Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ada Penumpang Tak Tahu Stasiun Klender Ditutup

Setelah Kebakaran Jumat Lalu

Selasa, 23 Mei 2017, 09:17 WIB
Ada Penumpang Tak Tahu Stasiun Klender Ditutup
Foto/Net
rmol news logo Stasiun Kereta Api (KA) Klender, Jakarta Timur, habis dilalap api pada Jumat (19/5). Tak ada korban akibat kejadian tersebut, namun hingga kini stasiun Klender belum difungsikan kembali.

Kemarin, tiga hari pasca kebakaran, sejumlah pekerjaan perbaikan untuk pelayanan darurattampak sedang dilaksanakan. Pantauan Rakyat Merdeka, pekerja banyak terkonsentrasi di bagian depan gedung yang terbakar.

Puluhan pekerja tersebut sedangmelakukan pengecoran. Hasil pengecoran yang dilakukan di areal seluas sekitar 30x10 me­ter itu, nantinya akan dijadikan loket sementara, menggantikan loket yang hangus terbakar.

Di dekat areal yang sedang dicor, pengelola Stasiun Klender pun mendirikan sebuah tenda darurat berwarna merah. Beberapa pegawai PT KAI berseragam putih melakukan sejumlah pekerjaan di tenda berukuran sekitar 4x6 meter itu.

Di bagian gedung yang terbakar, beberapa pekerja melaku­kan pengecatan. Bagian gedung itu berupa tiang-tiang bangunan berbahan beton yang nantinya juga akan dijadikan bagian loket sementara.

Tak jauh dari tempat itu, tumpukanmaterial kayu dan bahanbangunan lain yang hangus menghitam, disusun bertumpukdan diletakkan di depan. Sementara 10 ruangan yang terbakar belum disentuh perbaikan.

Kebakaran Stasiun Klender menghanguskan gedung perkantoran dan loket stasiun, sedangkan bangunan peron tak tersentuh api sama sekali. Tak ada bekas terbakar di peron bagi kereta yang menuju ke arah barat maupun timur.

Saat kebakaran terjadi, jalur KA di Stasiun Klender sempat ditutup. Beberapa saat setelah api berha­sil dipadamkan, jalur tersebut telah dibuka kembali. Kemarin, jalur KA tetap dibuka, namun setiap KA yang melintas tampak mengurangi kecepatannya.

Salah seorang pekerja per­baikan di stasiun tersebut mengatakan, dia ditugasi memper­baiki stasiun dengan prioritas pembuatan loket sementara. Hal itu agar stasiun bisa segera diop­erasikan kembali. "Ini kita lagi ngecor bagian depan. Tadinya ini tempat parkir mobil sama motor. Ditargetkan bisa kelar Kamis," kata pekerja tersebut.

Hingga kemarin, Stasiun Klender masih tertutup untuk aktivitas penumpang. Namun, beberapa warga yang sepertinya belum mengetahui penutupan tersebut, mendatangi stasiun. "Oh ditutup," ujar seorang pria yang mengaku bernama Muklis, usai mendengar penjelasan petu­gas tiket parkir di pintu masuk.

Sebelumnya, dia mengaku tidak mendengar informasi mengenai penutupan sementara sta­siun tersebut. Meski demikian, Muklis mengaku telah menge­tahui kebakaran yang melanda stasiun itu.

"Saya tahu beberapa hari lalu kebakaran. Tapi, saya kirai ditutupnya cuma pas kebakaran itu, tahunya sekarang juga masih ditutup," ucap Muklis.

Pria yang mengenakan baju biruitu menambahkan, sehari-hari memang menggunakan kereta commuter dari Stasiun Klender menuju tempat kerjanya di Jakarta Pusat. "Kalau begini terpaksa nyari transportasi lain," tuturnya.

Dia berharap, pembuatan loket sementara segera selesai. Karena, menurutnya, stasiun merupakan bagian penting untuk warga sepertinya agar bisa cepat sampai ke tujuan.

"Saya tiap hari naik kereta, karena sampainya cepat dan biaya murah. Semoga cepat diselesaikanlah, karena kalau naik dari stasiun lain lebih jauh, dan kalau naik angkutan lain mahal, macet, lama sampainya," ujarnya.

Imbas tidak beroperasinya Stasiun Klender, Jakarta Timur, membuat salah satu stasiun alter­natif, Stasiun Buaran dipenuhi pen­umpang. Para calon penumpangharus menunggu lebih lama dari biasanya untuk menaiki KRL. Pantauan kemarin, kepadatan terjadi di jam sibuk pagi hari.

"Sejam lebih nunggu, sudahdari jam enam, keretanya penuh mulu berapa kali lewat. Memang takbisa masuk kereta, dari depan saja sudah dihalangi, tak bisa masuk," ujar calon penumpang bernama Mutiara, di Stasiun Buaran, Cakung, Jakarta Timur.

Kata dia, sudah empat ranng­kaian KRL dari Stasiun Bekasi tak bisa dia naiki. Menurutnya, hal tersebut imbas dari ditutup­nya Stasiun Klender.

"Sepertinya karena Stasiun Klender ditutup. Biasanya jam tujuh saya sudah dapat, ini belum. Yang kereta Manggarai biasanya mending bisa masuk, ini tadi padat sekali, tak bisa masuk. Apalagi perempuan, tak bisa memaksakan diri," sam­bung Mutiara.

Sedangkan Linda, penumpang yang biasanya turun di Klender, harus turun di Buaran. Linda tetap memilih menaiki KRL dari Bekasi karena waktu tempuhnya lebih cepat dibanding menggu­nakan angkutan umum.

"Ribet ya ribet Mas, saya juga tak tahu naik angkot apa. Makanya, ini mau pesen ojek online," keluh Linda, yang bekerja di Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Terpisah, Vice President Communications PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Eva Chairunisa menyebut, dari pan­tauan pihaknya kemarin, belum ada lonjakan penumpang di dua stasiun alternatif. Selain Buaran, satu stasiun alternatif lainnya, yakni Jatinegara.

"Pagi ini kita pantau dari Stasiun Buaran tak terjadi kondisi crowded dan masih normal. Di Stasiun Jatinegara juga masih sama, normal, belum lihat ada sesuatu lonjakan. Kondisinya masih seperti biasa," ujar Eva, kemarin.

Untuk antisipasi lonjakan penumpang, pihak PT KAI telah menambahkan petugas loket dan petugas pelayanan penumpang service. Di Stasiun Buaran dan Jatinegara itu ditambahkan dua orang petugas.

"Kita punya antisipasi yang dapat mengakomodir lonja­kan penumpang. Kita tambah petugas pelayanan penumpang service dan tiket dua orang satu stasiun," tutupnya.
 
Latar Belakang
10 Ruangan Hangus, Penumpang Dialihkan Ke Jatinegara & Buaran

Kebakaran di Stasiun Klender, Jakarta Timur, Jumat (19/5) pagi, diduga berawal dari ruangan petugas. Api kemudian membesar dan merembet ke sejumlah titik.

Senior Manajer Humas PT KAI Daerah Operasional (DAOP) 1 Jakarta, Suprapto menceritakan kronologi kebakaran tersebut. Katanya, kebakaran pertama kali ditemukan petugas stasiun tersebut.

Pada pukul 07.15 pagi, menu­rutnya, petugas Stasiun Klender menemukan kebakaran di bagian ruangan petugas. Selanjutnya, api terus membesar dan mer­embet ke sejumlah ruangan di Stasiun Klender. Lalu, datang petugas pemadam kebakaran. Api mulai bisa dipadamkan pada pukul 8.05 WIB.

Suprapto menambahkan, setelah terjadinya kebakaran, perjalanan operasional KRL diberlakukan secara manual. Pengaturan tersebut dilakukan oleh Stasiun Jatinegara dan Stasiun Cakung.

Ia menambahkan, pada pukul 08.55 WIB, sejumlah perjalanan kereta sudah bisa melintas di Stasiun Klender dengan meka­nisme manual.

"Di mana pengaturan sistem persinyalannya dilakukan Stasiun Jatinegara dan Stasiun Cakung," jelasnya.

Kendati demikian, untuk pen­umpang yang naik turun pada Stasiun Klender dialihkan ke Stasiun Jatinegara atau Buaran. Ini karena Stasiun Klender be­lum dapat beroperasi.

"Jadi, silakan para penumpang, khususnya penumpang KRL yang akan turun di Stasiun Klender, silahkan turun di Stasiun Jatinegara dan Buaran," tuturnya.

Akibat kebakaran yang terjadi di stasiun tersebut, seorang petugas stasiun mengalami luka. "Ada yang luka satu orang, Riki dari petugas Stasiun," ujar Kasi Pengendali Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur, Gatot Sulaiman di Stasiun Klender.

Korban langsung ditangani tim medis stasiun. Kebakaran berhasil dipadamkan sekitar pukul 08.00 WIB. Ada 10 ruangan yang hangus terbakar.

"Antara lain gudang, toilet, ruang tunggu, ruang security dan ruangan server," imbuh Gatot.

Dugaan sementara, kebakaran terjadi karena korsleting listrik. "Tapi, lebih jelasnya menunggu dari kepolisian," kata Gatot.

Untuk menunjang aktivitas stasiun tersebut, untuk sementaraakan dibangun fasilitas yang ke­mungkinan besar baru beroperasi sepekan setelah kebakaran. "Sebagai langkah agar Stasiun Klender dapat segera kembali melayani pengguna, PT KCJ akan mempersiapkan pelayananticketing sementara," ujar VP Komunikasi PT KCJ Eva Chairunisa.

Di area stasiun akan diban­gun hall sementara dengan dua loket dan lima gate elektronik baru untuk melayani pengguna. Pembangunan dan persiapan fasilitas pelayanan sementara ini, diperkirakan memerlukan waktu selama satu pekan.

"Bila pekerjaan tersebut selesaikurang dari satu pekan dan stasiun siap dibuka kembali, PT KCJ akan mengumumkan mela­lui berbagai media informasi di stasiun, di dalam KRL, situs web, hingga akun media sosial perusahaan," ujar Eva.

Kebakaran pekan lalu, se­lain merusak fisik stasiun, juga berdampak ke perangkat gate elektronik sebagai salah satu fasilitas penting dalam sistem tiket elektronik KRL. Sementara itu, perangkat mesin di loket masih dapat diselamatkan.

"PT KCJ juga kembali meng­informasikan bagi para pengguna di lintas Bekasi-Manggarai yang tidak jadi menggunakan KRL dan membatalkan perjalanan, bahwa pengembalian tiket da­pat dilayani di loket-loket sta­siun hingga hari Senin (22/10)," tandasnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA