di dalam memeliÂhara kesehatan fisik, seolah tiada hari tanpa olahraga. Tubuh Nabi tidak sebesar RukaÂnah, namun kekuatan otot Nabi selalu terpeÂlihara. Tidak ada yang menyangka ketika ia menyanggupi ajakan salah seorang sahabatÂnya untuk menantang Rukanah. Nabi dengan penuh kesadaran menyanggupi untuk menÂjadi penantang Rukanah. Panitia pertandinÂgan gulat membuat kanvas untuk menggelar pertandingan seru antara Nabi Muhammad dan Rukanah bin Abdu Yazid. Manusia berÂbondong-bondong datang dari berbagai penjÂuru untuk menyaksikan pertandingan seru ini.
Akhirnya, tiba saat yang mendebarkan. Juri gulat profesional sudah mengambil anÂcang-ancang untuk memulai pertandingan. Nabi Muhammad dan Rukanah menaiki ring/ kanvas. Ketika permainan seru ini mau dimuÂlai, terdapat sejumlah orang yang cemas keÂpada Nabi, karena postur tubuh antara kedÂuanya tidak seimbang. Rukanah berbadan besar-tinggi, sementara Nabi lebih kecil. KeÂtika pertandingan dimulai, tepuk tanganpun bersorak-sorak memberi dukungan kepada pujaannya masing-masing, sebagaimana layaknya sebuah pertandingan.
Pada ronde pertama dan kedua, kedua beÂlah pihak belum memperlihatkan agresifitasÂnya. Namun pada ronde ketiga, Nabi kelihaÂtan lebih agresif dan ketika Rukanah dalam keadaan sedikit lengah, Nabi langsung merÂangkul dan mengunci badan Rukanah. SeteÂlah itu Nabi langsung membanting Rukanah di kanvas dan terus dikunci sehingga RukaÂnah tidak bisa bergerak sedikitpun. Akhirnya juri memutuskan dan memberikan kemenanÂgan mutlak kepada Nabi, sementara Rukanah mengaku kalau dan tidak sanggup lagi melanÂjutkan pertandingan. Rukanah dicemooh oleh para penggemarnya dan tidak pernah lagi berulah dan berlaku sombong.
Kisah nyata ini menunjukkan bahwa meskipÂun seorang Nabi dan Rasul, tetapi tetap meÂmelihara kebugaran tubuhnya, memelihara makan dan minumnya, merawat selalu kesehatannya, serta memelihara jam tidurnya. Dalam riwayat disebutkan Nabi adalah palÂing sedikit mengalami atau diserang penyakit. Akhir hayatnya baru dikenal sakit demam dan itulah yang membawanya pergi untuk selama-lamanya.
Allahu a'lam.