Image perempuan berasal dari tulang rusuk kiri, paling bawah, dan bengkok, mengimpleÂmentasikan citra negatif bagi kaum peremÂpuan. Cerita tentang penciptaan Hawa dari tulang rusuk Adam hanya dapat ditemukan daÂlam hadis antara lain: "Sesungguhnya peremÂpuan seperti tulang rusuk, jika kalian menÂcoba meluruskannya ia akan patah. Tetapi jika kalian membiarkannya maka kalian akan menikmatinya dengan tetap dalam keadaan bengkok." Namun komentar Pak Quraish ShiÂhab terhadap hadis ini lebih tepat untuk difahaÂmi makna metaforiknya daripada makna fakÂtualnya, yakni jika dilakukan pembiaran akan terus bengkok namun jika dipaksa akan patah. Dengan demikian hadis ini tidak cukup kuat untuk menyimpulkan perempuan subordinasi laki-laki dengan segala konsekwensinya.
Satu-satunya ayat yang sering menjadi canÂtolan terhadap isu tulang rusuk ialah: "Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada TuÂhanmu yang telah menciptakan kalian dari "diri" yang satu (a single self), dan daripadanÂya Allah menciptakan pasangan (pair)-nya,dan daripada keduanya Allah memperkembangbiÂakkan laki-laki dan perempuan yang banyak". (Q.S. al-Nisa'/4:1).
Di dalam Al-Kitab memang dijelaskan asal-usul penciptaan perempuan sebagai berikut: 21 Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. 22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangunNyalah seorang peremÂpuan, lalu dibawaNya kepada manusia itu. 23 Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tuÂlang dari tulangku, dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan karena ia diambil dari laki-laki."
Pernyataan di atas sangat tegas peremÂpuan dari tulang rusuk Adam. Mungkin inilah yang dimaksud oleh Syekh Muhammad RaÂsyid Ridha dalam kitab Al-Manar-nya bahwa sekiranya tidak pernah ada cerita penciptaan perempuan seperti di Al-kitab, maka tidak perÂnah ada cerita semacam itu dalam dunia inÂtelektual Islam.
Sudah saatnya kita memberikan pemahaÂman baru terhadap berbagai sumber yang mengisyaratkan perempuan berasal dari tuÂlang rusuk. Kita menemukan banyak sekali kiÂsah-kisah Israiliyat yang mengungkapkan cerÂita ini kemudian dijadikan dasar oleh sejumlah kitab kuning, termasuk kitab-kitab fikih yang ikut mengklaim perempuan dari tulang rusuk. Tidak terkecuali buku-buku Bahasa Arab daÂlam pembahasan tentang teologi perempuan sebagi faktor yang dijadikan dasar dalam peÂnentuan khithab mudzakkar sudah cukup unÂtuk menentukan sebuah perintah dan larangan tanpa harus menyebut khithab muannats (Hal ini akan dibahas tersendiri dalam artikel menÂdatang). Jika kita berhasil melakukan demiÂtologisasi tulang rusuk lalu kita kembali merÂujuk kepada semangat dan substansi ajaran Al-Qur'an tentang penciptaan manusia, yang tidak membedakan antara laki-laki dan peremÂpuan, maka image orang terhadap perempuan tentu akan berubah.