Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tes CPNS Digelar Serentak Di Pusat Dan Daerah

Peserta Di Gelora Bung Karno Mengalami Mual & Sesak Napas

Senin, 04 November 2013, 10:48 WIB
Tes CPNS Digelar Serentak Di Pusat Dan Daerah
Ujian penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS)
rmol news logo Ujian penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) digelar serentak di seluruh Indonesia kemarin. Demi menjadi aparatur negara, peserta tetap mengikuti tes walaupun dalam kondisi sakit maupun hamil besar. Bahkan, ada yang melahirkan ketika tes berlangsung.

Peserta tes CPNS yang menempati salah satu ruang kelas SMA Negeri 1 Bulukumba, Sulawesi Selatan, tiba-tiba riuh. Faisyah, salah satu peserta tes yang tengah hamil tua mengalami pecah ketuban. Air ketuban membasahi pakaiannya dan lantai di bawah tempat duduknya.

Pengawas tes di ruang kelas lalu mengungsikan Faisyah. Panitia tes lalu mengantar perempuan muda ini pulang ke rumahnya. Setelah salin pakaian dan mengenakan kain, Faisyah didampingi keluarganya berjalan tertatih-tatih ke Puskesmas Ujung Loe, tak jauh dari kediamannya. Ia akhirnya melahirkan di tempat itu.

“Iya, pecah ketubannya di sana (tempat tes). Sudah sakit sekali. Tidak bisa melanjutkan,” ujar perempuan panitia tes yang turut mengantar Faisyah. Panitia menyatakan tidak ada ujian susulan untuk Faisyah. Sebab, dalam peraturan penerimaan CPNS tahun memang tidak ada ujian susulan.

Kejadian sama juga terjadi di Bima, Nusa Tenggara Barat dan Sumenep, Madura Jawa Timur. Tes baru berlangsung 15 menit di ruang kelas SMK Negeri 1 Kota Bima.  Seorang peserta tiba-tiba mengerang kesakitan. “Ada seorang ibu mengeluh sakit perutnya seperti mau melahirkan,” kata Din, pengawas ujian.

Peserta bernama Nurhidawati, 28 tahun, yang tengah mengandung anak kedua itu rupanya akan melahirkan. Usia kandungan sudah menginjak delapan bulan. Nita, pangawas lainnya lalu melapor ke Sekretariat Panitia Ujian Arifin M Amin.

Menurut Arifin, tindakan darurat akhirnya dilakukan untuk peserta di ruang nomor 4 itu. Padahal saat itu tidak ada dokter. “Beruntung ada bidan honorer K2,” kata Arifin. Bidan honorer itu juga tengah mengikuti ujian CPNS.

Ruang kepala sekolah pun dipersiapkan untuk menjadi tempat persalinan. Namun ruangan itu tak jadi digunakan. Sebab, Nurhidawati tidak kuat berjalan. Persalinan pun dilakukan di ruang ujian. Persalinan ditangani bidan honorer yang dibantu pengawasi.

“Prosesnya cukup lancar,” ujar bidan Antin. Namun bayi perempuan yang baru dilahirkan ternyata tak menangis. “Saya langsung minta oksigen,” kata Antin. Panitia ujian lalu mengontak ambulans. Nurhidayati pun dilarikan ke rumah sakit.

Di Sumenep, Dewi Heni Ekawati melahirkan saat mengikuti seleksi penerimaan CPNS. Tenaga honorer di Pemerintah Kabupaten Sumenep yang sedang mengerjakan soal ujian kompetensi dasar itu tiba-tiba mengeluh perutnya sakit.

Panitia lalu memapah Dewi keluar dan membawanya ke Rumah Sakit Islam Kalianget. “Ternyata memang mau melahirkan, sudah kontraksi,” kata Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Sumenep, Titik Suryati, Minggu 3 November 2013.

Dewi mengikuti tes penerimaan CPNS kategori tenaga medis. Menurut Titik, peserta tes CPNS itu memang sedang hamil tua dan rencananya mau melahirkan Senin lewat operasi caesar. Namun sudah kontraksi sehari sebelumnya.

Panitia masih memberi kesempatan kepada Dewi untuk mengerjakan soal saat tiba di rumah sakit. Namun dia tak bisa mengerjakannya lantaran sudah mengalami pembukaan.

“(Dia) tidak gugur. Jadi lembar jawaban yang sempat dikerjakan Dewi itu yang kami kirim ke Jakarta apa adanya. Biar pusat yang menilai,” kata Titik.

Di Jakarta, sejumlah peserta tes CPNS Kementerian Kesehatan yang digelar di Gelora Bung Karno mengalami mual, mencret hingga sesak napas.  Tommy, salah satu tim kesehatan dari RSCM menemukan banyak peserta CPNS yang belum siap menghadapi tes ini.

“Lumayan banyak tadi, ada sekitar 10-15 orang yang ngeluh sakit. Kalau yang asma tadi termasuk paling parah, dalam arti urgent lah harus segera diberi penanganan,” ujar Tommy di Stadion Gelora Bung Karno, kemarin.

Menurut dia, peserta tes mengeluh sakit ringan sampai sedang. “Ada yang ngeluh pusing, mual-mual, ada juga tadi yang mencret dan langsung kita kasih obat untuk penanganan,” terangnya.

Faktor stres, kelelahan dan grogi, kata Tommy, bisa menimbulkan gangguan seperti yang dialami puluhan peserta CPNS itu. “Soal yang tadi diujikan kan banyak, sampai ratusan dan mengerjakannya diberi waktu 1,5 jam. Itu secara tidak langsung menganggu psikologis mereka,” ujarnya.

Kemarin, tes CPNS untuk pelamar umum dan honorer kategori dua (K2) dilakukan serentak baik pusat maupun daerah. Setiap peserta tes harus menjawab 220 soal dengan lima tipe yang berbeda, hanya dalam dua sesi.

Soal pertama berjumlah 120 tentang tes kemampuan dasar (TKD). Soal kedua berisi 100 pertanyaan tentang tes kemampuan bidang (TKB). Masing-masing soal diberikan jeda waktu sekitar 1,5 jam untuk menyelesaikan.

216 Ribu Tenaga Honorer Bakal Diangkat Jadi CPNS

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar mengatakan, tes kompetensi dasar (TKD) CPNS tahun 2013 yang diikuti 1.612.854 peserta, berjalan mulus. Para peserta tes terdiri dari  963.872 pelamar umum, dan 648.982 peserta dari tenaga honorer kategori dua (K2).

“Saya optimistis pelaksanaan tes ini berlangsung sesuai dengan rencana, karena Panselnas sudah sejak jauh-jauh hari melakukan persiapan,” ujarnya di Jakarta, Minggu (3/11).

Disebutkan, honorer K2 yang mengikuti tes terdiri dari 86.351 orang untuk kementerian/lembaga, dan 562.631 tersebar di hampir seluruh provinsi, kabupaten/kota. Dari jumlah itu, pemerintah menyiapkan kuota 30 persen atau sekitar 216 ribu untuk diangkat menjadi CPNS. Selain TKD, pada hari yang sama tenaga honorer K2 juga mengikuti tes kompetensi bidang.

Sementara untuk pelamar umum yang dipanggil mengikuti tes, sebanyak 210.109 peserta diantaranya tersebar di 21 kementerian/lembaga. Sedangkan 753.763 orang memperebutkan 40 ribu formasi yang telah ditetapkan di 256 pemerintah daerah.

Di tempat terpisah, Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Eko Soetrisno mengatakan, tes kompetensi bidang bagi tenaga honorer K2 terdiri dari bidang kesehatan, pendidikan, dan administrasi umum.

Kepala BKN yang juga Ketua Pelaksana Panitia Seleksi Nasional CPNS 2013 ini menambahkan, setelah selesai tes maka seluruh LJK akan dikirim ke tempat pengolahan hasil tes di suatu tempat khusus, yang steril.
 
“Panselnas dibantu oleh konsorsium PTN dan tim quality assurance (QA),” ujarnya di sela-sela peninjauan tes CPNS Kementerian Kesehatan di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Minggu pagi.

Dicurigai Joki, 2 Orang Diusir

Tidak Bawa Identitas

Pengawas tes penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil mengeluarkan dua peserta yang tak membawa identitas diri berupa SIM atau KTP. Mereka hanya menunjukkan nomor atau tanda peserta ujian.

Khawatir keduanya sebagai joki seleksi masuk CPNS, panitia mengusir mereka. “Peserta wajib menunjukkan identitas diri,” kata Kepala Bagian Tata Usaha BPKP Sutisno yang mengawasi seleksi masuk CPNS kemarin.

Panitia mencocokkan antara foto identitas diri dan tanda peserta ujian. Tujuannya, memastikan semua peserta tak melakukan kecurangan atau menggunakan jasa perjokian.

Selama proses seleksi CPNS di Malang tak ditemukan kecurangan atau pelanggaran. Sejumlah lembaga ikut memantau seleksi masuk CPNS di Kota Malang.

Malang Corruption Watch menilai ada 10 titik kerawanan dalam seleksi CPNS. Di antaranya kebocoran soal, perjokian, suap, penyelundupan dan saling titip oleh pejabat lintas daerah.

Penyelewengan ini melibatkan pejabat pemerintah, panitia seleksi, politisi, termasuk lembaga swadaya masyarakat. “Proses rekruitmen CPNS rawan suap, pemerasan dan pungutan liar,” kata Koordinator Divisi Advokasi MCW, Zainuddin seperti dikutip Tempo.

Selain itu, tes CPNS juga berpotensi menjadi ajang “balas budi” bupati/wali kota/gubernur untuk tim sukses dan pendukungnya. Tes ini juga rawan diselewengkan partai politik dalam praktek suap dan pungutan liar yang menjadi sumber dana ilegal partai politik.

MCW bersama koalisi nasional LSM mengawasi mengawasi proses seleksi mulai pra tes sampai pasca penetapan CPNS. Puluhan relawan diturunkan, mulai September sampai Desember.

Sebanyak 3.398 peserta seleksi CPNS mengikuti ujian di GOR Ken Arok Malang. Mereka terdiri dari 2.217 peserta jalur umum dan 1.181 peserta asal pegawai honorer kategori 2.

Mereka bersaing memperebutkan 40 formasi yang disediakan Pemerintah Kota Malang. Peserta menjawab 120 pertanyaan selama 120 menit.

“Pengawasan ketat, semua berjalan lancar,” kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang Supriyadi.

Menurutnya, verifikasi peserta K2 juga ketat. Peserta seleksi hanya diperuntukkan bagi tenaga honorer masa kerja 11 tahun atau sejak 2004. Jika kurang dari masa kerja itu langsung dicoret. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA