Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Halte Busway Kampung Melayu Di-Fogging, Bau Amis Darah Hilang

Kaca Yang Pecah Diganti Baru

Minggu, 28 Mei 2017, 09:49 WIB
Halte Busway Kampung Melayu Di-Fogging, Bau Amis Darah Hilang
Foto/Net
rmol news logo Bom bunuh diri mengguncang kawasan Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (23/5). Sejumlah kendaraan dan Halte Transjakarta, atau biasa disebut halte busway rusak parah. Lima orang meninggal dunia dan 11 orang menderita luka-luka.
 
Dua hari pasca ledakan, belasan pekerja sibuk membersihkan Halte Transjakarta itu. Lantai yang sebelumnya kotor telah bersih kembali. Beberapa kaca pecah karena ledakan bom, telah diganti baru. Bahkan, warna halte yang sebelumnya kusam, dicat ulang, sehingga terlihat baru.

"Baru hari ini kami mulai membersihkan dan memperbaiki kaca yang rusak," ujar Yudi, salah seorang petugas pengadaan barang dan jasa PT Transjakarta di Terminal Kampung Melayu, Jumat (26/5).

Kendati hampir semua kaca rusak telah diganti baru, namun masih menyisakan satu kaca yang ditutupi tripek warna hi­tam. Satu kursi panjang ditem­patkan di depan triplek tersebut agar tidak ada yang mendekat.

"Total ada 7 kaca yang pecah. Baru enam diganti. Satu lagi masih menunggu barangnya datang," ujar Yudi.

Sementara, lantai yang sebelumnya kotor terkena ceceran darah, terlihat mengkilap dan wangi. Bau amis akibat bagian tubuh korban bom yang terpen­tal hingga ke dalam halte juga telah hilang.

"Perintah dari pusat untuk di-fogging (pengasapan). Kalau tak di-fogging, tidak hilang baunya," ujar Koordinator Lapangan Halte Kampung Melayu, Maulana di lokasi kejadian.

Tidak jauh dari halte, belasan karangan bunga berdiri berderet tepat di depan toilet Terminal Kampung Melayu. Karangan yang berisi ucapan duka cita itu, mayoritas berasal dari insti­tusi kepolisian. Seperti, AKBP Didik Mulyanto dari Dirlantas Polda Jambi dan Kapolres Kota Tangerang, Kombes Harry Kurniawan.

Tak ketinggalan, AMHendropriyono ikut menyampaikan belasungkawa kepada tiga kor­ban polisi yang gugur akibat bom bunuh diri di Kampung Melayu ini. Bekas Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini, mengirimkan sekaligus tiga karangan bunga bagi tiga polisi yang menjadi korban Ketiganya adalah Bripda Ridho Setiawan, Bripda Imam Gilang Adinata, Bripda Taufan Tsunami.

Di belakang karangan bunga, garis polisi masih dibiarkan membentang tepat di depan toilet. Tempat tersebut merupakan lokasi awal ledakan bom bunuh diri. Padahal, pada Jumat pagi, pihak kepolisian sempat mengambil garis polisi di lokasi tersebut karena situasi dirasa sudah aman.

Namun, area yang diberi garis polisi, tidak seluas sesaat setelah kejadian. "Kami pasang kembali garis polisi agar warga tidak mendekati lokasi leda­kan," ujar Kapolres Jakarta Timur Kombes Andry Wibowo di Terminal Kampung Melayu, Jumat (26/5).

Andry menyebut, di TKP ditemukan potongan tubuh kor­ban bom. Temuan ini berasal dari masyarakat hingga petugas kebersihan yang tak sengaja menemukannya.

"Masih ada (potongan daging), makanya kami cari lagi," ujar Andri.

Ia menambahkan, akan terus melakukan penyisiran hingga dipastikan tak ada lagi potongan tubuh yang tersisa di lokasi. "Potongan tubuh itu akan diserahkanke RS Polri, Kramat Jati," ujarnya.

Sebelumnya, Jumat pagi, sebuah bungkusan plastik ber­warna putih berbau menyengat dikerebuti warga. Bungkusan itu berisi potongan organ tubuh gosong yang diduga berasal dari korban ledakan bom. Plastik bersisi potongan organ tubuh itu, diletakan sekitar 50 meter dari titik ledakan.

Asisten Kepala Humas PT Transjakarta Wibowo mengatakan, saat ini pihaknya fokus untuk memperbaiki Halte Transjakarta yang berada di Terminal Kampung Melayu. "Halte sudah dibuka, tapi untuk dibersihkan dan dirapikan," ujar Wibowo, Jumat itu.

Wibowo menambahkan, leda­kan bom bunuh diri menyebab­kan fasilitas di halte Kampung Melayu mengalami kerusakan parah. Hampir seluruh kaca pecah. Meski demikian, kondisi ini tidak menghambat pelayanan kepada penumpang.

"Segera kita lakukan pemasangankaca yang pecah akibat ledakan," tandasnya.

Wibowo belum bisa memastikan, kapan Halte Transjakarta akan beroperasi kembali. "Nanti kalau sudah siap beroperasi, kami beritahukan ke masyarakat," ujarnya.

Untuk sementara, kata dia, penumpang yang naik dan turuntidak dilakukan di Halte Kampung Melayu karena petugas masih melakukan perbaikan.

"Yang melintasi Halte Kampung Melayu, sekarang tanpa berhenti untuk menaikkan atau menurunkan penumpang," tan­dasnya.

Bus Transjakarta, menurutWibowo, akan berputar di Gereja Koinonia atau samping kantor Polres Jakarta Timur, melewati Halte Jatinegara. Tidak hanya Koridor 7, koridor lain yang melewati Halte Kampung Melayu juga akan dilakukan hal sama. Seperti Koridor 5 (Ancol-Kampung Melayu), Koridor 11 (Pulogebang-Kampung Melayu) akan dilakukan modi­fikasi lintasan menuju Kampung Melayu.

Menurut Wibowo, penutupan halte ini bersifat sementara sambil menunggu perbaikan lan­taran beberapa sisi kaca pecah akibat ledakan. Untuk itu, dia menyarankan, bagi penumpangyang ingin menaiki bus di dekat Kampung Melayu untuk memi­lih halte terdekat. Halte tersebut adalah Halte Rumah Sakit Premier Jatinegara atau Halte Bidara Cina.

Demi mengantisipasi adanya teror bom, Wibowo mengatakan akan menambah jumlah personel keamanan di halte dan di armada bus yang beroperasi. "Petugas keamanan dari TransJakarta ada delapan," sebutnya.

Wibowo menambahkan, pihaknya juga turut membantu kepolisian menyelidiki leda­kan bom Kampung Melayu, dengan menyerahkan CCTV atau kamera pengintai di Halte Transjakarta.

Terpisah, Kepala Terminal Kampung Melayu, Rusbandi menyatakan, terminal mulai dibuka kembali sejak Kamis (25/5) malam. "Pagi ini aktivitas terminal kembali normal," ujar Rusbandi, Jumat lalu.

Untuk mengatur lalu lintas di areal terminal, 18 petugas gabungan disiagakan. Terdiri dari unsur terminal lima personel, BKODalops Dinas Perhubungan DKI tiga personel, Sudin Perhubungan Jakarta Timur dua personel, Binmas Polres Jakarta Timur tiga personel dan Polantas lima personel.

Latar Belakang
Lima Orang Meninggal, 11 Luka-luka Terjadi Dua Kali Ledakan Bom Panci

Bom mengguncang kawasan Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) malam, sekitar pukul 21.00 WIB. Tercatat dua kali ledakan yang bermula dari toilet terminal.

Akibatnya, lima orang meninggaldan 11 orang mengalami luka-luka. Korban meninggal, diduga dua pelaku dan tiga polisi. Yaitu, Bripda Ridho Setiawan, Bripda Imam Gilang Adinata, Bripda Taufan Tsunami. Sedangkan korban luka-luka, 6 polisi dan 5 warga sipil yang terdiri dari sopir Kopaja, mahasiswi, hingga karyawan BUMN.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, berdasarkan keterangan saksi, ledakan pertama terjadi pada pukul 21.00 WIB. "Begitu mendengar ledakan pertama, saksi (polisi) langsung lari mendekati TKP. Sampai di sana sudah ada bau menyengat dan asap tebal berwarna putih," ujar Setyo di Mabes Polri, Kamis (25/5).

Di lokasi, saksi yang juga merupakan anggota kepolisian melihat ada empat polisi yang tergeletak. Dua orang lang­sung dikenali, yakni Bripda Yogi dan Bripda Taufan yang merupakan anggota Sabhara Polda Metro Jaya. Sementara dua anggota lannya tak sempat dilihat wajahnya. Saat saksi mengevakuasi rekannya itu, terdegar ledakan lagi.

"Ledakan kedua terjadi hanya berselang 5 menit," jelas Setyo.

Ledakan kedua, lanjut dia, berasal dari lokasi yang berja­rak sekitar 10 meter dari TKP pertama. Saksi merasa sakit di telinga karena tekanan udara yang begitu kuat, panik, dan langsung melapor ke Polres Jakarta Timur.

Polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk potongan tubuh yang di­duga pelaku, panci, paku, hingga gotri. Sementara pelaku masih diselidiki aparat kepolisian.

Hanya berselang dua hari, kepolisian mulai menangkap terduga pelaku yang berinisial JIS, A alias AK, dan WS.

Penangkapan pertama dilaku­kan terhadap JIS di Kabupaten Cisarua, Kabupaten Bandung. Penangkapan dilakukan sekitar pukul 12.30 WIB di parkiran mobil Gedung Pasar Baru Trade Center, saat hendak masuk ke dalam mobil. JIS diamankan bersama istrinya. Kemudian, petugas menangkap WS alias Mdi Rancasari, Kota Bandung, sekitar pukul 14.40 WIB. Sama seperti JIS, WS juga tak mela­wan saat ditangkap.

Terakhir, petugas bergerak ke Kampung Babakan Sangkuriang, Kecamatan Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung, untuk menangkap A alias AK. Ia ditangkapdi sebuah bengkel sepeda motor sekitar pukul 16.34 WIB. Dari A, polisi menyita sebuah motor bernomor polisi D 5396 WE.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Yusri Yunus menambahkan, JIS masih dimintai keterangan penyelidikan terkait jaringan terorisme serta keterkaitan dengan peledakan bom di Taman Arjuna, Cicendo, Kota Bandung, beberapa bulan lalu.

Yusri menduga, ada keterkaitan antara JIS dan kejadian ledakanbom di Tamana Arjuna. Sebab, istri JIS merupakan adik dari is­tri terduga pelaku bom Cicendo bernama Soleh alias Gungun yang ditangkap Densus 88 Antiteror di Gang Bah Pian (Isak Wijaya), Sukahaji, Kota Bandung, Kamis (9/3/2017).

"Apakah ada keterkaitan antara bom Cicendo dan Kampung Melayu, ini yang sedang kita dalami," ungkapnya.

Terpisah, Kelompok ISIS mengklaim bertanggung jawab atas ledakan bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur. "Eksekutor serangan terhadap polisiIndonesia di Jakarta adalah pejuang ISIS," demikian pernyataan ISIS melalui kantor berita Amaq, yang dikutip dari Reuters, Jumat (26/5).

Publikasi ini dikeluarkan kel­ompok intelijen SITE yang berkedudukan di Amerika Serikat. Analis menyebut, klaim tersebut tergolong kredibel dan bisa dipercaya, mengingat jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), merupakan jaringan lokal teroris ISIS di Indonesia.

Sedangkan Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul mengatakan, dilihat dari modusnya, pelaku teror bom itu diduga terafiliasi ISIS.

"Dari awal sudah patut di­duga, ini dilakukan kelompok teror ISIS. Kelompok teror ini memiliki jaringan-jaringan, ke­mudian memiliki sel-sel," ujar Martinus di Mabes Polri.

Menurut Martinus, sel-sel teroris yang terbentuk itu juga punya pelaku tunggal atau lone wolf yang bergerak sendiri menjalankan aksinya. Kelompok teroris yang terafiliasi ISIS di Indonesia, umumnya menggunakan panci sebagai wadah meletakkan rakitan bom. Bom dirakit menggunakan gotri dan paku, sehingga dampak ledakan lebih membahayakan meski ledakannya berdaya rendah.

Karakter kelompok yang ber­baiat pada ISIS di Indonesia, lanjut Martinus, sudah terbaca. Dengan demikian, ia tak heran bahwa ISIS akhirnya mengklaim bahwa aksi tersebut memang mereka dalangi. Namun, dia belum dapat memastikan pelaku tergabung dalam JAD.

Akan tetapi, dari beberapaperistiwa yang terjadi, polisimendugaada kaitannya dengan pimpinan JAD Aman Abdurrahman yang kinimendekam di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan.  ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA