Lalu siapa yang berada di belakang produsen vaksin palsu hingga beredar di apotek dan rumah sakit, berikut wawancara selengkapnya;
Kabarnya ada pertemuan-pertemuan membahas persoalan vaksin palsu. Apa hasilnya?Iya, pertemuan kerja antara stakeholder yang berkompeten dalam permasalahan vaksin palsu. Antara lain dari dinas dan Kementerian Kesehatan, Badan POM, pabrikan vaksin, kemudian Ikatan Dokter Anak, dan lainnya. Pertemuan kerja ini untuk memecahkan persoalan vaksin palsu dalam konteks sejauh mana langkah yang harus segera dilakukan supaya kita bisa menangani permasalahan ini secara tepat dan tuntas. Kita di bidang penegakan hukum juga diminta untuk segera melakukan pengejaran dan penangkapan terhadap pelaku-pelaku vaksin palsu yang belum atau saat ini sedang dilakukan penyelidikan. Kemudian dari bidang kesehatan perlu memastikan lagi regulasi yang harus dipatuhi oleh pihak rumah sakit dan distributor obat untuk memastikan vaksin yang beredar adalah asli. Balai POM tentunya juga melakuÂkan pengawasan obat, melalui perangkat yang ada pada Balai POM dari pusat hingga daerah untuk mencari dan menemukan vaksin-vaksin palsu yang bereÂdar di seluruh Indonesia.
Cuma itu saja?
Satgas terkait vaksin palsu ini sudah dirancang pembenÂtukannya. Dari kepolisian, dari BPOM, Kementerian Kesehatan, dan yang lainnya terkait dengan kesehatan anak. Kita akan segera bekerja dan memastikan vaksin yang ada di lapangan nantinya adalah asli. Kemudian tenaga medis juga memastikan bahwa vaksinnya adalah asli. Dan kita juga membuka hotline dari BPOM, atas temuan atau keluÂhan terhadap vaksin palsu ini.
Temuan Anda, bagaimana membedakan vaksin asli denÂgan yang palsu?Identifikasi vaksin palsu berÂdasarkan fakta yang kami lihat bahwa vaksin yang palsu itu dibuat dari botol bekas, kemuÂdian diisi dengan cairan infus, air biasa atau anti-biotik. Tutup dari vaksin palsu ini warna dan kerapiannya berbeda dari vaksin asli. Warnanya lebih suram. Kemudian karet penutup di atasnya itu juga warnanya lebih suram. Bentuknya kebih tidak rapi. Kemudian kalau digunÂcangkan, vaksin palsu ini lebih encer dari pada vaksin asli.
Oh ya, apakah ada potensi kongkalikong dalam kasus ini khususnya terkait perizinan?Ini mereka tidak ada yang mempunyai izin. Pelaku-pelaku yang kami tangkap adalah yang tidak memiliki izin edar terkait dengan vaksin palsu ini.
Kalau tidak punya izin, lalu bagaimana bisa beredar di apotek dan rumah sakit?Intinya, saya ingin memastiÂkan bahwa ini adalah perilaku-perilaku kriminal, atau orang yang memanfaatkan peluang dan kesempatan dalam kebutuhan akan vaksin tadi. Umumnya kita ketahui dari mereka adalah motif ekonomi. Jadi, kita akan mengÂkonstruksikan setiap perkara ini dengan konstruksi hukum. Di mana dari konstruksi ini kita akan merangkai apa-apa yang kita temukan dengan langkah hukum yang diatur dalam KUHP dan memastikan objek dari penyidikan kita ini adalah tepat dan benar.
Vaksin palsu ini apa ada yang masuk dalam program-proÂgram vaksinasi pemerintah?Vaksin ini didistribusikan oleh mereka secara mandiri. Saya meÂlihat mereka mencoba melakukan tipu daya kepada pengguna vakÂsin. Karena kalau kita temui di apotek ternyata yang di display itu vaksin asli. Tapi kemudian ada pembeli, yang diserahkan adalah vaksin palsu.
Ada berapa apotek yang sudah teridentifikasi?Ini dua pemilik apotek sudah kita tahan.
Sudah sejauh mana sebeÂnarnya daerah sebaran vaksin palsu ini?Ya, kita terus melakukan penÂdalaman. Nanti perkembangan hasil penyelidikan, tentunya akan menjadi bahan kita untuk mengambil langkah-langkah. Apakah nanti berkembang (daerÂah sebaran vaksin palsu) nanti kita lihat dari pendalaman fakta yang kita temukan. Mereka pasti punya cara untuk mendistribusiÂkan. ***
BERITA TERKAIT: