Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tiang Pancang LRT Di Depan Menara Saidah Terlihat Lagi

Tanah Longsoran Dimasukkan Ke Karung

Selasa, 17 Oktober 2017, 09:26 WIB
Tiang Pancang LRT Di Depan Menara Saidah Terlihat Lagi
Foto/Net
rmol news logo Permukaan tanah di depan Menara Saidah, Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, amblas. Akibatnya, longsoran material tanah menimbun tiang pancang proyek light rail transit (LRT) yang sedang digarap PT Adhi Karya.

Namun, peristiwa yang ter­jadi pada Kamis (12/10) sore itu, tidak sampai menimbul­kan korban jiwa maupun luka. Empat hari pasca amblasnya dinding pagar gedung kosong itu, material tanah yang tersisa ditutup terpal biru berukuran besar. Sehingga, tidak terlihat lagi gundukan tanah yang men­imbun lubang galian untuk tiang pancang LRT itu.

Di sekeliling tanah amblas itu, dipasang garis polisi agar tidak ada warga mendekat. Sebab, lokasinya membahayakan kar­ena cukup curam, dengan keda­laman 5 meter.

Di sekitarnya, sejumlah peker­ja membersihkan sisa-sisa tanah yang masih menutupi tiang pancang. Walhasil, timbunan tanah yang sebelumnya menu­tupi tiang pancang, sudah tidak terlihat lagi. "Sehari setelah am­blas hingga sekarang, beberapa pekerja mengambil tanah sisa longsoran dengan karung," ujar Siagiaan, pemilik warung di dekat lokasi kejadian, kemarin.

Tidak jauh dari lokasi keja­dian, disiagakan alat berat untuk membantu proses pembersihan tanah. Namun, kejadian tanah longsor ini tidak terlalu meng­ganggu lalu lintas di sekitar lokasi. Soalnya, terjadi di lokasi pembangunan yang sudah ter­isolasi pagar seng setinggi dua meter. Warga juga masih bisa menggunakan jalan raya dan tidak ada penutupan jalan.

"Tidak ada korban jiwa mau­pun luka, karena saat kejadian amblasnya tanah, sedang hujan deras sehingga pekerja semua berteduh," ujar Siagian.

Siagian menambahkan, tanah di depan Menara Saidah amblas pada Kamis (12/10) sekitar pukul 16.00 WIB. Saat itu, dia mendengar suara kencang "duar" yang tidak jauh dari tempatnya berdagang. "Saya langsung melihat ke lokasi. Ternyata yang amblas dinding pagar Menara Saidah," ujar pria 56 tahun ini.

Awalnya, Siagian mengira bunyi keras tersebut seperti petir yang menyambar lokasi proyek tiang pancang LRT. Tapi, setelah melihat ke lokasi, ternyata suara itu muncul dari tanah longsor. "Yang longsor cuma pagarnya. Gedungnya masih aman walau­pun kondisinya saat ini miring," kata dia.

Corporate Secretary PT Adhi Karya Ki Syahgolang Permata membantah tiang pancang proyek LRT menjadi penyebab amblasnya tanah di depan Gedung Menara Saidah. "Tidak berpen­garuh terhadap tiang maupun pondasi LRT," ujar Syahgolang dalam keterangannya.

Menurut Syahgolang, am­blasnya tanah terjadi di dind­ing penahan di depan pagar Menara Saidah yang masuk ke dalam area pekerjaan proyek pembangunan tiang pancang LRT karena tergerus hujan cu­kup deras. "Proyek tetap ber­jalan lancar dan sama sekali tidak mempengaruhi pengerjaan proyek LRT," klaimnya.

Syahgolang mengatakan, pihaknya langsung mengambil langkah-langkah untuk menga­tasi insiden tersebut. Seperti, melakukan penutupan pada ler­eng di sisi Menara Saidah, mem­bersihkan lokasi area pengerjaan LRT dari tanah longsor, dan memperkuat dinding di sisi Menara Saidah. "Penutupan ler­eng di sisi Menara Saidah untuk mencegah instrusi air. Setelah itu, pengerjaan pembersihan pile cap pondasi dan tiang LRT tetap dilanjutkan sesuai rencananya," tandasnya.

Dia memastikan kejadian itu tidak berdampak pada bangu­nan Menara Saidah, mengingat jaraknya jauh dan tidak mem­pengaruhi lalu lintas di sekitar MT Haryono.

Direktur Operasi III Adhi Karya Pundjung Setya Brata menambahkan, tiang pancang LRT di depan Menara Saidah, tak amblas. Yang longsor adalah permukaan tanah di bibir lubang galian tiang pancang LRT yang mengakibatkan dinding pagar Menara Saidah ambrol. "Yang longsor itu adalah pagar Menara Saidah," ujar Pundjung.

Menurut Pundjung, tidak ada masalah saat penggalian kon­struksi untuk pondasi proyek LRT jalur Cawang-Dukuh Atas. Sebelum longsor, kata dia, pihaknya melakukan penggalian untuk tiang pancang dengan luas diameter 18 meter dengan kedalaman 30 sampai 45 meter dan menemukan batu kali di depan pagar Menara Saidah. "Kemudian ada hujan, airnya masuk ke dalam tanah dan dind­ing batu kali di depan Menara Saidah, tak kuat dan longsor. Bagian tanah longsor menimpa pembesian yang sedang proses," urainya.

Pihak kontraktor, kata dia, selanjutnya melakukan penan­ganan dengan lebih dulu mem­bersihkan area dan membuat dinding penahanan tanah baru. "Sekarang kita melakukan pro­teksi agar air hujan tidak masuk ke tengah lagi, supaya longsor bisa dicegah dengan diterpal biru," ujar Pundjung.

Lebih lanjut, kata dia, pihaknya juga akan secepatnya melakukan pembersihan tanah yang ada di atas besi-besi, sehingga proyek LRT bisa dilanjutkan kembali.

Latar Belakang
"Penyebab Pondasi Dan Pagar Longsor Adalah Penggalian Untuk Tiang LRT"


 Proyek light rail transit (LRT) jalur Cawang-Dukuh Atas mulai timbul masalah. Dinding di depan Menara Saidah, Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan, amblas. Akibatnya, material longsoran menimbun lokasi pembuatan tiang pancang.

Kapolsek Pancoran, Kompol Hari Agung mengatakan, am­blasnya tanah sepanjang 15 meter di depan Menara Saidah terjadi saat hujan lebat, Kamis (12/10). "Penyebab pondasi dan pagar longsor adalah penggalian untuk tiang penyangga LRT dengan kedalaman 10 meter," ujar Hari.

Menurut Hari, pondasi dan pagar yang roboh menimpa besi-besi yang sedang dirangkai untuk tiang LRT hingga rusak. Namun, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. "Hanya materi besi yang dirangkai rusak melengkung. Yang longsong bibir lubang tanah yang digali untuk LRT," kata dia.

Sementara itu, Kepala proyek dari Nindya Karya, Seno Susatyo menjelaskan, tanah amblas di depan Menara Saidah, tak terkait proyek flyover Pancoran yang tengah dikerjakannya. Menurut dia, proyek flyover hanya sampai perempatan seputar Tugu Pancoran. "Pekerjaan kita tak sampai situ. Pekerjaannya itu 400 meter ke arah Barat dan 400 meter ke arah Timur," ucap Seno.

Terpisah, Manajer Konstruksi Sipil Divisi Konstruksi Departemen LRT Jabodebek, Ery Satriadi mengatakan, saat longsor terjadi, di lokasi sedang ada pengerjaan pondasi LRT. "Lereng galian kita saja tergerus hujan karena space­nya sempit sekali. Jadi, harus pembersihan ulang lagi sebelum cor pondasi," ujar Ery.

Menurut Ery, dalam insiden tersebut, tidak ada korban jiwa maupun peralatan yang rusak berarti. Namun, pagar kerja proyek turut terperosok bersama longsoran tanah itu.

Dia menyatakan, Menara Saidah tidak akan roboh karena peristiwa amblasnya dinding pa­gar gedung itu. Soalnya, pondasi bangunan ditanam cukup dalam dan tidak ikut tergerus.

Seperti diketahui, ADHI ditu­gaskan pemerintah untuk melak­sanakan pembangunan prasarana kereta api ringan/light rail transit (LRT) wilayah Jabodetabek. Tahap pertama mencakup 3 (tiga) fase, yakni Cibubur-Cawang sepa­njang 13,7 KM, Cawang-Dukuh Atas sepanjang 10,5 KM dan Bekasi Timur-Cawang sepanjang 17,9 KM. Sedangkan tahap kedua, proyek LRT mencapai 41,5 KM, yang meliputi Lintasan Cibubur- Bogor, Dukuh Atas-Palmerah- Senayan, dan Palmerah-Grogol.

Untuk tahap I yang dimulai sejak September 2015 dengan nilai pekerjaan sebesar Rp 21,7 triliun (termasuk pajak), meliput Lintas Pelayanan 1 Cawang- Cibubur, Lintas Pelayanan 2 Cawang-Kuningan-Dukuh Atas, dan Lintas Pelayanan 3 Cawang- Bekasi Timur.

Hingga akhir September 2017, progres pelaksanaan pemban­gunan prasarana LRT tersebut, secara umum mencapai 21,9 persen. Progres masing-masing lintas pelayanan, yaitu Cawang- Cibubur 40,4 persen, Cawang- Kuningan-Dukuh Atas 7,6 pers­en, dan Cawang-Bekasi Timur 23,6 persen. Pembangunan LRT ini direncanakan selesai pada 2019. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA