Di sisi kiri bangunan dua lanÂtai itu, juga telah dibangun jalan lebar secara permanen. Karena masih ada bangunan di tengah jalan, pengendara harus memuÂtari masjid melalui jalan yang dibangun di sampingnya.
Kendati banyak kendaraan beÂrat maupun truk proyek berlalu lalang, masjid masih digunakan warga sekitar. "Masjid ini masih digunakan untuk beribadah sehari-hari," ujar Nur Qosyim, salah satu takmir Masjid Baitul Mustaghfiin, Sabtu (26/5).
Siang itu, tak banyak warga beribadah di masjid yang belum "tersentuh" alat berat ini. Hanya terlihat beberapa orang memÂbersihkan lantai yang penuh debu. Gundukan tanah cukup tinggi berada persis di samping masjid. Belum terlihat tanda-tanda masjid tersebut akan diboÂngkar dalam waktu dekat.
"Sebenarnya, warga belum rela masjid dibongkar sebelum ada masjid pengganti," ujar Qosim kembali.
Menurut Qosim, hingga saat ini masjid pengganti belum tuntas dibangun, sehingga warga masih menggunakan masjid tersebut untuk beribadah.
"Kami diberi tenggat bulan ini untuk memindahkan semua barang," ucapnya.
Qosyim menambahkan, pemÂbangunan masjid pengganti memang telah menunjukkan progres. Namun, ia pesimis pemÂbangunan masjid itu bisa selesai dalam satu bulan. "Soalnya, kawasan ini segera dibangun jalan tol untuk persiapan mudik Lebaran 2018," sebutnya.
Kepala Seksi Pengadaan Tanah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Semarang, Wibowo Suharto membenarkan, pembeÂbasan lahan Jalan Tol Semarang-Batang Seksi V hingga kini belum selesai.
"Masih ada dua persen lahan yang belum bisa dibebaskan dan masih berada tepat di tengah ruas tol," ujar Wibowo.
Lahan tersebut, lanjut Wibowo, meliputi lahan Masjid Baitul Mustaghfirin dan lahanmakam seluas 5.302 meter persegi di Plampisan, Kelurahan Purwoyoso, Kecamatan Ngaliyan. "Proses penggantian, jalan terus sampai sekarang," tandasnya.
Wibowo mengatakan, proses relokasi kedua lahan tersebut tidak bisa diganti dengan uang, melainkan dengan lahan pengÂganti karena merupakan lahan hibah. "Kami minta pelaksana (PT Waskita Karya) untuk memÂpercepat pembangunan masjid pengganti," sarannya.
Kendati jalan tol nantinya beroperasi secara fungsional, kata Wibowo keberadaan dua bangunan yang berada di tengahjalan tol akan menghambat proses pembangunan.
Untuk lahan makam, lanjut Wibowo, total luas lahan makam yang akan dipindahkan sebesar 5.302 meter persegi. "Kami masih kesulitan mencari lahan pengÂganti area makam itu," ucapnya.
Sejauh ini, menurutnya, dari tiga bidang yang dijadikan tarÂget lahan pengganti, baru dua bidang yang telah dibebaskan. "Jika nantinya sudah bebas, jenazah di makam lama akan dipindah ke areal pemakaman yang baru," ujarnya.
Wibowo mengakui, untuk mencari lahan pengganti makam cukup sulit dilakukan. Sebab, kata dia, warga sekitar tidak mau menerima jika lahan sekitarnya dibangun pemakaman.
Namun demikian, ia berjanji akan terus berupaya agar warga menerima, karena pembangunan jalan tol yang merupakan proyek strategis nasional itu, harus seleÂsai sesuai target.
"Yang paling sulit makam dan sampah, soalnya banyak penolakan dari warga sekitar," keluhnya.
Mobil Pemudik Diarahkan Lewat Samping Utara Masjid
Kepala Seksi Teknik PT Waskita Karya selaku pelaksana proyek Tol Batang-Semarang, Yanuar Niko menyatakan, pihaknya sedang dalam proses menyelesaikan pembangunan masjid pengganti.
Saat ini, pembangunan masjid pengganti sudah mencapai 70 persen. "Sudah sampai lantai dua. Tinggal bagian atapnya saja," tandas Niko.
Meski hampir selesai, menurutNiko, saat ini warga belum mau pindah ke masjid baru agar masjid lama bisa diÂbongkar. Sebab, warga meminta agar bangunan masjid pengÂganti harus sudah selesai 100 persen terlebih dahulu.
"Kami melakukan percepatan. Tapi, belum bisa dipastikan, apakah Lebaran nanti sudah dipÂindah atau belum," ucapnya.
Untuk itu, lanjut Niko, pihaknya telah menyiapkan jalan baru yang melewati samping masjid agar kendaraan pemudik tetap bisa melewati ruas tol yang difungsionalkan itu. Ke sisi itulah mobil pemudik diarahkan. "Jalan tersebut dibangun di sisi utara masjid lama," pungkasnya.
Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan Jalan Tol Semarang-Batang, Prasetyo meÂnyatakan, penggantian lahan masjid sebetulnya tidak menjadi masalah.
Sebab, telah mendapat lahan pengganti yang lokasinya tidak jauh dari masjid lama. "Hanya, masalahnya bangunan pengganti belum tuntas dibangun hingga kini. Mestinya, sebelum Lebaran ini sudah jadi," ujar Prasetyo.
Menurut Prasetyo, pembongkaran masjid belum bisa dilakukan sebelum pembangunanmasjid pengganti selesai dibangun. "Ini sesuai dengan permintaan penguÂrus masjid," tandasnya.
Sedangkan untuk relokasi makam, Prasetyo mengatakan, prosesnya diserahkan kepada paguyuban warga dan Ketua RW setempat. Proses pemindahan makam, lanjut dia, juga tidak bisa dilakukan dengan cepat karÂena perlu kehati-hatian. "Tapi, sudah ada beberapa makam yang dipindahkan, walaupun sebagian kecil," ucapnya. ***