Perempuan Hebat didalam Al-Qur'an(13)

Apakah Istri Nabi Luth Dukung Kaum Homo?

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/nasaruddin-umar-5'>NASARUDDIN UMAR</a>
OLEH: NASARUDDIN UMAR
  • Rabu, 05 September 2018, 08:16 WIB
Apakah Istri Nabi Luth Dukung Kaum Homo?
Nasaruddin Umar/Net
PEMBERITAHUAN kepada masyarakat yang dikenal ge­mar mencintai kaum sejenis tentang hadirnya sejumlah pe­muda tampan yang menjadi tamu Nabi Luth dilakukan oleh istri Nabi Luth (imra'ah Luth). Apakah sikap ini bias diartikan sebagai dukungan istri Nabi Luth terhadap kaum homo pada saat itu? Apakah karena sikap itu sehingga istri Nabi Luth divonis sebagai perempuan pengkhianat, seba­gaimana disebutkan dalam ayat: Keduanya disebutkan dalam ayat: Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya be­rada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya); "Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)". (Q.S. al-Tahrim/66:10). Kejahatan kesusilaan umat Nabi Luth diungkapkan di dalam beberapa ayat, antara lain: Q.S. al-A'raf/7:80-83, Q.S. al-'Ankabut/29:29-30, Q.S. Hud/11:82-83,77.

Pengkhianatan Istri Luth dianggap paling keji karena bukan hanya menghianati suaminya tetapi memberi dukungan terhadap kaum homoseksual. Istrinya bukannya mendukung misi dakwah suaminya yang menyeru kaumnya untuk menghentikan kebiasaan bu­ruk mereka sebagai homoseksual, tetapi bekerjasama dengan seorang perempuan tua yang bertindak seba­gai mucikari. Ia memberi keping-keping uang emas kepada istri Nabi Luth agar mau menyampaikan kalau suaminya kedatangan tamu laki-laki tanpan. Akhirnya datanglah sejumlah malaikat menyamar sebagai laki-laki tampan yang pada akhirnya menjadi babak akhir kejahatan seksual tersebut.

Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth ber­kata: "Hai kaumku, inilah putri-putri (negeri) ku mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama) ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?" Mereka menjawab: "Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap putri-putrimu, dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki." Luth berkata: "Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)." Para utusan (malaikat) berkata: "Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu ka­mu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorang di antara kamu yang tertinggal, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?" (Q.S. Hud/11:78-81).

Jika kejahatan dan kemaksiyatan merajalela dan para kaum pendosa tidak mau memperhatikan se­ruan Nabinya maka pada akhirnya malapetaka akan menimpa kelompok masyarakat tersebut. Masyarakat Nabi Luth pada akhirnya ditimpakan musibah yang amat mengenaskan, termasuk yang terkena musibah itu ialah istrinya sendiri, sebagaimana dinyatakan dalam ayat: "Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).(Q.S. al- A'raf/7:83)." Dalam kitab-kitab tafsir, istri Nabi Luthh tidak terlibat dalam kejahatan seksual dan bukan karena pembocoran kehadiran adanya tamu asing membuatnya disebut pengkhianat, tetapi perbedaan akidah dan keimanan dengan suaminya. Ia bukan pen­dukung homoseks tetapi mungkin mau menjadikannya sebagai suatu kebanggaan kalau suaminya memiliki sahabat-sahabat yang tampan.

Ayat-ayat tersebut di atas mengingatkan kepada kita semua bahwa bukanlah sebuah jaminan seorang Nabi dan Rasul otomatis keluarganya shaleh/shale­hat. Istrinya Nabi Luth termasuk yang kena bencana. Sebaliknya seorang suami yang jahat otomatis keluar­ganya jahat. Lihat Istri Fir'aun, Sitti Asia, mendapatkan pujian Allah sebagai perempuan yang paling shalehah tetapi suaminya penjahat terbesar. Ada seorang anak paling jahat dalam Al-Qur'an, yaitu Qan'an, ternyata ia putranya Nabi Nuh. Namun ada juga anak pal­ing shaleh dalam Al-Qur'an yaitu Ismail, putra Nabi Ibrahim. Ayah paling jahat, bukan saja penyembah berhala tetapi pembuat berhala lalu disembah orang lain. Ayah tersebut ternyata ayahnya Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim sendiri seorang Bapak ideal karena melahirkan keturunan Nabi yang kemudian membawa agama dan wahyu, yaitu Nabi Musa dengan kitab Taurat dan agama Yahudi, dan Nabi Isa dengan Kitab Injil dan agama nashrani, termasuk Nabi Muhammad Saw dengan kitab Al-Qur'an dan agama Islam.

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA