Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Perempuan Hebat di Dalam Al-Qur'an (37)

Kaum Homo Dan Azab Tuhan

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/nasaruddin-umar-5'>NASARUDDIN UMAR</a>
OLEH: NASARUDDIN UMAR
  • Kamis, 04 Oktober 2018, 08:51 WIB
Kaum Homo Dan Azab Tuhan
Nasaruddin Umar/Net
SEJARAH monumental mencatat umat Nabi Luthh yang durhaka dimusnah­kan dengan cara yang amat mengerikan. Mere­ka masuk ke dalam perut bumi yang panas kemu­dian ditenggelamkan den­gan air super asin, yang sekarang disebut Laut Mati (Dead Sea). Mer­eka betul-betul disapuh bersih dengan azab Tuhan. Bisa dibayangkan, tanah lapis bawah yang berupa bara api naik ke permukaan bumi yang dihuni manusia yang penuh mak­siyat ditumpahkan ke dasar bumi yang panas. Siksaannya dilukiskan dalam ayat: "Maka tat­kala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertu­bi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim. (Q.S. Hud/11:82-83)."

Dalam artikel terdahulu dijelaskan ba­gaimana peran istri Nabi Luth terlibat di dalam skandal yang ada di wilayah antara Yorda­nia dan Palestina antara lain kejahatan ho­moseks yang menyebabkan dirinya diklaim sebagai perempuan penghianat. Kisah ini mengingatkan kita pada peringatan dini Al- Qur'an bahwa: "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbua­tan tangan manusia, supaya Allah merasa­kan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (Q.S. al-Rum/30:41). Per­ingatan yang sama juga sudah dibayangkan oleh para malaikat ketika Allah Swt meren­canakan akan menciptakan manusia di bumi dan kelak manusia diprediksi akan membuat kerusakan alam dan pertumpahan darah: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senan­tiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Se­sungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (Q.S. al-Baraqarah/2:30).

Bukan hanya kerusakan alam tetapi dosa dan maksiat yang dilakukan manusia sela­lu berbanding lurus dengan azab dan bala yang ditimpakan Tuhan kepada manusia. Berbagai jenis azab Tuhan kepada manusia sebagai akibat perbuatan dosa dan maksiat. Ada dalam bentuk penularan penyakit bina­tang kepada manusia seperti kasus bina­tang unta misterius yang ditujukan kepada Nabi Saleh yang kaumnya terkenal dengan kejahatan korupsi yang merajalela (Q.S. al- Syura/26:153 dan Q.S. Hud/11:67), penderi­taan pasukan Talut dan Jalut akibah wabah linta (Q. S. al-Baqarah/2:249), dan pasukan Raja Abrahah yang berusaha menghancur­kan Ka'bah di Makkah berakibat fatal den­gan gempuran virus "Thairan Ababil" (S. Al-Fil/105:1-5). Kata thairan ababil banyak diterjemahkan oleh para mufassir dengan "binatang yang berbondong-bondong". Han­ya Muahammad Abduh yang menolak men­gartikan al-thair dengan "burung". Ia men­gartikannya dengan sejenis serangga atau dewasa ini sering disebut dengan virus. Vi­rus atau mikroba inilah disebarkan melalui angin yang memusnahkan seluruh pasukan gajah Abrahah. Apabila zat tersebut menyentuh anggota badan manusia, maka langsung mengakibatkan luka-luka yang pada akh­irnya menyebabkan hancurnya seluruh ba­dan, yang mengingatkan kita kepada virus anthrax. Segolongan ahli mengartikan sijjil dengan "tanah yang terbakar", "batu yang di­pahat". Ibnu Katsir sendiri mengartikan kata sijjil dengan "tanah keras".

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA