Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Perempuan Hebat di Dalam Al-Qur'an (56)

Keutamaan Siti Aisyah...

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/nasaruddin-umar-5'>NASARUDDIN UMAR</a>
OLEH: NASARUDDIN UMAR
  • Senin, 22 Oktober 2018, 09:03 WIB
Keutamaan Siti Aisyah...
Nasaruddin Umar/Net
DIANTARA semua isteri Nabi Muhammad Saw, Aisyah bin­ti Abu Bakar paling banyak kekhususan atau keistime­waan. Di antara kekhususan itu ialah, Pertama, satu-stu­nya isteri Nabi yang pernah menyaksikan langsung wa­jah malaikat Jibril. Mungkin dialah satu-satunya orang yang selain nabi bisa menyaksikan wajah malaikat Jibril. Ini diriwayatkan dalam beberapa hadis yang intinya Aisyah bertanya siapa tamu yang diistimewakan itu lalu Nabi menjawab itu adalah malaikat Jibril.

Kedua, Aisyah satu-satunya isteri Nabi Muhammad yang gadis (perawan). Selainnya adalah janda, bahkan sudah memiliki beberapa anak, termasuk Khadijah, yang menjadi isteri pertama Nabi. Ia dikawini pada saat ia berumur 40 tahun sedangkan nabi Muhammad Saw baru berumur 25 tahun. Bandingkan dengan Aisyah, ia dikawini dalam usia 6 atau tujuh tahun digauli usia 9 tahun walaupun harus menjadi janda ke­tika ia berumur 18 tahun.

Ketiga, Aisyah pernah mengatakan hanya aku yang menjadi isterinya yang perawan dan tidak pernah berbagi dengan laki-laki lain. Semenjak Nabi wafat, meskipun usianya masih muda (17 tahun) tetapi Aisyah tidak pernah lagi menikah dengan laki-laki lain, karena memang ada larangan untuk menikahi mantan isteri Nabi Muhammad Saw.

Keempat, Aisyah isteri terakhir Nabi dari kalangan Muhajirin (pengungsi dari Mekkah). Setelahnya semua dari kaum Anshar atau et­nik lain di luar etnik Quraisy. Kelima, Ayahnya Aisyah merupakan sahabat paling setia Nabi dan menjadi khalifah pertama yang menggantikan posisi nabi Muhammad saw sebagai Kepala Pemerintahan setelah Nabi wafat.

Kelima, Aisyah juga bangga karena Nabi meminta izin untuk dirawat di kamar/rumah Aisyah ketika Nabi sakit dan akhirnya menemui ajalnya di ranjang kesayangan Aisyah. Nabi juga dimakamkan di bawah ranjang Aisyah, sebagaimana disebutkan dalam riwayat bahwa ketika Nabi dimakamkan ranjang Aisyah digeser lalu di bawahnya digali makam Nabi.

Keenam, Aisyah juga bangga karena ia merawat Nabi, suaminya secara intensif pada detik-detik menjelang Nabi wafat. Isteri-isteri Nabi yang lain juga sesungguhnya ikut meme­lihara dan merawat Nabi tetapi mereka berada di kamar atau di rumah masing-masing. Tidak seperti Aisyah yang 24 jam melayani dan mera­wat Nabi.

Ketujuh, Aisyah juga mengatakan tak se­orang pun menyaksikan detik-detik kematian Nabi selain dirinya dan beberapa malaikat, termasuk malaikat Jibril. Orang-orang terdekat Nabi lainnya hanya menyaksikan Nabi setelah wafat tetapi tidak menyaksikan masa kritisnya. Bahkan Aisyah menyatakan Nabi wafat di dalam pelukannya.

Kedelapan, Ia juga mengaku paling disayangi dan paling dimanjakan oleh Nabi. Sejumlah riwayat menceritakan Aisyah paling banyak menceritakan pengalaman pribadinya dengan Nabi kepada masyarakat.Hampir semua riwayat yang berhubungan dengan "ranjang" berasal dari Aisyah. Isteri-isteri Nabi lain jarang menceritakan pengalaman pribadinya dengan Nabi.

Kesembilan, Aisyah menceritakan satu-satu­nya isterinya yang mandi dalam satu kolam yang sama dengan Nabi. Ia juga pernah menyatakan pernah makan dalam satu baki yang sama ketika dirinya sedang menstruasi. Pengalaman yang serupa katanya tidak pernah dialami isteri-isteri Nabi yang lain.

Kesepuluh, Aisyah pernah menyaksikan turun­nya wahyu ketika ia bersama Nabi masih di da­lam selimut. Beberapa kali Aisyah menyaksikan turunnya wahyu, hingga ia pernah menceritakan, wahyu paling berat diterima Nabi ialah wahyu yang turun dalam bentuk bunyi lonceng.

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA