Akibatnya, sejumlah kaca jendela rusak dan anggota seÂcurity terluka karena lemparan batu pada Minggu itu (16/7). Sehari pasca penyerangan, suaÂsana kantor DPP PPP ramai. Puluhan orang memenuhi setÂiap sudut kantor tiga lantai itu. Bahkan, gerbang selalu ditutup rapat. Dibuka bila ada tamu yang masuk. "Kami lakukan penambahan petugas pasca penyerangan," ujar Wasekjen DPP PPP kubu Djan Faridz, Sudarto di Kantor DPP PPP Jalan Diponegoro, kemarin.
Bekas penyerangan masih terÂlihat jelas hingga kemarin siang. Beberapa sisi jendela kaca yang berada di sebelah timur dan utara pecah dan berlubang. Ukurannya cukup besar, sebesar bola futsal. Selain itu, lampu di depan lobi juga rusak. Tidak terlihat ada upaya pergantian barang-barang yang rusak. "Seluruh barang yang rusak akan diganti bila penyelidikan oleh kepolisian selesai," ujar Sudarto.
Masuk ke ruang lobby, puluÂhan orang berkumpul dan duduk santai di kursi yang tersedia. Mereka bersiaga dan waspada dengan pihak-pihak tidak dikeÂnal yang memasuki kantor terseÂbut. Namun, mereka tetap meÂnyapa ramah setiap tamu yang masuk. "Kami siapkan lebih dari 100 orang yang selalu berjaga di kantor ini setiap harinya," sebut Sudarto.
Tidak jauh dari ruang loby, terdapat ruang sekretariat dan pengurus PPP yang cukup besar. Di tempat ini, beberapa orang sibuk mengutak-atik monitor CCTV yang menampilkan berÂbagai sudut kantor partai terseÂbut. Tidak lama kemudian, salah satu dari mereka mengeluarkan USB dan menyambungkan kabel dengan penyimpan data tersebut. "Kami sedang mengambil rekaÂman detik-detik penyerangan sekelompok orang ke Kantor PPP," sebut Sudarto.
Rekaman penyerangan terseÂbut, kata Ketua Umum Angkatan Muda Kabah ini, sebagai salah satu bukti yang akan diserahkan ke Polres Metro Jakarta Pusat untuk diusut lebih lanjut. "Kami sudah laporkan kasus ini ke Polres Metro Jakarta Pusat, diÂwakili Ibu Triyana Dewi Seroja sebagai Ketua Bidang Hukum dan HAM," ujarnya.
Menurut Sudarto aksi penyÂerangan tersebut mengakibatkan sejumlah kaca jendela rusak parah dan melukai seorang penÂjaga keamanan bernama Nong Lea. "Ada lebih dari 50 orang yang melakukan penyerangan pada dini hari itu," sebutnya.
Dia menyebut, nilai kerugian akibat penyerangan tersebut cukup besar, mencapai puluhan juta rupiah. Kerugian tersebut baru sebatas materiil. Namun, untuk kerugian imaterial sangat besar karena menyangkut nama partai ini di mata masyarakat. "Saya tidak bisa sebut nilainya karena sangat besar," elaknya.
Sudarto menuding, massa yang melakukan penyerangan berasal dari PPP kubu Romy. Hal itu berdasarkan rekaman CCTV. "Bahkan, yang memimpin penyÂerangan, salah satu anak pejabat tinggi," sebutnya.
Penyerangan terhadap Kantor PPP, kata Sudarto, bukan perÂtama kali ini terjadi, sebelumnya sudah berkali-kali dilakukan kubu Romy yang menimbulÂkan sejumlah kerusakan cukup parah. Termasuk yang terakhir, sejumlah kaca musholla rusak parah beberapa bulan lalu. "Tapi, aksi pengambilalihan kantor tidak pernah berhasil. Soalnya, kami selalu mempertahankan kantor ini karena kami pengurus yang sah," tandasnya.
Hingga saat ini, menurut Sudarto, kepengurusan DPP PPP yang sah masih terus bergulir di pengadilan, sehingga klaim kubu Romy yang berbekal putusan PK, hanya klaim mereka seÂmata. "Saya belum lihat putusan resminya. Bahkan, di website MA pun belum ada," tandasnya.
Selain itu, kepengurusan kubu Romy yang disahkan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) juga telah digugat ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Hasilnya, pengadilan mengabulÂkan gugatan kubu Djan Faridz. "Tapi kubu Romy tidak terima dengan putusan itu dan melakuÂkan banding. Hakim menerima banding yang diajukan mereka," ujarnya.
Saat ini, lanjut Sudarto, perkara tersebut masih menunggu putusan kasasi di MA, sehingga kepenguÂrusan PPP masih status quo hingga sekarang. "Jadi, kita tunggulah putusan MA," ucapnya.
Bagaimana tanggapan PPP kubu Romahurmuziy (Romy)? Sekjen DPP PPP Arsul Sani membenarkan bahwa massa yang melakukan penyerangan ke kantor DPP PPP di Jalan Diponegoro, merupakan pihaknya. "Itu teman-teman di akar rumput dan sebagian teman-teman Angkatan Muda Kabah yang ambil alih," ujar Arsul.
Menurut Arsul, akar rumput yang datang dengan menggunaÂkan "bendera" Angkatan Muda Kabah dan Gerakan Pemuda Kabah (GPK) sudah tak sabar dengan sikap PPP kubu Djan Faridz yang tak menggubris surat permintaan pengosongan kantor yang dikirimkan sebelum Lebaran 2017. "Sampai sekaÂrang tidak ada respon apapun atas surat permintaan tersebut," keluhnya.
Walhasil, lanjut Arsul, aksi penyerangan ini disebabkan oleh ketidakrelaan kader akar rumput karena kantor DPP PPP di Jalan Diponegoro diduduki pengurus yang tidak sah.
Namun, menurut Arsul, pihaknya tidak ingin mengambil alih kantor tersebut. Sebab, kubu Romy telah secara sah dan berhak menempati kantor itu. Hal itu berdasarkan putusan PKMA atas putusan Kasasi Nomor 601/2015, bahwa pengurus DPP PPP yang sah adalah kubu Romi.
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTUN), kata dia, juga telah menolak gugatan yang dilayangkan kubu Djan Faridz. "Sehingga, SK Menkum HAM tentang kepengurusan DPP PPP di bawah Romi, yakni hasil mukÂtamar Pondok Gede 2016, sah sepenuhnya," klaim Arsul.
Terkait laporan penyerangan kantor tersebut ke polisi, Arsul mengaku siap memenuhi pangÂgilan polisi dan menghadapi tuduÂhan PPP kubu Djan Faridz. "Kami juga akan lapor balik karena merÂeka penghuni liar di Kantor DPP PPP," pungkasnya.
Latar Belakang
Orang Di Luar Pagar Teriak Supaya Yang Di Dalam KeluarKantor DPP PPP di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat diserang sekelompok orang pada Minggu (16/7), pukul 02.00 WIB. Mereka mencoba masuk ke dalam kantor. Saat itu, kantor dijaga lima orang petugas keamanan.
Selanjutnya, sekelompok orang di luar pagar teriak-teriak supaya yang di dalam keluar. Kemudian, petugas keamanan sempat terlibat adu mulut dengan massa yang mengatasnamaÂkan Angkatan Pemuda Ka'bah itu. Karena penjaga bertahan, akhirnya pelaku penyerangan melempar batu ke dalam kantor DPP PPP. Lemparan batu yang cukup banyak itu, membuat kaca kantor pecah dan seorang penÂjaga terluka di pelipisnya.
Tidak lama kemudian, puluÂhan anggota polisi yang berasal dari Polsek Menteng, Polres Jakarta Pusat dan beberapa angÂgota Brimob tiba di kantor DPP PPP dan melakukan mediasi. Sejam kemudian, situasi sudah kembali kondusif.
Wakil Ketua Umum PPP kubu Djan Faridz, Humphrey Djemat menyebut, aksi penyerangan dilakukan lebih dari 80 orang. Mereka, lanjutnya, memaksa masuk ke dalam kantor yang masih ditempati PPP kubu Djan Faridz ini. Mereka menÂgaku anggota Angkatan Muda Ka'bah PPP Kubu Muhammad Romahurmuziy (Romi). "Seorang di antaranya merupaÂkan pengacara Romahurmuziy. Dia datang membawa berkas-berkas, saya tak tahu isinya apa," ujar Humprey.
Menurut Humprey, lima petugas keamanan yang tengah berjaga, mencoba menghalangi massa. Namun, massa tetap memaksa masuk dan mencoba merobohÂkan pagar. "Karena para penjaga bertahan, terjadilah pelemparan batu, memecahkan kaca di depan dan samping gedung, salah satu penjaga dipukul pakai batu dan pelipisnya luka," sebutnya.
Setelah itu, lanjut Humphrey, Kapolsek Menteng AKBP Ronald Purba bersama sejumÂlah anggota kepolisian tiba di kantor DPP PPP. "Bantuan dari Brimob datang. Juga dari unsur kantor PPP yang berjaga datang," ujarnya.
Saat itu, kata dia, Kapolsek Tebet mengingatkan kepada kelompok tersebut untuk tidak membuat kericuhan. Jika ada hal-hal yang harus diselesaikan, maka sedianya tidak dilakuÂkan pada dini hari. "Kapolsek Menteng kemudian meminta massa menjauh dari kantor DPP PPP," cerita Humprey.
Namun, kata Humprey, merÂeka sempat mengatakan akan datang lagi dengan lebih banÂyak orang. "Jam 3 dini hari, situasi sudah kembali kondusif. Kepolisian menjaga lokasi hingÂga saat ini," ujarnya.
Untuk meningkatkan keamanÂan, menurutnya, DPP PPP meÂnambah jumlah personel untuk menjaga kantor. "Mereka ditemÂpatkan bila sewaktu-waktu, massa kembali menyerang," ujarnya.
Menurut Humphrey, kerugian akibat penyerangan ini ditaksir mencapai puluhan juta rupiah. "Ada kaca yang pecah, ada yang luka di bagian wajah," sebutnya.
Terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengataÂkan, penyerangan Kantor DPP PPP dipicu konflik internal. Sebab, saat kejadian, terdapat satu kelompok di dalam Kantor PPP, kemudian datang massa dari kelompok B dengan maksud menduduki kanÂtor tersebut. "Yang di dalam tidak mau kalau yang di luar mau menÂduduki," ucap Argo.
Kemudian, sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, ujar Argo, pihak Polsek Menteng dan Polres Jakpus datang ke TKP untuk membantu mengamankan saat terjadi penyerangan.
Argo menambahkan, kepoliÂsian telah menerima laporan dari PPP kubu Djan Faridz bahwa ada penyerangan di marÂkas partai berlambang Ka’bah tersebut.
Dia menambahkan, pihaknya tidak mau berspekulasi siapa yang melakukan penyerangan. "Nanti kita simpulkan setelah melakukan pemeriksan," ucapÂnya. ***
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.