Dari balik pagar, terlihat tiga motor yang parkir. Sejumlah alas kaki berserakan di depan teras. Pintu masuk di bagian dalam terbuka lebar. Tandanya, ada aktivitas di dalam rumah berlantai tiga itu.
Seorang pria bertelanjang kaki keluar dari dalam ruangan. Pria berkaos biru itu berhenti di balik pagar, membuka slot dibagian tengah dan bawah. Pagar dibuka pas sebadan. Dido, begitu pria itu memperkenalkan diri. Dia aktif di organisasi sayap PAN ini. Kebetulan dia sedang menÂjaga markas.
Kantor BM PAN dititipi sejumÂlah furnitur milik DPP PAN. Usai Kongres di Bali, partai berlambang matahari itu tak diperkenankan lagi berkantor di gedung milik PT Arthindo Utama yang terletak di Jalan TB Simatupang Kavling 88, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Gedung berlantai tujuh itu akan dijadikan kantor perusahaan anak Hatta Rajasa.
Ketua umum yang baru, Zulkifli Hasan memutuskan mengosongkan gedung Arthindo. Barang-barang inventaris partai dipindahkan ke tempat penampungan sementara di kantor BM PAN dan rumah pribadi Zulkifli di Cipinang, Jakarta Timur.
Dido membenarkan kantor BM PAN dititipi barang milik milik DPP PAN. Lemari, bangÂku, meja, dan perangkat kantor berukuran besar ditaruh di lantai dua kantor ini.
Ia mengungkapkan, pemindaÂhan barang-barang milik PAN ke tempat ini dilakukan tak lama setelah kongres.
Sejumlah kendaraan silih berganti mendatangi kantor berÂbentuk rumah hunian itu. Kader BM PAN gotong-royong menÂgangkuti ke lantai atas, melewati anak tangga. Furnitur ditaruh di beberapa ruangan di lantai dua. Di lantai ini juga terdapat ruanÂgan ketua umum. Ruangannya pun ikut dipenuhi furnitur
Meski ada motor parkir, Dido menyebutkan kantor ini kosong. "Ini motor-motornya doang, orangnya pada di sana (Balai Sudirman). Termasuk pimpinan kita, di sana," katanya.
Balai Sudirman menjadi temÂpat rapat kerja nasional (rakÂernas) PAN pertama di bawah kepimpinan Zulkifli. Acara ini diikuti seluruh pengurus partai di pusat maupun daerah. Juga organisasi sayap.
Dido juga menceritakan baÂrang-barang elektronik inventaÂris PAN, semisal komputer, tak disimpan di sini. Tapi di rumah Zulkifli Hasan.
Sebelumnya, ketua PAN Yandri Susanto mengungkapkan pihaknya sudah hengkang dari gedung Arthindo.
Ia menyebutkan peralatan kantor DPP PAN dipindahkan ke rumah ketua umum dan kantor BM PAN di Tebet. Namun kedua tempat ini tak cukup. "Bisa saja kami menyewa ruko atau gedung (untuk penyimpanan). Nanti kami lihat dulu kebutuhannya. Tapi secepatnya akan kami puÂtuskan," kata dia.
Sebelum memiliki kantor sendiri, DPP PAN akan meÂnyewa kantor di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Zulkifli mengatakan kantor sementara itu sedang dibenahi sebelum bisa ditempati. "Sedang dirapikan," ujar katanya.
Menurut Dido, belum ada furÂnitur yang dipindahkan ke kanÂtor baru. Ia belum tahu di mana lokasi persis kantor baru PAN. Sejauh ini, kata dia, belum ada perintah untuk mengeluarkan barang-barang milik PAN dari tempat ini.
Hari menjelang petang, kanÂtor BM PAN di kawasan Tebet, Jakarta Selatan masih terlihat sepi. Tidak terlihat tamu yang datang, pagar besi setinggu 1,5 meter pun tetap terkunci dari dalam.
Anggota DPR Sumbang Gaji Satu Bulan Kondisi Partai Amanant Nasional (PAN) yang hingga saat ini belum memiliki kantor deÂwan pimpinan pusat (DPP) menÂjadi perhatian serius kadernya di Senayan. Total 49 kader di DPR, dikabarkan setuju menyumbangÂkan gajinya untuk memiliki kantor baru.
"Saya sudah sounding ke teman-teman Fraksi, mereka mau kok tidak gajian sebulan demi mewujudkan kepemilikan kantor DPP. Karena kami tidak mau nomaden terus seperti ini," ujar Wakil Sekretaris Fraksi PAN, Yandri Susanto.
Yandri menjelaskan, para legislator di Senayan itu siap menyumbangkan gajinya lanÂtaran tidak ingin lagi partainya pindah-pindah partai.
Untuk diketahui, partai berÂlambang matahari itu terus pindah-pindah partai sejak era Amien Rais hingga partai ini dipimpin besannya, Zulkifli Hasan, DPP PAN sudah tiga kali pindah kantor.
Ketika dipimpin Amien Rais, partai berlogo matahari terbit ini menempati rumah besar berlantai dua di Jalan Tebet Timur, Jakarta Selatan. Rumah itu memiliki tempat parkir di basement.
Setelah Pemilu 2004, Amien Rais menyerahkan tampuk pimpinan partai kepada Soetrisno Bachir. Menjadi ketua umum baru, pengusaha batik asal Pekalongan itu memindahkan kantor DPP ke gedung berlantai tujuh miliknya di Jalan Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan.
Hampir lima tahun bermarÂkas di sini, PAN harus kembali pindah kantor. Soetrisno "menÂgusir" pengurus PAN dengan dalih gedung ini akan dihibahÂkan ke Muhammadiyah. Di era Hatta Rajasa, PAN menempati gedung berlantai tujuh di Jalan TBSimatupang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Sama seperti "Rumah PAN" di Mampang, kantor baru partai ini juga berstatus pinjaman. Gedung itu milik PT Arthindo Utama, peÂrusahaan yang didirikan Hatta. Begitu tampuk kepemimpinan partai pindah ke Zulkifli, kantor DPP PAN, kembali pindah.
PAN menggelar rakernas seÂlama dua hari terakhir di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan. Selama rakernas, pemÂbahasan nasib kantor DPP PAN yang baru, dibahas. Bahkan, para kader dapat menyumbang pembangunan kantor pusat PAN. Namanya, Saweran Rumah PAN. Hingga kemarin, nominalnya meÂnembus angka Rp 2 miliar.
Yandri menyatakan, dana yang terkumpul dari para kader PAN diharapkan cukup unÂtuk membiayai kantor PAN yang permanen. "Dari situ kami akan ajak urunan," ujar anggota Komisi II DPR ini. Menurutnya, tidak ada target berapa dana minimal yang harus terkumpul untuk pengadaan kantor.
Jika dana saweran seluruhnya sudah terkumpul, kata Yandri, ada spesifik bangunan yang harus terpenuhi. Pertama, kanÂtor harus mampu menampung minimal 150 orang.
Kedua, memiliki banyak ruanÂgan yang dapat digunakan untuk rapat pengurus DPP PAN, mauÂpun kantor organisasi sayap parÂtai. Ketiga, akses jalan menuju kantor tersebut harus mudah.
Terakhir, parkirannya harus besar. "Idealnya punya kriteria seperti kantor yang di Buncit dan TBSimatupang lah. Tapi itu tergantung hasil pembahasan ya," tandasnya.
Dia menambahkan, pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk menempati kantor miÂlik salah seorang kader PAN. Namun ketika ditempati, kata dia, kantor tersebut harus sudah resmi di beli oleh DPP PAN.
"Intinya kami ingin itu sebaÂgai aset resmi DPP PAN. Jadi, siapa pun ketua umumnya, sudah punya kantor," pungÂkasnya.
Mau Bangun Kantor, Saweran Di Rakernas Istri Zulkifli Hasan Kasih Rp 100 Juta Sebuah spanduk berwarna biru putih dengan lebar dua meter membentang di salah satu dinding Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan. "Saweran Rumah PAN," deÂmikian tertulis pada bagian atas spanduk. Di bawahnya, terdapat nama-nama penyumÂbang berikut nominalnya.
Partai Amanat Nasional (PAN) menyewa ruangan Hotel Bidakara sejak Rabu- Kamis. Partai berlambang matahari itu telah menjalankan rapat kerja nasional (rakernas) untuk menentukan arah politik partai di pengurusan periode 2015-2020.
Kongres PAN di Bali akhir Februari-awal Maret lalu, terÂjadi pergantian pengurus di tubuh partai. Zulkifli Hasan didapuk memimpin partai ini untuk lima tahun ke depan menggantikan Hatta Rajasa. Tidak hanya pengurus yang berganti, namun kantor DPP PAN pun berganti.
Sebelumnya, di era Hatta Rajasa, DPP PAN bermarkas di gedung tujuh lantai yang berada di Jalan TBSimatupang Kavling 88, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Namun pasÂcakongres, PAN menyatakan siap pindah kantor.
Bahkan, sejumlah barang inÂventaris partai sudah dipindahÂkan ke markas Barisan Muda (BM) PAN di Tebet Jakarta Selatan, dan di rumah pribadi Ketum Zulkifli di Cipinang, Jakarta Timur.
Kehadiran spanduk Saweran Rumah PAN menjadikan warÂna tersendiri pada rakernas kali ini. Kader-kader PAN tidak melewatkan kesempatan untuk menyumbang. Saweran yang di mulai bulan lalu itu terus berlanjut, bahkan dilakukan saat acara Rakernas PAN.
"Sampai sekarang (kemarin) hampir Rp 2 miliar. Jadi itu terus kita buka, antusiasme dan kepedulian kader dan simpatiÂsan tidak boleh kita abaikan," ujar Ketua DPP PAN Yandri Susanto di sela Rakernas PAN di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta, kemarin.
Yandri menuturkan, iuran sukarela yang kini disebut #SaweranRumahPAN itu dikelola beberapa orang yang dikoordinasikan Wakil Ketua Umum PAN Hanafi Rais. Meski tak dikelola DPP langÂsung, namun angka saweran terus bertambah.
"(Kepanitiaan) kita bentuk sendiri, tidak ada SK atau keputusan DPP PAN. Kita mau kader dan simpatisan kita punya kantor," ujar anggota Komisi II DPR itu.
Tidak hanya itu, pria yang juga menjabat Ketua Barisan Muda (BM) PAN itu juta menÂgatakan untuk kepenguruÂsan partai kali ini akan menÂgakhiri budaya "nomaden" atau berpindah-pindah kantor. Menurutnya, kantor yang nantiÂnya akan ditempati merupakan milik seluruh kader PAN.
Menurut Yandri, saat ini DPP PAN berkantor sementara di kawasan Kebayoran Baru. Soal pembangunan kantor PAN ditargetkan dimulai pada tahun ini dan diharapkan seleÂsai 2 tahun ke depan.
"Posisinya kira-kira di daerah Jakarta Timur, lahan baru," ucap politikus asal Banten itu.
Sementara itu, Andimas, selaku salah satu panita #SaweranRumahPAN itu menÂjelaskan aksi saweran khusus kader PAN saja. Dari spanduk terpampang, nominal sumÂbangan terbesar yang didata oleh panitia saat ini sebesar Rp 200 juta, dan nominal terkecil sebesar Rp 150 ribu.
Di antara nama penyumbang yang tertera yaitu, Jamaludin Jafar sebesar Rp 200 juta, Soraya Zulkifli Hasan Rp 100 juta, dan Andi Taufan Tiro Rp 100 juta.
Ketiga kader tersebut meruÂpakan penyumbang terbesar dalam acara Sawer Rumah PAN yang berlangsung 6 dan 7 Mei 2015. Di sisi lain, penyumbang terkecil dalam Sawer Rumah PAN, berasal dari kader PAN DKI Jakarta, yaitu sebesar Rp 150.000. Adapun acara Saweran terseÂbut direncanakan akan terus dibuka, sekalipun acara rakerÂnas selesai. ***
BERITA TERKAIT: