Tak hanya di dalam negeri, 55 organisasi buruh migran Indonesia di Hong Kong juga melancarkan protes keras terÂhadap anggota DPR asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini.
Seperti diketahui, pada Senin (23/1) lalu Fahri mengunggah kicauan kontroversialnya. "Anak bangsa mengemis menjadi babu di negeri orang dan pekerja asing merajalela," begitu tulis Fahri lewat akun twitter pribadinya @Fahrihamzah. Bagaimana respons Fahri menyikapi pelaporan terseÂbut, berikut pernyataan Fahri;
Kenapa sih Anda membuat kicauan seperti itu?Saya tidak mau diplomatis, maksudnya saya apa adanya aja. Apa yang saya katakan sejak awal adalah soal kesibukan kita bukan pada isu inti. Justru saya ajak memikirkan fakta bahwa tenaga kerja asing menyerbu kita, sementara rakyat sendiri sengsara di negeri orang, bahkan ada yang diperbudak, disiksa, dan diserap menjadi komoditas perdagangan manusia.
Tapi kan kata-kata "babu" jelas terlalu kasar digunakan, apa Anda tidak terpikir sebeÂlum men-twitt? Saya enggak bermaksud melakukan penghinaan. Saya hanya mengungkapkan perasÂaan yang merasa ketidakadilan, bahwa saya mendapat laporan soal penganiayaan dan perbudaÂkan TKI di luar negeri. Tapi di sisi lain, tenaga kerja kasar dari luar malah bisa masuk ke sini tanpa halangan.
Kalau Anda tidak bermakÂsud menghina, lalu kenapa kicauan itu Anda hapus?Saya menghapus supaya engÂgak salah paham. Karena meÂmang terminologi (babu, red) itu tampaknya mengganggu di kupÂing banyak orang. Padahal saya enggak maksud ke arah sana. Tapi enggak apa-apa, sosmed (sosial media) kan gitu, enggak ada masalah.
Meski tidak bermaksud menghina, tapi kenyataannya para TKI di luar negeri kan protes. Lantas bagaimana Anda menanggapinya?Saya tidak paham mengapa mereka begitu. Tapi sejauh ini konstituen saya tidak ada yang protes, karena merasa terÂhina oleh twit tersebut. Mungkin karena mereka merasa masih terwakili.
Maksudnya?Saya terpilih tiga kali dari basis-basis TKI dengan suara terbesar, karena apa? Karena mereka sudah melihat kinerja saya. Mulai dari yang terlantar oleh PJTKI (Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia), samÂpai memulangkan jenazah yang terbengkalai di luar negeri saya urus semuanya.
Akibat dari twitt tersebut, tidak hanya diprotes, Anda juga dilaporkan ke MKD. Tanggapannya? Enggak apa - apa. Laporan dari masyarakat itu biasa. Hak pubÂlik jika mereka mau melaporÂkan anggota DPR yang diangÂgap melakukan pelanggaran. Kewajiban saya memberikan penjelasan.
Tapi mereka juga meminta MKD mencopot Anda dari Timwas TKI. Tidak apa tuh?Enggak apa-apa. Mereka itu hanya belum paham, nanti biar saya kasih tahu pelan-pelan.
Salah satu alasan mereka meminta agar Anda dicopot adalah karena sampai sekarang Undang-Undang TKI belum direvisi. Tanggapan Anda?Revisi itu masalah anggota, dalam hal ini yang ada di Komisi IX DPR. Sebab Timwas TKI baru dibentuk lagi. Kami baru selesaikan model pengawasannya.
Alasan lainnya sebagai Ketua Timwas, Anda dianggap telah gagal berperan dalam perlindungan TKI. Tanggapan Anda?
Sejak zaman Pak Fahmi Idris (menjadi Menteri Tenaga Kerja), saya sudah ikut menangani PJTKI yang memalsukan dokuÂmen pekerja. Kata Pak Fahmi seperti melempar pasir ke laut, orang itu hilang karena identiÂtasnya dipalsukan, tapi memang ada yang minta dipalsukan. Mereka meminta itu supaya bisa pergi. Nah, nasib mereka begitu sampai banyak yang lebih buruk dari sekadar menjadi babu, merÂeka banyak yang menjadi budak. Ini perdagangan manusia yang saya lawan sejak lama. Jadi peran saya dalam perlindungan TKI sudah jelas terbukti.
Ada saran bagi para pelapor Anda ke MKD?Ada. Jangan urus yang engÂgak penting. Nanti yang penting seperti perdagangan manusia dan membanjirnya tenaga kerja asing jadi terlupakan. Ini nyata, bukan khayalan. ***
BERITA TERKAIT: