Perempuan Hebat di dalam Al-Qur'an (1)

Keunggulan Substansi Hawa

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/nasaruddin-umar-5'>NASARUDDIN UMAR</a>
OLEH: NASARUDDIN UMAR
  • Jumat, 24 Agustus 2018, 11:32 WIB
Keunggulan Substansi Hawa
Nasaruddin Umar/Net
MANUSIA kedua di dalam Al-Qur'an ialah Hawa. Ia diciptakan setelah Adam diciptakan. Meskipun Hawa ciptaan kedua (second cre­ation) tetapi ia tidak melam­bangkan jenis kelamin ked­ua (the second creation) sebagai subordinasi dari laki-laki. Citra Hawa di da­lam Al-Qur’an sangat mulia. Dilihat dari sudut substansi kejadian, sesungguhnya Hawa lebih mulia dari substansi laki-laki yang diciptakan dari tanah liat atau lumpur: Maka tanyakan­lah kepada mereka (musyrik Makkah): Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?" Sesung­guhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat (Q.S. al-Shafat/37:11). Berbeda den­gan Hawa yang diciptakan dari tulang rusuk Adam: "Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan ka­lian dari "diri" yang satu (a single self), dan daripadanya Allah menciptakan pasangan (pair)-nya, dan daripada keduanya Allah mem­perkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak (Q.S. al-Nisa’/4:1).

Dari kedua ayat tersebut dapat dilihat sum­ber kejadian Adam dan Hawa yang secara substantial berbeda. Adam dari tanah dan Hawa dari manusia (Adam). Jika benar Hawa berasal dari tulang rusuk Nabi Adam berarti Hawa bersumber dari sesuatu yang suci dan sakral, dari anggota badan Adam yang per­nah menjadi obyek sujud para malaikat dan jin. Bandingkan dengan asal-usul laki-laki dari tanah tembikar yang membuat iblis tidak mau sujud kepada Adam, karena secara substansi api yang menjadi substansi kejadian Iblis lebih mulia daripada tanah.

Meskipun manusia kedua (Hawa dikait­kan dengan jatuhnya anak manusia ke bumi). Awalnya ketika Adam diciptakan sendirian di surga, kemudian ia diciptakan pasangannya dari dirinya sendiri. Dalam riwayat-riwayat Is­railiyyat, diceritakan Adam merasa tidak nya­man sendirian. Ia sepertinya membutuhkan sesuatu tetapi ia tidak tahu apa yang dibutuh­kan. Akhirnya ia diminta tidur. Pada saat terti­dur terjadi proses "cloning", Hawa diciptakan dari tulang rusuk bengkok sebelah kiri paling bawah. Setelah selesai Adam diminta membu­ka matanya lalu ia menemukan Hawa di sebe­lahnya, kemudian ia dikawinkan dengannya.

Selama di surga, keduanya bebas menikma­ti apa saja: "Hai Adam diamilah kamu dan is­terimu di surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim". (Q.S. al- Baqarah/2:365). Persoalan mulai muncul ke­tika Iblis selalu datang menggoda keduanya (Q.S. al-A'raf/7:20). Dramatisasi godaan setan atau iblis mencapai puncaknya ketika mereka berhasil mendekati sang isteri tercinta, Hawa (Q.S. al-A'raf/7:22). Akibatnya, keduanya di­jatuhkan dari langit kebahagian ke bumi pend­eritaan (Q.S.al-Baqarah/2:36).

Kisah kejatuhan manusia ke bumi, para te­olog banyak menyalahkan Hawa. Dalam Kitab Perjanjian Lama dijelaskan lebih gambelang, kuhususnya dalam Kitab Kejadian (3:12): "Ma­nusia itu menjawab: "Perempuan yang Kau tempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan". Sebagai sanksi terhadap kesalahan perem­puan itu maka kepadanya dijatuhkan sanksi sebagaimana disebutkan dalam Kitab Keja­dian 3:16: "FirmanNya kepada perempuan itu: Susah payahmu waktu mengandung akan kubuat sangat banyak; dengan kesakitan eng­kau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu".

Perlu diingat bahwa jatuhnya manusia ke bumi membawa hikmah besar. Seandainya Adam dan Hawa tidak turun ke bumi maka kita semuanya tidak ada, karena surga bukan tempat untuk melahirkan. Kita boleh memojok­kan Hawa tetapi kita juga perlu berterima kasih kepadanya karena tanpa Hawa maka tidak mungkin kita ada. Jangan pernah memojok­kan perempuan secara teologis karena ulah Hawa seperti faham Missoginisme. Memang perempuan yang membumikan tetapi perem­puan juga yang melangitkan manusia melalui Maryam, sebagaimana dapat dilihat dalam ar­tikel mendatang. 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA