Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Warga Bersih-bersih Untuk Kembali Ke Rumah Hangus

Pasca Kebakaran Di Kebon Pala

Kamis, 24 Agustus 2017, 08:09 WIB
Warga Bersih-bersih Untuk Kembali Ke Rumah Hangus
Foto/Net
rmol news logo Kebakaran melanda kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur. Akibatnya, ratusan rumah warga ludes dilalap si jago merah.

Dua hari pasca kebakaran, puluhan warga mendatangi lokasi rumah-rumah yang terbakar. Rumah-rumah tersebut berada di permukiman padat penduduk. Rumah-rumah berhimpitan satu sama lain, bahkan ada beberapa rumah yang berbagi tembok.

Akses masuk ke wilayah terse­but pun berupa gang kecil, hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Bahkan di beberapa tempat, gang hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. Areal yang terba­kar pun cukup luas, sekitar 1.000 meter persegi. Beberapa rumah yang terbakar, berada persis di bibir Kali Ciliwung.

Pada Selasa (22/8), puluhan warga mengais sisa-sisa bahan bangunan maupun benda-benda yang masih bisa dipakai. Bau hangus barang terbakar masih cukup menyengat. Hampir tak ada yang tersisa, kecuali tem­bok-tembok yang terbuat dari bata maupun batako.

Sedangkan seng-seng yang bisa dipakai lagi, yang tadinya merupakan atap rumah warga, ditumpuk di beberapa tempat. Sebagian lainnya berserakan begitu saja, tercampur dengan abubangunan yang terbakar. Garis polisi melintang di salah satu rumah yang terbakar.

Siang itu, Aris, salah satu korban kebakaran sibuk mem­bersihkan rumahnya yang telah hangus. Sebenarnya, tidak ada yang tersisa dari bangunan miliknya, kecuali dinding dan keramik yang menempel di tanah. Sedangkan atap, pintu dan jen­dela, sama sekali tidak bersisa.

Lantai keramik itulah yang Aris bersihkan. Menggunakan alat pembersih berbahan karet dan air, dia membersihkan lantai yang menghitam dari bagian be­lakang, hingga ke bagian depan. Tujuannya satu, agar bangunan tersebut bisa dijadikan tempat tinggal lagi.

"Memang sengaja saya ber­sihkan, karena tempat kita mengungsi ada batas waktunya. Dari tempat pengungsian, kita mau balik lagi ke rumah ini, bareng sama istri dan dua anak saya," kata Aris yang mengena­kan kaus merah.

Berbagai benda yang diperlukan agar rumahnya bisa ditempati lagi pun telah disiapkan. Beberapa lembar terpal berwarna gelap, lengkap dengan tali dan tiang dari kayu telah ia letakkan di bagian depan rumahnya.

"Sementara atapnya pakai terpal dulu. Nanti kalau ada uang, mau dibangun lagi seperti sebelumnya," ucap Aris.

Pria yang bekerja sebagai petugas keamanan di salah satu bank swasta itu menambahkan, sebelum habis dilalap api, ru­mahnya merupakan bangunan dua lantai. Di rumah tersebut, dia tinggal bersama istri dan dua anaknya. Rumahnya berada hanya sekitar 10 meter dari Kali Ciliwung.

"Pas kejadian, saya di rumah,di lantai atas, kebetulan libur. Akibat kebakaran, tak ada yang bisa diselamatkan, kecuali tele­visi. Pakaian, kulkas dan yang lain tak selamat. Untuk pakaian, saya pakai yang ada saja, ada bantuan dari saudara," jelasnya.

Saat ini, sejumlah warga masih mengungsi di SMPN 26 yang berada tak jauh dari lokasi. Irma, salah satu korban yang turut mengungsi di sekolah tersebutmengatakan, harta ben­da miliknya ludes dilahap si jago merah. Bersama dua anaknya, warga Gang Ambon RT 1 RW 7, Kebon Pala, Kampung Melayu itu, belum tahu sampai kapan akan mengungsi.

Yang dia harapkan kini, bisa mendapat tempat tinggal baru. "Kalau tidak cepat, sampai kapan bisa tinggal di posko pengungsian, ini kan tempat sekolah," kata Irma.

Dia menambahkan, rumah yang ditinggalinya bersama ke­luarga besarnya ludes terbakar. Tidak ada satu pun barang yang bisa diselamatkan.

"Tapi, satu keluarga, enam orang, Alhamdulillah semua selamat," ujarnya.

Selain tempat tinggal, dia pun berharap bisa mendapatkan bantuan berupa matras, pakaian anak-anak dan makanan. "Selain rumah, pakaian nomor satu, soal­nya semua ludes. Terus makanan juga, belum lagi anak-anak saya masih balita semua. Satu umur empat tahun dan satunya baru dua tahun," tuturnya.

Warga korban kebakaran lainnya, Jais mengatakan, kini tak ada hal lain lagi yang bisa dilakukan olehnya. Yang bisa dilakukan hanya mengais-ngais sisa-sisa kebakaran rumahanya.

"Saya lagi tidur di bawah, kok terasa hawa agak panas, terus ada asap. Saya kurang tahu awal kebakarannya bagaimana, pas saya lihat api sudah besar di atas. Saya tak tahu itu api dari mana," ucap Jais.

Rumahnya terletak bersebe­lahan dengan titik kebakaran. Dia pun tak bisa berbuat banyak untuk menyelamatkan barang berharganya. Namun, beberapa surat penting berhasil diselamat­kan. "Habis semua, tapi Alhamdulillah surat-surat penting bisa diselamatkan. Baju-baju tak ada yang terbawa," katanya, lirih.

Akibat kebakaran, kegiatan belajar mengajar anak seko­lah korban kebakaran pun ter­ganggu. Sofie, salah satu anak sekolah yang menjadi korban menyatakan, sejak peristiwa kebakaran, dia belum kembali bersekolah.

"Tidak bisa sekolah. Tidak ada bukunya, tak ada seragamnya. Semua terbakar," tutur Sofie.

Pihak sekolah, sambungnya, sudah mengetahui musibah yang menimpa dia dan keluarganya. Pihak sekolah pun dapat memak­luminya. Kini, Sofie berharap dapat bantuan seragam dan buku dari sekolahnya.

Sekretaris Kelurahan Kampung Melayu Rosefin menjelas­kan, ratusan anak korban keba­karan tidak bisa sekolah. "Usia SD ada 77 anak, usia SMP ada 44 anak dan usia SMA32 anak. Total 149 anak," tandas Rosefin di Kantor Kelurahan Kampung Melayu.

Latar Belakang
300 Rumah Ludes Di Kampung Melayu, 90 Rumah Ludes Di Kebayoran Lama

 
Kebakaran mengakibatkan sekitar 300 rumah di Kebon Pala, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, ludes dilalap api.

Kebakaran diduga bermuladari korsleting arus listrik. "Diduga akibat arus pendek dari kediaman salah satu warga," kata Kapolres Jakarta Timur Kombes Andry Wibowo.

Dia mengatakan, untuk lebih pasti terkait penyebab keba­karan, pihaknya menunggu hasil penyelidikan tim identifikasi dari Labfor Mabes Polri.

Selain itu, Andry menyebut, sempitnya akses ke lokasi titik api menyulitkan proses pemada­man. "Situasi umum permukiman ini, tingkat kepadatannya tinggi, akses jalan dan ruang publik sangat sempit," jelas Andry.

Andry menambahkan, pihaknya serta Pemerintah Kota Jakarta Timur telah menyalurkan berbagai bantuan untuk para korban. Dia menyebut, lebih dari 1200 warga dari 6 RT dan 2 RW terpaksa diungsikan.

"Evakuasi korban ke tempat penampungan sementara, ada di dua lokasi, yakni SDN 12 Kampung Melayu dan SMPN 26 Kampung Melayu," jelasnya.

Kasi Pengendali dan Pengawas Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (PKP) Jakarta Timur Gatot Sulaiman mengatakan, pihaknya menerimalaporan sekitar pukul 15.05 WIB. Begitu tiba di lokasi, Para petugas damkar kemudian berjibaku memadamkan kobaran api.

Selain oleh petugas, pemadaman juga dilakukan warga denganmenggunakan peralatan seadanya dan menggunakan air yang berasal dari Kali Ciliwung. Salah seorang warga, Suranto mengatakan, kebakaran juga ikut menimpa dua masjid di sekitar permukiman warga. "Ini mungkin ada 300-an rumah di Gang 15, termasuk dua masjid terbakar," ucap Suranto.

Menurut Kasi PKP Jaktim Gatot Sulaiman, api padam sekitar pukul 18.00 WIB. Untuk memadamkan api, pihaknya menyiagakan 20 unit mobil pe­madam kebakaran. "Dari jumlah rumah, ada sekitar 300 yang terbakar di lima RT. Sebanyak 20 mobil damkar kita terjunkan un­tuk padamkan api," jelas Gatot.

Saat itu, rumah-rumah warga di sekitar lokasi diputus aliran listriknya. Warga mengandalkan lilin dan senter untuk menerangi aktivitas mereka. Petugas pun berjaga di lokasi.

Terpisah, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat me­nyatakan akan memprioritaskan bantuan untuk anak sekolah korban kebakaran. "Supaya anak-anak bisa tetap sekolah. Kemudian, tenda penampungan sudah kami atur," ucap Djarot.

Pemprov DKI Jakarta, lanjutnya, sedang mendata para korban kebakaran tersebut. "Kemarin kebakaran terjadi di beberapa tempat. Saya sudah ke Kebon Pala untuk melihat korban yang cukup besar. Kami sudah instruksikan untuk segera men­data," tandasnya.

Kebakaran besar kerap ter­jadi di kawasan permukiman padat penduduk di Jakarta. Minggu lalu, giliran puluhan rumah di Kelurahan Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang terbakar. Akibatnya, sekitar 120 orang kehilangan tempat tinggal.

Diduga, api juga bermula dari hubungan arus pendek listrik di rumah seorang warga. Kebakaran yang terjadi pada pukul 17.50 WIB ini, baru bisa dipadamkan menjelang pukul 22.00 WIB.

Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jakarta Selatan, Irwan mengatakan, pihaknya mengerahkan 27 unit mobil pemadam kebakaran untuk mengatasi kebakaran di Kelurahan Grogol Selatan.

"Informasi dari warga, perci­kan api berasal dari salah satu rumah. Tapi, penyebab pastinya belum diketahui," ujar Irwan.

Menurut Irwan, api padam setelah empat jam sejak keba­karan terjadi. Akibat kebakaran itu, satu warga terluka ringan saat membantu memadamkan api. "Penyelidikan penyebab kebakaran masih berlangsung," ujarnya.

Selama proses pemadaman, kata dia, petugas sempat menga­lami kesulitan karena angin yang cukup kencang. "Kalau hawa panas ditambah angin, cepat merambat," tandas Irwan.

Menurut Lurah Grogol Selatan Agung Wibobo, sebanyak lebih dari 90 keluarga mengungsi di tenda-tenda darurat. "Kita se­diakan tiga tenda darurat. Total warga yang terkena kebakaran itu 120 jiwa," ujar Agus.

Menurut Agung, tiga tenda darurat didirikan untuk menampung warga terdampak kebakaran. Satu tenda dapat menampung 100 orang. "Terserah warga mau mengungsi di mana. Kita sudah sediakan lebih tendanya agar nyaman bagi anak kecil maupun orangtua," ujarnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA