Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jasa Tukar Uang Receh Bisa Untung Rp 8 Juta

Lebaran Masih Lama, Tapi Sudah Ada Di Pinggir Jalan

Rabu, 07 Juni 2017, 11:21 WIB
Jasa Tukar Uang Receh Bisa Untung Rp 8 Juta
Foto/Net
rmol news logo Tradisi bagi-bagi rezeki kepada sanak keluarga dan kerabat saat Lebaran, membuat bisnis penukaran uang baru pecahan kecil, menjadi ramai. Minggu kedua Ramadan tahun ini, jasa tukar uang baru di pinggir jalan di Jakarta mulai terlihat.

Salah satu yang biasa dijadi­kan tempat jasa tukar uang baru pinggir jalan, yakni di sekitar Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Beberapa orang menawarkan uang pecahan dari nominal Rp 2 ribu, Rp 5 ribu, Rp 10 ribu, dan yang paling besar Rp 20 ribu.

Senin siang (5/6), Hakim, salah satu penyedia jasa tukar uang baru di sekitar terminal Kampung Rambutan tampak duduk bersiaga di pinggir jalan dekat pintu masuk terminal Tipe Atersebut. Terik matahari siang itu tidak membuat pria itu beranjak.

Kedua tangannya memegang gepokan uang. Dia tak berhenti menawarkan uang itu kepada pengendara yang melintas di jalan itu. Tangannya mengacung seperti menjelaskan pecahan uang yang bisa ditukarkan kepadanya. "Saya biasa di sini dari jam tujuh pagi sampai jam enam sore," kata Hakim saat ngobrol.

Kadang Hakim mesti berdiri agar pengendara melihat ke­beradaannya. Jika sudah terasa agak pegal, dia duduk di kursi plastik berbentuk kotak untuk sekadar meregangkan otot kakinya. Sambil duduk, dia meletak­kan uang yang dibawanya di atas sebuah kursi plastik berwarna merah di depannya. Kadang uang dimasukkan ke tas ping­gang berukuran agak besar yang dipakainya.

Hakim mengaku, mendapatkan uang pecahan kecil yang dibawanya dari penukaran uang di lapangan Monas. Agar mendapatkan uang receh yang lebih banyak, dia bersama istri dan anak-anaknya ikut antre. Karena setiap orang hanya bisa melaku­kan penukaran maksimal Rp 3,7 juta per hari.

"Untuk setiap penukaran uang receh, kita ambil untungnya 10 persen dari nilai nominal yang ditukar. Kalau tukar Rp 500 ribu, kita jualnya Rp 550 ribu," beber Hakim yang sehari-harinya bekerja sebagai penjual toko kelontong.

Pengalaman tahun lalu, se­lama lima hari, Hakim bisa mengantongikeuntungan hingga Rp 8 juta. Rasa panas karena harus menjajakan uang receh di bawah terik matahari, menurut­nya, cukup sebanding dengan hasil yang didapat.

Usaha yang dijalani Hakim memang cukup menggiurkan, namun tidak sepenuhnya mulus, dan memerlukan kesabaran lebih. Apalagi, Idul Fitri masih cukup jauh. Belum banyak warga yang tertarik menukarkan uang pecahan besar ke pecahan yang lebih kecil. Pantauan Rakyat Merdeka, hari itu, hanya satu pelanggan yang mampir ke tempat Hakim.

Namanya Rusmini. Hari itu,wanita berhijab itu hendak menukarkan uang Rp 1 juta. Segepok uang pecahan Rp 100 ribu hendak dia tukarkan dengan beberapa uang pecahan lebih kecil, yakni pecahan Rp 2 ribu dan Rp 5 ribu.

Setelah melakukan tawar me­nawar, Rusmini menyerahkan segepok uang yang dibawanya, ditambah Rp 100 ribu sebagai balas jasa penukaran uang.

"Terima kasih Mas," ucap Rusmini kepada Hakim usai bertransaksi.

Walaupun untuk menukar uang baru pecahan kecil perlu mengeluarkan uang lebih besar, Rusmini, warga Jakarta Timur,tak mempersoalkannya. Sebab, dia butuh uang receh untuk dibagi-bagikan kepada sanak saudaranya di kampung. Dia beren­cana mudik ke Jawa Tengah.

Tidak hanya itu, kata wanita yang hari itu dibonceng motor oleh suaminya ini menyebut, menukar uang receh di pinggir jalan lebih mudah. Soalnya, tidak perlu berlama-lama antre.

"Kalau mau tukar di bank biasanya antrenya bisa berjam-jam dan capek. Apalagi tempat penukaran uang yang lagi ada di Monas itu," katanya.

Selain itu, lanjut Rusmini, jumlah uang yang hendak dia tukar juga tidak terlalu besar. Hanya Rp 1 juta. "Ya risikonya memang begitu lah kalau mau cepat. Harus bayar lebih mahal, dan harus lebih teliti juga, takut-takut kalau uang palsu gitu," ujarnya.

Keuntungan dari jasa penu­karan uang baru di pinggir jalan memang menggiurkan, namun juga cukup berisiko. Membawa uang secara terang-terangan dalam jumlah besar menjadi tan­tangan sendiri bagi mereka.

Di dekat Stasiun Kota, Jakarta Barat, Widya, salah seorang pe­nyedia jasa tukar uang mengaku, dirinya kerap was-was saat men­jalani pekerjaannya itu. Wanita paruh baya ini harus selalu berhati-hati karena membawa uang dalam jumlah besar.

"Karena kan ngeri juga bawa-bawa uang banyak. Tegang kita kalau ada yang jahat terus mengambil uang kita, selesai sudah," katanya.

Dia bersyukur, selama ini tidak pernah terjadi hal-hal tidak diinginkan terhadapnya. Namun berbeda dengan Widya, salah seorang temannya yang juga penyedia jasa tukar uang pernah mengalami nasib sial. Widya mengatakan, jutaan uang receh dagangan milik temannya itu raib dibawa lari jambret.

"Sudah diintai, terus diikuti, jadi mereka tahu," terangnya.

Oleh sebab itu, dirinya se­lalu berhati-hati saat menjalani pekerjaan ini. Widya selalu memasukkan uang baru dagangannya di dalam tas, dan tidak memamerkannya dalam jumlah banyak sekaligus di pinggir jalan.

"Makanya, paling saya pakaitas ransel, ditaruh depan. Terus, uangnya dikeluarkan seadanya saja, tidak semua. Yang penting harus hati-hati saja," tandasnya.

Latar Belakang
13 Bank Layani Penukaran Uang Masyarakat Di Lapangan Monas

Sebanyak 13 bank mem­buka kesempatan bagi warga Jakarta yang ingin menukarkan uang pecahan kecil di lapangan Monas, Jakarta.

Bank penyelenggara terse­but yakni, BRI, BNI, Mandiri, BTN, Bank DKI, Bank Mega, BCA, Permata Bank, Maybank, CIMb Niaga, BNI Syariah, Bank Mandiri Syariah dan BJB.

Kegiatan tahunan itu direncanakan akan terus berlangsung dalam dua minggu ke depan, atau hingga tanggal 16 Juni 2017. Penukaran uang pecahan hanya berlangsung pada hari kerja (weekday), dan tutup pada Sabtu-Minggu. "Setiap hari kerja buka, mulai jam 9 sampai jam 2 siang," ucap Manager Divisi Pengelolaan Uang Keluar Bank Indonesia Firdaus.

Sebelumnya, BI telah melaku­kan kegiatan yang sama lebih dahulu sejak 22 Mei 2017. Namun, melihat antusiasme warga begitu besar, maka penyelenggaraan penukaran uang pecahan secara besar-besaran seperti ini, akhirnya dilakukan.

Setiap warga boleh menukar­kan uang dengan batasan maksi­mal transaksi Rp 3,7 juta per hari dengan membawa kartu identitas (KTP). Total uang pecahan yang diterima akan terbagi masing-masing dalam satu bundel uang pecahan Rp 2 ribu, Rp 5 ribu, Rp 10 ribu dan Rp 20 ribu. "Paket pecahan tertinggi Rp 3,7 juta per orang. Pecahan yang tersedia dari Rp 2-20 ribu. Masing-masing satu gepok," ujar Firdaus.

Setiap orang dilarang untuk menukar dengan jumlah nomi­nal uang pecahan yang sama. "Misalnya memilih Rp 5 ribuan semua atau Rp 2 ribuan semua, tidak bisa," ucapnya.

Tak hanya penukaran secara tunai, bank penyelenggara juga membebaskan bila warga in­gin menukar uang secera non tunai, dengan membawa kartu ATM. Namun, lanjut Firdaus, para penukar tidak diperkenan­kan untuk melakukan transaksi penukaran uang pecahan lebih dari satu kali dalam sehari.

"Sudah ada sistem di masing-masing bank yang bisa mendeteksi. Jadi, tak boleh lebih dari sekali. Kalau besoknya mau tu­kar lagi, baru boleh," ujarnya.

Layanan penukaran uang pecahan kecil di Monas, cukup diminati masyarakat. Warga rela datang pagi demi menukar uang untuk kebutuhan Lebaran. Hedinar salah satunya. Dia su­dah masuk dalam baris antrean pagi hari, Senin lalu.

"Iya buat THR, memang kita biasa tiap tahun. Sudah antre jam 7 pagi," ujar warga Tanjung Priok, Jakarta Utara itu.

Sejumlah orang yang mengan­tre, mengaku ingin menukarkan uang untuk dibagi-bagikan ke­pada sanak saudara saat Lebaran nanti. Termasuk Armin, yang memilih menukar di layanan resmi karena tidak ada biaya tambahan penukaran uang.

"Kalau di sini, tukar Rp 1 juta dapat Rp 1 juta. Kalau dari calo Rp 1 juta jadinya Rp 1 juta 50 ribu," sebutnya.

Ada juga warga luar Jakarta yang ikut mengantre penukaran uang. Warga Bojonggede, Bogor, Pardi, memilih datang ke Monas, karena layanan serupa di Jawa Barat hanya digelar di Bandung. "Buat kebutuhan Lebaran, buat keponakan-keponakan, bagi-bagi," ucap Pardi yang dapat nomor urut 1.068 ini. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA