Hal itu disampaikan oleh Gubernur Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam acara Press Gathering MPR bersama wartwan di Eastparc Hotel, Yogyakarta, Jumat (19/10).
"Selama saya jadi gubernur, Yogyakarta sudah final menjadi bagian dari Republik. Kalau ada orang yang punya aspirasi lain di Yogyakarta jangan bawa-bawa Yogya. Tapi itu kan demokrasi, iya betul, demokrasi itu alat bukan tujuan, demokrasi harus berhenti kalau kita bicara nasionalisme," ucap Sultan.
Hal itu disampaikan ketika dirinya melarang mahasiswa Papua untuk aksi peringatan 1 Desember yang identik dengan isu separatisme.
"Selama saya jadi gubernur kalau ada aspirasi di luar itu (kebangsaan) saya sebut separatisme," tegasnya.
Menurut dia kalau demokrasi bisa mengalahkan nasionalisme maka NKRI bisa terdiri dari banyak negara dan berjalan sendiri-sendiri. Dia pun tidak peduli ketika dituding melanggar HAM dan demokrasi karena tindakan tersebut.
"Ini sikap saya karena orang tua saya punya andil dalam membangun Republik ini jadi wajar jika saya bersikap seperti ini apapun risikonya," pungkas Sultan.
[rus]
BERITA TERKAIT: