Jam menunjukkan pukul 14.00 WIB, Sugeng mengendari kenÂdaraannya perlahan. Tepat di deÂpan tenda bertuliskan lajur
check, sopir Grab Car ini menghentikan kendaraannya.
Sejurus kemudian, empat petugas mengenakan seragam dan helm warna biru mendekat ke mobil mini bus ini. Mereka lantas membawa alat untuk menguji emisi gas buang, mesin hingga lampu depan. "Semoga lolos uji KIR," harap Sugeng dengan wajah tegang.
Tak sampai setengah jam, pengujian selesai. Sugeng lanÂtas melajukan kendaraannya ke loket empat untuk mengambil hasil uji kendaraannya yang masih terlihat mulus. Kemudian, petugas menyerahkan hasil tes sebagai bukti kelulusan.
"Alhamdulilah lulus, biarpun menunggu lama," ujar Sugeng girang. Petugas lantas memasang stiker di kaca depan dan bodi samping mobil itu. Sugeng meÂmandanginya dengan tampang girang.
Di belakang mobil Sugeng, ratusan kendaraan mengantrepanjang. Mayoritas berjenis multi purpose vehicle (MPV) untuk meÂlayani penumpang yang memesan melalui aplikasi online.
Kendati digunakan untuk transportasi umum, kondisi mobil-mobil ini terlihat mulus dan prima. Bahkan, mayoritas umur kendaraan-kendaraan itu belum genap dua tahun.
Uji KIR bagi kendaraan berÂbasis aplikasi dilakukan secara berurutan. Setiap kendaraan harÂus melewati empat tenda. Tenda pertama untuk pendaftaran. Di tenda pertama ini sudah banyak yang berwajah tegang.
Di tempat ini, setiap sopir harus mendaftar sambil memÂbawa fotokopi STNK dan KTP. Selanjutnya, tenda kedua untuk pembayaran retribusi sebesar Rp 87 ribu, ditambah adminisÂtrasi Bank DKI Rp 5 ribu. Total Rp 92 ribu.
Tenda ketiga untuk identifikasi kendaraan, uji visual dan teknis laik jalan. Di tempat ini, setiap kendaraan akan mendapatkan penetapan kelulusan uji, print out uji atau surat keterangan tidak lolos uji bila dinyatakan tidak lolos.
Tenda keempat untuk peÂnyerahan hasil uji kendaraan. Bila lolos uji KIR, setiap kenÂdaraan akan mendapat stiker yang dipasang di kaca depan dan keterangan uji KIR di bodi samping bawah mobil. Tak ketinggalan, petugas juga akan mengetok nomor uji pada chasis kendaraan.
Sugeng mengaku terbantu dengan adanya layanan uji KIR keliling di Monas, karena lebih dekat dengan tempat tinggalnya di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. "Biasanya uji KIR di Pulogadung, kejauhan,"ucapnya.
Kendati demikian, pria beruÂmur 35 tahun ini, memberi masukan tentang uji KIR kelilÂing di Monas karena server unÂtuk pengujian sering mengalami kendala, sehingga pelayanan menjadi terhambat. "Antre saja lama, ditambah server mati, semakin lama proses penyeleÂsaiannya," ucapnya.
Lantaran itu, pria yang menÂgenakan kemeja warna biru ini menyarankan, sebelum melakuÂkan uji KIR, seluruh peralatan harus siap digunakan. "Tapi tak masalah, matinya server tidak terlalu lama," ujarnya.
Menurut Sugeng, kendaraan online yang melakukan uji KIR, tidak terlalu banyak masalah karena mayoritas mobil yang digunakan di bawah lima tahun atau sesuai aturan perusahaan tempatnya bekerja. "Bahkan, banyak mobil di bawah setahun. Mobil saya juga baru tujuh buÂlan," klaim dia.
Pria bertubuh subur ini, menÂgaku berani membeli kendaraan baru dan bergabung dengan layanan transportasi online karÂena penghasilannya menggiurÂkan. "Saya bisa dapat 8 sampai 10 juta per bulan. Lumayan, bisa bayar cicilan mobil," kata dia.
Di Monas juga dibuka layanan untuk pembuatan SIMAUmum. Tapi, Sugeng tidak mendaftar karena sudah mempunyai SIMtersebut. Soalnya, dia pernah lama bekerja sebagai sopir taksi konvensional. "SIM lama belum mati," ucapnya.
Latar Belakang
Seribu Mobil Taksi Online Ikut Uji KIR
Seribu taksi online melakukan uji KIR di Lapangan Pakir Monas, Jakarta Pusat, kemarin. "Semua akan kami layani sampai selesai," ujar Kepala Pelayanan Uji KIR Pulogadung, Tiyana.
Uji KIR keliling di Lapangan Parkir Monas, kata Tiyana, dibuka dalam rangka memperinÂgati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-71. "Kami buka dua hari, Senin dan Selasa," ujarnya.
Untuk Senin, kata dia, khusus kendaraan atau taksi berbasis apÂlikasi. Sedangkan Selasa, khusus untuk taksi konvensional. Tapi kalau hari ini ada taksi aplikasi yang mendaftar, tetap dilayani.
Khusus taksi berbasis aplikasi, kata dia, sejak 16 Mei hingga Sabtu (13/8), baru sekitar 2500 kendaraan yang melakukan uji KIR dari total 5 ribu. "Semoga momen ini digunakan pemilik mobil online untuk melakukan uji KIR," harapnya.
Kendati diwajibkan melakuÂkan uji KIR, dia menyebut, tidak banyak ditemukan masalah pada kendaraan-kendaraan online tersebut. Pasalnya, mayoritaskendaraan yang digunakan masih baru atau di bawah lima tahun.
"Dari 2500 kendaraan yang diuji, hanya sekitar 160 yang gagal uji KIR," sebutnya.
Bagi yang gagal, kata dia, diberi waktu satu bulan untuk mengulanginya. "Yang pasti, setiap kendaraan umum harus melakukan uji KIR dua kali daÂlam satu tahun," tutupnya.
Di Lapangan Parkir Monas juga dibuka layanan pembuatan SIM A umum untuk pengemudi mobil online, kemarin. SIM tersebut khusus untuk pengemuÂdi transportasi umum. Lokasinya berdampingan dengan tempat pelayanan uji KIR. Tiga bus yang biasa digunakan untuk pelayanan SIM keliling, terpakir rapi di tempat ini.
Para sopir itu mengikuti beÂberapa tes sebelum mendapÂatkan SIM A umum. Yaitu, tes kesehatan, psikologi. Setelah itu dilanjutkan dengan pendaftaran dengan membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 120 ribu dan biaya tes simulator sebesar Rp 50 ribu. Total Rp 170 ribu.
Usai membayar, dilanjutkan dengan ujian teori dan simulator. Terakhir, praktik mengemudi di jalan. Petugas telah menyiapkan dua kendaraan dinas polisi untuk uji praktik. Bila dinyatakan lolos, sopir akan langsung mendapat SIM A umum di tempat ini.
Petugas pelayanan SIM A Umum, Brigadir Aban mengaÂtakan, hari pertama ada 99 sopir kendaraan berbasis online yang mendaftar. "Rencananya ada 100 orang, tapi satu tidak mendaftar," ujar Aban.
Menurut Aban, seluruh pemoÂhon SIM A Umum harus mengiÂkuti prosedur yang ada dan tidak ada keringanan sedikit pun. "Kalau tidak lulus, ya harus mengulang esok hari. Bila masih tidak lolos, ya harus mengulang di pelayanan SIM, Daan Mogot," kata dia.
Kendati ada program pembuaÂtan SIM keliling di Lapangan Parkir Monas, lanjut Aban, petugas tetap melakukan standar seperti biasa. "Ini sudah perintah pimpinan," pungkasnya. ***