Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Anak Politisi Daerah Ingin Kuliah Ilmu Politik di Jakarta

Mau Ujian SBMPTN, Ikut Bimbel 3 Bulan

Rabu, 10 Juni 2015, 10:19 WIB
Anak Politisi Daerah Ingin Kuliah Ilmu Politik di Jakarta
ilustrasi/net
rmol news logo Jarum jam tangan Fadel Muhammad menunjukkan waktu tepat jam sembilan pagi. Alumni angkatan 2014 SMA Negeri 1 Curup Timur Bengkulu itu, langsung memasuki gedung Raden Dewi Sartika, Kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jakarta Timur. Mengalungkan name tag putih bertuliskan Kartu Peserta SBMPTN 2015, ia dihampiri mahasiswa yang menggunakan jaket hijau almamater UNJ.
 
"Silakan naik lift ke lantai delapan," ujar pria yang menjadi anggota panitia lokal Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Sejurus ke­mudian, Fadel memencet nomor lantai yang diinstruksikan.

Tiba di lantai tujuan, langkah Fadel terhenti di depan ruang RS 27. Sesuai jadwal yang tertera di balik name tag, ujian SBMPTN baru dimulai Pukul 9.45.

Tidak hanya Fadel, 19 peserta lainnya sudah menunggu di depan ruangan itu. Setiap ruangan ujian dibatasi hanya diisi 20 orang saja. Ratusan peserta SBMPTN di kampus UNJ tersebar di sejumlah ruangan di gedung Dewi Sartika yang berlantai 10.

Tepat pukul 9.45, seluruh pe­serta dipersilakan masuk ruangan. Peserta diberi waktu 15 menit untuk mengisi data diri di lembar jawaban. Setelah semua peserta mengisi kolom identitas, panitia membagikan lembar soal.

Sebelum ujian dimulai, peser­ta diberi tahu hanya diberi waktu 90 menit untuk mengerjakan 90 soal pilihan ganda. Artinya, satu menit untuk satu soal.

Sesi pertama adalah ujian Tes Kemampuan Potensi Akademik (TKPAD). Sesi selanjutnya Tes Kompetensi Dasar (TKD). Jika peserta mengambil program studi seni atau olahraga, akan ada ujian praktik esok harinya.

"Ya, silakan mengerjakan," panitia memberikan aba-aba ke­tika jarum jam di ruangan ujian menunjukkan pukul 10 tepat. Sontak, suasana hening. Seluruh peserta fokus kepada soal.

Fadel terlihat tidak kikuk mengerjakan ujian. Tahun lalu, dia pernah menempuh ujian di UNJ. Sayang, dia tak lolos. Kali ini, dia lebih mempersiapkan diri untuk ujian SBMPTN. Selama tiga bulan sebelum ujian, dia mengi­kuti bimbingan belajar (bimbel) khusus agar bisa diterima di kampus negeri ini.

Ada tiga program studi yang dipilihnya. Pilihan pertama Ilmu Politik di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. Kedua jurusan Psikologi UNJ, dan tera­khir, jurusan Administrasi Niaga Universitas Indonesia (UI).

Bercita-cita sebagai politisi, membuatnya menjatuhkan pilihan pertama pada jurusan Ilmu Politik. Fadel mengaku terinspirasi sang ayah yang kini anggota DPRD Kabupaten Rejang Lebong, Mahdi Husen. Bahkan, anak kelima Mahdi ini juga tertarik berkeci­mpung di Partai Golkar, kendaraan politik sang ayah.

Tak terasa, waktu ujian selama 90 menit berlalu. Dari 90 soal, Fadel hanya mampu menjawab 70 soal. Sisa 20 soal lainnya, sengaja dia kosongkan. Soal yang tidak dikerjakan skornya 0. Sedangkan jika jawaban benar dapat skor 4. Sementara jika salah minus 1.

"Soal yang sulit itu adalah matematika dasar," akunya. Ia khawatir jika mengisi asal-asalan bisa mengurangi skornya jika jawabannya salah. Sesi pertama (TPKAD) menyajikan soal-soal mengenai pengembangan diri seperti psikologi, matematika dasar, hingga logika.

Usai ujian sesi pertama, Fadel kembali beristirahat sejenak di depan gedung Raden Dewi Sartika. Sesi kedua dilanjutkan Pukul 13.15. Soal ujian, men­genai Tes Kemampuan Dasar (TKD). Serupa dengan sesi per­tama, para peserta diberi waktu 15 menit untuk mengisi data diri sebelum lembar soal dibagikan.

Kali ini, Fadel lebih yakin dalam mengerjakan soal. Ia mengaku sudah melahap sejum­lah buku ilmu sosial sebelum ujian. Soal TKD disesuaikan dengan program studi yang dipilih peserta. Memilih ilmu sosial, soal-soal yang dihadapi Fadel meliputi sejarah, kewarganega­raan, hingga bahasa Indonesia.

"Soalnya ada 60, saya kerja­kan semua," akunya.

Tepat jam setengah tiga sore, Fadel meninggalkan ruang ujian. Menuju lift kembali ke lantai dasar. Tidak langsung mening­galkan area kampus, pria berusia 18 tahun itu memilih shalat Ashar sebelum pulang. Sekaligus menunggu saudaranya yang tinggal di Pamulang, Tangerang Selatan menjemputnya.

Fadel berharap besar lolos di ujian SBMPTN tahun ini dan bi­sa kuliah di kampus negeri yang ada di ibukota. Bukan karena kampus di Bengkulu tidak me­narik, baginya, menimba ilmu di Jakarta memberikan pengalaman yang tinggi dibandingkan kuliah di kampung halamannya.

Jika tidak diterima SBMPTN, pria berkulit bersih itu siap mengikuti ujian mandiri di kam­pus-kampus negeri di Jakarta. Harapannya bisa diterima juru­san Ilmu Politik.

"Saya mau bangkitkan Bengkulu," pungkas Fadel sembari berlalu meninggalkan ke masjid di seberang gedung Dewi Sartika.

SBMPTN tahun ini dilaku­kan serentak selama satu hari di seluruh Indonesia, kemarin. Pendaftarannya, dilakukan se­cara online di www.sbmptn.or.id. Sebelumnya, calon peserta ujian membuat akun pribadi dan membayar biaya administrasi sebesar Rp 100.000 ke rekening Bank Mandiri.

Setelah membayar biaya ad­ministrasi, peserta SBMPTN da­pat memilih program studi di 74 perguruan tinggi negeri (PTN) di seluruh Indonesia. Peserta selek­si akan mendapat pemberitahuan lokasi ujian. Hasil registrasi dan jadwal ujian yang ditampilkan di situs SBMPTN wajib dicetak sebagai kartu identitas peserta.

Peserta SBMPTN tahun ini meningkat dibandingkan tahun 2014. Tercatat 693 ribu pendaf­tar. Tahun lalu 664 ribu orang. Jumlah kursi di PTN pun diper­banyak. Tahun ini, ada 99.223 kursi, meningkat signifikan dari tahun lalu sebanyak 91.924 kursi. Jika dirata-rata, setiap kursi PTN di jalur SBMPTN tahun ini diperebutkan 147 pendaftar.

Ainun Na’im Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menyebutkan SBMPTN tahun ini diikuti PTN baru, yakni Univeristas Singaperbangsa Karawang yang menginduk ke panitia lokal terdekat di Bogor, Universitas Tidar Magelang ke Universitas Diponegoro, sedangkan UPN Veteran Yogya ke Universitas Negeri Yogyakarta atau Univesitas Gadjah Mada. UPN Veteran Jakarta ke Universitas Negeri Jakarta, dan UPN Veteran Surabaya ke Universitas Negeri Surabaya.

Rochmat Wahab, Ketua Panitia SBMPTN, menjelaskan, tes tertulis dilangsungkan Selasa (9/6), sedangkan uji keterampi­lan dilaksanakan 10-11 Juni. Hasil seleksi diumumkan pada 9 Juli 2015.

Antar Anaknya Ujian, Orang Tua Nunggu di Masjid

Hari masih pagi, selasar Masjid At-Taqwa di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) nampak ramai. Tidak hanya mahasiswa yang duduk-duduk, para orang tua terkadang dengan anak ke­cil terlihat bersantai di sana.

"Saya nganterin anak lagi ujian SBMPTN," ujar seorang ibu yang mengaku tinggal di daerah Tangerang. Ibu ber­jilbab itu mengaku datang se­jak jam delapan pagi di kampus UNJ, Rawamangun, Jakarta Timur. Anak perempuannya akan menempuh ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di gedung Raden Dewi Sartika, UNJ.

Mengantarkan sang anak untuk mengikuti ujian, ternyata juga dilakukan ratusan orang tua lainnya. Mereka terlihat duduk hingga lorong-lorong lantai dasar gedung Dewi Sartika.

Ketua Panitia SBMPTN di UNJ, Ifan Iskandar menyatakan pihaknya membatasi para orang tua pengantar peserta ujian. Pengantar tidak diperke­nankan naik ke lantai dua hingga 10 gedung Dewi Sartika. Ruangan-ruangan di lantai itu dipakai sebagai tempat ujian.

Larangan ini diberlakukan agar pengantar tidak meng­ganggu jalannya ujian. Selain itu, ujian SBMPTN ini digelar bertepatan dengan jadwal lapor dan verifikasi data asli siswa yang lulus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Sejumlah orang tua mengantar anaknya lapor diri di kampus ini. "Jadi bayangkan bila semua yang mengantar peserta SBMPTN ikut masuk kampus. Bisa berjubel," kata Ifan.

SBMPTN digelar serentak di seluruh Indonesia. Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristek Dikti) Mohamad Nasir meninjau pelaksanaan ujian di Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat.

Menristek Dikti melihat sejumlah peserta difabel yang ikut dalam seleksi masuk PTN. Nasir berharap, kesempatan yang diberikan pada peserta difabel memberikan peluang bagi mereka untuk kuliah dan meraih cita-citanya. "Ini sebagai upaya pemerataan kes­empatan belajar di perguruan tinggi negeri," katanya.

Sebanyak tujuh peserta berkebutuhan khusus (difabel) mengikuti SBMPTN 2015 di Fakultas Hukum UI. Khusus untuk peserta difabel, ujian dimulai pukul pukul 7. Bobot materi soal yang dikerjakan sama dengan peserta umum. Bedanya, peserta difabel di­dampingi seorang asisten yang bertujuan untuk membantu pe­serta dalam membacakan soal dan menuliskan jawaban.

Ketua Panitia Lokal Jakarta SBMPTN 2015, Bambang Wibawarta mengatakan, jumlah peserta difabel yang mendaftar berjumlah 12 orang. Namun yang ikut ujian hari ini hanya tujuh orang. "Yang tidak hadir lima orang, itu tanpa ket­erangan," kata Bambang.

Ketujuh peserta berminat di bidang sosial humaniora. Peserta difabel yang mengikuti ujian seleksi masuk tiap tahun selalu ada. Jumlahnya bervariasi. "Dari jumlah peserta yang ikut, tiap tahun ada 5 sampai 7 peserta yang diterima," ujar Bambang.

Ujian SBMPTN 2015 di Jakarta diikuti 54.228 peserta yang terdiri atas 21.526 peserta ujian sainstek, 27.694 peserta sosial humaniora dan 5.008 peserta campuran. Jumlah peserta tahun ini meningkat 11 persen dari tahun lalu yang hanya 48.715 peserta.

"Tempat ujian berbeda-beda, ada 93 sekolah dan 6 perguruan tinggi di Jakarta dan Depok yang menggelar ujian seperti ini," pungkasnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA