Hal tersebut ditandai dengan fenomena amoral yang makin menjamur, seperti LGBT, korupsi, dan radikalisme.
Wakil Ketua MPR RI Mahyudin menyebut, saat ini masyarakat mulai mengalami kerinduan yang terhadap pendidikan moral Pancasila. Ini bisa dilihat dari semakin gencarnya berbagai elemen dan kelompok masyarakat mengajukan permohonan Sosialisasi Empat Pilar MPR.
“Sampai kami kewalahan saking banyaknya permohonan tersebut," katanya, dalam acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, di aula Kecamantan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu (10/10).
Rakyat, lanjut Mahyudin, merindukan pendidikan moral Pancasila (PMP) kembali diajarkan di sekolah-sekolah. Dengan begitu, rakyat Indonesia bisa dibentengi dari serbuan ketimpangan moral yang luar biasa merusak.
"Artinya apa, rakyat sebenarnya sangat merindukan apa-apa yang baik di era dahulu seperti pelajaran PMP tersebut. Sebab, Pancasila sebenarnya bukan sesuatu yang didoktrinkan yang diambil dari luar dan dipaksa dimasukkan dalam kepala rakyat Indonesia. Pancasila itu lahir dari jiwa dan karakter rakyat Indonesia sendiri," tukasnya.
Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dengan tema 'Merawat Persatuan Dalam Keragaman Demi Kedamaian dan Persatuan Bangsa' dihadiri perangkat Desa Babulu Darat, aparatur desa dan kecamatan serta sekitar 300 lebih masyarakat Desa Babulu Darat dan masyarakat sekitar kecamatan Babulu.
[ian]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: