Kedua, Aisyah satu-satunya isteri Nabi Muhammad yang gadis (perawan). Selainnya adalah janda, bahkan sudah memiliki beberapa anak, termasuk Khadijah, yang menjadi isteri pertama Nabi. Ia dikawini pada saat ia berumur 40 tahun sedangkan nabi Muhammad Saw baru berumur 25 tahun. Bandingkan dengan Aisyah, ia dikawini dalam usia 6 atau tujuh tahun digauli usia 9 tahun walaupun harus menjadi janda keÂtika ia berumur 18 tahun.
Ketiga, Aisyah pernah mengatakan hanya aku yang menjadi isterinya yang perawan dan tidak pernah berbagi dengan laki-laki lain. Semenjak Nabi wafat, meskipun usianya masih muda (17 tahun) tetapi Aisyah tidak pernah lagi menikah dengan laki-laki lain, karena memang ada larangan untuk menikahi mantan isteri Nabi Muhammad Saw.
Keempat, Aisyah isteri terakhir Nabi dari kalangan Muhajirin (pengungsi dari Mekkah). Setelahnya semua dari kaum Anshar atau etÂnik lain di luar etnik Quraisy. Kelima, Ayahnya Aisyah merupakan sahabat paling setia Nabi dan menjadi khalifah pertama yang menggantikan posisi nabi Muhammad saw sebagai Kepala Pemerintahan setelah Nabi wafat.
Kelima, Aisyah juga bangga karena Nabi meminta izin untuk dirawat di kamar/rumah Aisyah ketika Nabi sakit dan akhirnya menemui ajalnya di ranjang kesayangan Aisyah. Nabi juga dimakamkan di bawah ranjang Aisyah, sebagaimana disebutkan dalam riwayat bahwa ketika Nabi dimakamkan ranjang Aisyah digeser lalu di bawahnya digali makam Nabi.
Keenam, Aisyah juga bangga karena ia merawat Nabi, suaminya secara intensif pada detik-detik menjelang Nabi wafat. Isteri-isteri Nabi yang lain juga sesungguhnya ikut memeÂlihara dan merawat Nabi tetapi mereka berada di kamar atau di rumah masing-masing. Tidak seperti Aisyah yang 24 jam melayani dan meraÂwat Nabi.
Ketujuh, Aisyah juga mengatakan tak seÂorang pun menyaksikan detik-detik kematian Nabi selain dirinya dan beberapa malaikat, termasuk malaikat Jibril. Orang-orang terdekat Nabi lainnya hanya menyaksikan Nabi setelah wafat tetapi tidak menyaksikan masa kritisnya. Bahkan Aisyah menyatakan Nabi wafat di dalam pelukannya.
Kedelapan, Ia juga mengaku paling disayangi dan paling dimanjakan oleh Nabi. Sejumlah riwayat menceritakan Aisyah paling banyak menceritakan pengalaman pribadinya dengan Nabi kepada masyarakat.Hampir semua riwayat yang berhubungan dengan "ranjang" berasal dari Aisyah. Isteri-isteri Nabi lain jarang menceritakan pengalaman pribadinya dengan Nabi.
Kesembilan, Aisyah menceritakan satu-satuÂnya isterinya yang mandi dalam satu kolam yang sama dengan Nabi. Ia juga pernah menyatakan pernah makan dalam satu baki yang sama ketika dirinya sedang menstruasi. Pengalaman yang serupa katanya tidak pernah dialami isteri-isteri Nabi yang lain.
Kesepuluh, Aisyah pernah menyaksikan turunÂnya wahyu ketika ia bersama Nabi masih di daÂlam selimut. Beberapa kali Aisyah menyaksikan turunnya wahyu, hingga ia pernah menceritakan, wahyu paling berat diterima Nabi ialah wahyu yang turun dalam bentuk bunyi lonceng.