Konon, Yenny pun sudah beÂberapa kali menggelar pertemuan dengan Prabowo Subianto. Lantas bagaimana Yenny Wahid menyikapi dukungan Prabowo tersebut? Berikut penuturan lengkapnya;
Beberapa hari lalu Anda bertemu dengan Prabowo Subianto, apa yang Anda bahas bersamanya? Kami hanya membahas tenÂtang masalah kebangsaan dan geopolitik dunia, termasuk soal Palestina.
Kabarnya Anda ditawari Prabowo untuk jadi cagub Gerindra di Pilkada Jawa Timur 2018. Benar begitu?
Sebelumnya saya mengucapÂkan terima kasih kepada Pak Prabowo Subianto, sekaligus penghargaan setinggi-tingginya karena beberapa hari lalu telah menawarkan saya maju di Pilgub Jawa Timur 2018.
Sesungguhnya tawaran itu sudah telah saya pikirkan maÂtang-matang, sebab yang meÂnawarkan sosok yang sangat saya hormati. Saya mengenal beliau, bahkan saya mengenal pemikiran-pemikiran beliau yang jauh ke depan. Beliau punya gagasan-gagasan besar untuk Indonesia dan saya sangat hormat kepada beliau.
Kabarnya tawaran Prabowo Subianto Anda tolak? Bukan ditolak, tapi tidak diÂizinkan.
Siapa yang tidak mengizinkan?Saya tidak diizinkan oleh para sesepuh Nahdhatul Ulama (NU).
Kenapa demikian? Jadi Nahdhatul Ulama itu meÂmegang dua dalil dalam menenÂtukan pilihannya. Ada dalil aqli dan naqli. Dalil aqli digunakan secara rasional, sedangkan dalil naqli digunakan secara spritual. Jadi kita mau meminta petunjuk pada Tuhan apakah ini yang terbaik untuk kita. Karena yang terbaik untuk kita belum tentu terbaik untuk orang lain. Terbaik untuk orang lain belum tentu terÂbaik untuk kita. Itu semua proses yang dijalani. Tapi yang paling penting memang tugas sejarah kami memastikan umat ini utuh terutama umat NU.
Sebenarnya Anda pribadi ingin enggak sih nyagub di Pilkada Jatim? Saya sudah pertimbangkan matang-matang tawaran ini. Akan tetapi mengingat kami keÂluarga Gus Dur meyakini bahwa kami punya tugas sejarah untuk menyatukan bangsa ini, teruÂtama memastikan dan menjaga agar NU tidak pecah.
Jadi kalau nyagub Anda khaÂwatir NU terpecah lantaran ada dua tokoh NU lainnya yang berÂtarung di Pilkada Jatim yakni Khofifah Indar Parawansa dan Syaifullah Yusuf? Kami harus berdiri menjaga jarak dengan semua kandidat, dengan semua kontestan yang akan maju pada Pilkada Jatim. Tentu kami tidak boleh ikut masuk dalam kontes yang seÂdang berlangsung. Ini tugas sejaÂrah yang kami yakini dan setelah kami menjelaskan kepada Pak Prabowo beliau bisa mengerti. Itu juga menunjukkan kebesaÂran hati beliau. Kedua, beliau terlihat sangat mengedepankan kepentingan bangsa dibandÂingkan kepentingan partai atau kepentingan kecil masyarakat.
Berarti sudah pasti nih Anda tak akan nyagub di Pilkada Jatim? Jadi dalam hal ini, walaupun pada saat ini kita tidak bisa berÂjalan beriringan dalam sebuah langkah taktis, katakanlah dalam pilkada, namun kita disatukan oleh gagasan-gagasan besar. Yaitu rasa hormat kami kepada beliau dan kami juga mengapreÂsiasi sikap beliau yang tetap berpegang teguh pada persatuan dan kesatuan bangsa.
Lantas di Pilkada Jatim nanti Anda akan mendukung siapa? Jadi begini Nahdlatul Ulama ini sudah menyumbangkan dua kader terbaiknya. Alhasil konÂtribusi NU untuk Pilgub Jatim 2018 sudah luar biasa buat saya. Jadi kita doakan yang paling baik yang akan menang yang bisa membawa kemaslahatan Jatim.
Saat ini di kalangan Nahdliyin ada idiom “nyai nurut sama kiai, kiai nurut Saifullah Yusuf, sedangkan para nyai nurut Khofifah Indarparawansa, bagaimana itu? Jangan keliru, kiainya kalo didiemin sama nyai juga repot. Hahaha. ***
BERITA TERKAIT: