WAWANCARA

Rachmat Gobel: Atasi Kelangkaan, Kami Berikan Izin ke Bulog Untuk Impor 50.000 Sapi

Rabu, 12 Agustus 2015, 09:39 WIB
Rachmat Gobel: Atasi Kelangkaan, Kami Berikan Izin ke Bulog Untuk Impor 50.000 Sapi
Rachmat Gobel/net
rmol news logo Kelangkaan daging sapi kembali terjadi. Rezim boleh berganti tapi masalah ini belum tersentuh revolusi kebi­jakan berorientasi solusi. Makanya masalah sapi masih terus mengguncang pemerintahan.

Presiden Jokowi sudah mengancam pengusaha agar tidak mempermainkan harga daging sapi. Kalau harga tetap tinggi, pemerintah akan mengimpor sendiri daging sapi. Kalau itu di­lakukan maka bisa mengurangi harga 45 ribu sampai 50 ribu per kilogram.

Meski sudah ada ancama dari orang pertama di negeri ini, dag­ing sapi tetap langka dan harg­anya melambung tinggi sampai tak terbeli. Masalah seputar daging sapi seperti lautan tanpa tepi, seperti sumur tanpa dasar. Terbukti sampai saat ini belum juga ketemu formula solusi am­puh untuk menjawab semua.

Kenapa kelangkaan daging sapi kembali terjadi? Apa pe­merintah tak sanggup menan­gani masalah ini? Bagaimana langkah Menteri Perdagangan dalam menemukan formula penyelesaian tersebut? Simak wawancara dengan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel berikut ini:

Kenapa daging sapi langka, sehingga harganya jadi mahal?
Saya menduga mahalnya harga daging sapi saat ini ada permainan dari sekelompok pengusaha yang sengaja mena­han masuknya daging ke pasar. Hal itulah yang membuat harga daging sapi di pasaran menjadi sangat mahal karena langka.

Jadinya seperti sekarang ini kalau diberikan ke pengusaha (untuk mengimpor daging sapi), tidak mau melepaskan daging sapi ini. Makanya kita serahkan ke Bulog untuk tanggung jawab.

Bagaimana stok daging sapi nasional?
Stok sapi di tempat pengge­mukan sapi atau feedlot saat ini cukup dan mampu memenuhi kebutuhan daging sapi selama dua sampai tiga bulan ke depan. Saya juga sudah bicarakan sama Menteri Pertanian bahwa stok di feedlot itu ada sampai dua sampai tiga bulan.

Terkait isu kelangkaan yang terjadi akibat aksi mogok pedagang daging sapi, bagaimana?
Saya sudah berkoordinasi dengan Menteri Pertanian dan Kapolri untuk membahas ten­tang kelangkaan daging sapi aki­bat mogok yang diserukan oleh asosiasi pedagang sapi. Ajakan mogok dari pedagang sapi ini sebetulnya sudah mengganggu roda ekonomi nasional kita di tengah ekonomi lesu sekarang ini, tindakan menghasut dan mengajak untuk tidak menjual daging sapi mengganggu roda ekonomi dan menciptakan harga semakin mahal.

Apa langkah Kementerian Perdagangan menanggapi hal itu?
Kami akan membawa ke jalur hukum jika menemukan permainan penimbunan stok sapi oleh pihak-pihak tertentu. Kami akan menggunakan Undang-undang Perdagangan, dan Kementerian Pertanian akan menggunakan Undang-undang Pangan untuk mengatasi hal ini.

Apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi hal ini?
Kami telah berkoordinasi dengan Menteri Pertanian dan memastikan stok sapi di tempat penggemukan itu cukup. Tapi ada pihak di tempat penggemu­kan sapi menahan karena impor sapi yang belum dikeluarkan. Itu sebetulnya sudah bisa dikat­egorikan pidana kalau mereka menahan. Menimbun itu sudah pidana sebetulnya.

Bagaimana dengan izin im­por sapi?
Izin impor sapi dikeluarkan untuk menjaga suplai dan sta­bilitas harga. Dari sekarang ke depan untuk menjaga stabilitas suplai dan harga oleh karena itu izin dari pada impor itu diberi­kan kepada Bulog.

Lembaga itu yang mengatur karena fungsinya untuk itu. Jadi Bulog yang harus bertang­gung jawab (terhadap impor), tidak lagi diberikan kepada para pengusaha importir itu. Kami telah mengeluarkan izin untuk mengimpor sapi sebesar 50.000 ekor yang diberikan kepada Bulog.

Memangnya berapa kebu­tuhan daging sapi di dalam negeri?
Kebutuhan nasional terh­adap daging sapi siap potong setiap bulan sebanyak 45.000 ekor. Makanya kita sudah men­geluarkan impor 50.000 ekor sapi melalui Bulog. Sudah dikeluarkan izin impornya, realisasinya tentu perlu waktu proses.

Apa tidak diberikan izin impor kepada pengusaha?
Dikhawatirkan adanya ke­mungkinan menahan suplai. Karena kalau diberikan kepada pengusaha importir itu, ya sep­erti sekarang ini jadinya. Mereka yang mengendalikan, tidak mau melepaskan sapi-sapinya. Ini sebetulnya sudah menyalahi. Kepercayaan pemerintah yang diberikan kepada mereka dis­alahgunakan.

Untuk itu, Bulog melakukan operasi pasar untuk menjaga ketersediaan daging sapi.

Selain itu, Kemendag akan mengupayakan apa lagi?
Kami akan berusaha mencari tahu pelaku yang menahan sapi, sehingga mengakibatkan isu kelangkaan. Padahal sebenarnya stok masih cukup di tempat penggemukan. Stok yang ada di tempat penggemukan sapi itu seharusnya dilepas. Karena stok tidak dilepas untuk didistribusi­kan ke pasar,

Apa langkah ke depan?

Ke depan kami akan mengkaji tindakan itu bersama Kementerian Pertanian dengan meng­gunakan UU Perdagangan atau UU Pangan. Saya menduga ini ada pihak yang menghasut peda­gang untuk mogok berjualan. Padahal ajakan melakukan aksi mogok itu berakibat meng­ganggu roda perekonomian.

O ya, bagaimana soal stok beras nasional di saat keker­ingan saat ini?

Kami kembali membuka opsi impor beras sebagai solusi prak­tis menjaga ketahanan pangan di tengah ancaman kekeringan di sejumlah daerah di Indonesia. Namun, kami tegaskan bahwa impor merupakan opsi terakhir yang akan diambil. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA