Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Urung Pergi Ke Balaikota, Pilih Kemas Barang Pribadi

Melihat Aktivitas Camat Yang Tidak Lolos Seleksi

Jumat, 28 Juni 2013, 09:12 WIB
Urung Pergi Ke Balaikota, Pilih Kemas Barang Pribadi
ilustrasi, kantor Kecamatan
rmol news logo Tiga ruangan di lantai dua kantor Kecamatan Cakung itu terlihat tertutup rapat. Para penghuninya tak terlihat sejak pagi. “Kosong Mas. Tidak ada Pak Camat,” ujar Siti Jubaidah, Staf Seksi Pembangunan dan Lingkungan Hidup Kecamatan Cakung.

Meja kerja Jubaidah berseberangan dengan ruang kerja camat, wakil camat dan sekretaris kecamatan (Sekcam). Pak Camat yang dimaksud Jubaidah adalah Lukman Hakim yang sudah menempati posisi itu sejak lima tahun lalu. “Hari ini (kemarin—red)  dia tidak ke kantor. Kemarin sih masih masuk kantor,” cetusnya.

Sementara Wakil Camat Abu Bakar dan Sekcam Tri Saptanti tak ngantor karena menghadiri pelantikan camat dan lurah baru di Balaikota.  Abu Bakar ikut seleksi terbuka jabatan camat. Hasilnya, dia lolos. Kariernya pun naik jadi camat. Kemarin, Abu Bakar dilantik menjadi camat Duren Sawit.

Sedangkan Tri Saptanti datang ke Balaikota bukan dilantik menjadi camat. Namun untuk mendampingi suaminya yang dilantik menjadi lurah di Jakarta Pusat. “Sebagai istri ya dia (Sekcam) ikut ke sana mengikuti pelantikan,” ujar Jubaidah.

Camat Cakung Lukman Hakim juga ikut seleksi terbuka jabatan camat yang digelar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ia termasuk di antara camat definitif yang tak lolos. Akibatnya, dia pun harus merelakan jabatannya dicopot.

Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta memutuskan Lukman Hakim diganti Ali Murthado. Ali sebelumnya menjabat Camat Cipayung. Ia lolos seleksi dengan skor 226,74 dengan kriteria Cukup Memenuhi Syarat (CMS).

Jubaidah menuturkan beberapa hari terakhir, Lukman terlihat tak ceria. Padahal, sebelumnya dia kerap bercanda dengan para staf di kantor kecamatan ini.

“Waktu saya mengantar surat ke ruangannya tempo hari, Bapak diam saja. Tampak seperti banyak pikiran,” ujar Jubaidah yang sudah bekerja di kantor kecamatan ini sejak 1976. 

Rabu lalu saat ngantor, tutur Jubaidah, Lukman terlihat membenahi barang-barang pribadi di ruang kerjanya. “Beberapa barang pribadinya sudah diangkut. Beberapa masih di dalam,” katanya.

Jubaidah bisa memahami perasaan atasannya yang tak lolos seleksi promosi terbuka jabatan camat. Sebelumnya, Lukman pernah mengungkapkan masa kerjanya tak lama lagi. Ia ingin tetap menjabat camat mendekati pensiun. “Masih sekitar empat atau lima tahun lagi masa kerjanya sebelum pensiun,” kata Jubaidah.

Saat berbincang dengan Jubaidah, Lukman sempat menuturkan seleksi yang diikutinya. “Saat testing wawancara di Mabes Polri ada beberapa hal yang dinilai tidak bisa dijawab. Ya mungkin disitu faktor kegagalannya,” kata Jubaidah mengungkapkan obrolannya dengan Lukman.

Sementara itu, niat Endang Effendi, Wakil Camat Kebayoran Lama untuk naik jabatan, tertunda. Ia tak lolos seleksi terbuka jabatan camat. Ia pun harus puas menempati jabatannya saat ini. “Nggak apa-apa yang penting sudah coba,” kata Endang.

Menurut Endang, tetap menjabat wakil camat karena promosi terbuka itu hanya untuk jabatan camat dan lurah. Wakil camat yang gagal naik jadi camat, tetap menempati posisinya semula.

Hasil seleksi yang diumumkan BKD DKI Jakarta, Endang mendapat skor 180,08. Ia pun dianggap belum memenuhi syarat (BMS) untuk naik jadi camat. 

Nasib berbeda dialami Budi Wibowo. Camat Kebayoran Lama ini tak bisa mempertahankan jabatannya. Hasil seleksi, dia hanya mendapat skor 199,47, dengan kriteria BMS.

“Pak Budi dipindahkan jadi kabid (kepala bidang) pertamanan,” terang Endang.
Budi digantikan Agus Irwanto yang sebelumnya menjabat camat Mampang Prapatan. Endang mengaku siap bekerja sama dengan Agus. “Sudah teleponan dengan camat baru. Ya, saling koordinasi saja,” katanya.

Sebanyak 40 camat mengikuti seleksi terbuka jabatan camat. Tiga belas camat dianggap belum memenuhi syarat (BMS). Mereka pun tak bisa lagi menempati jabatan itu.

Kehilangan jabatan juga dialami Agus Suryadi. Jabatan lurah Kebayoran Lama Utara. Dengan skor hanya 124,42, dia dianggap belum memenuhi syarat (BMS).

Kemarin, Agus terlihat masih datang ke kantor Kelurahan Kebayoran Lama Utara di Jalan Ciputat Raya Nomor 1A, Jakarta Selatan. Ruang kerja lurah terletak di lantai dua. Datang jam tiga sore, Agus pulang dua jam kemudian. “Ada surat-surat yang harus ditandatangani,” kata Agus.

Agus berbesar hati tak bisa mempertahankan jabatannya. Ia sudah berusaha sebaik mungkin mengikuti seleksi terbuka jabatan lurah.

 â€œNamanya ngabdi, siap ditempatin dimana aja,” tegasnya, sembari mengatakan belum mengetahui akan dipindahkan ke posisi apa.

Diminta Rombak Alur Birokrasi Yang Rumit

Ratusan orang berdiri tegap mengenakan jas dan bawahan putih di halaman Balaikota di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.

Mereka kompak mengangkat tangan kanan sambil mengikuti perkataan yang diucapkan Gubernur DKI Joko Widodo. Kemarin, mereka diambil sumpahnya sebagai camat dan lurah baru.

Sebelumnya, mereka telah mengikuti seleksi terbuka jabatan camat dan lurah, dan dinyatakan lolos. Ada yang lolos dengan hasil sangat memenuhi syarat (SMS), memenuhi syarat (MS) maupun cukup memenuhi syarat (CMS).

Mereka yang gagal menjadi camat maupun lurah lantaran mendapat skor rendah dalam tes. Sehingga, dimasukkan dalam kriteria belum memenuhi syarat (BMS).

Dari 40 camat definitif yang mengikuti seleksi terbuka, 13 di antaranya dianggap belum memenuhi syarat. Jabatan mereka pun dicopot, diganti peserta seleksi yang lolos. Begitu juga untuk lurah definitif yang tak lolos seleksi terbuka jabatan.

Kepada camat dan lurah yang baru, Jokowi meminta agar bisa mengubah birokrasi di kantor kecamatan dan kelurahan yang rumit dan bertele-tele.

Dia juga meminta camat dan lurah harus mampu memberi contoh dan menjadi pemimpin bagi warganya melalui hal-hal kecil dengan  melibatkan rukun warga (RW), rukun tetangga (RT) serta warga.

“Harus melayani masyarakat sebaik-baiknya karena tahun ini kita juga akan mengadakan Government Service Index (Indeks Pelayanan Pemerintah). Dari situ  akan kelihatan pelayanan kita ini sudah baik, sedang atau masih kurang baik. Jika organisasi ini bisa mengerakkan masyarakat, saya kira lingkungan kita akan lebih baik lagi,” terangnya.

Pelantikan 415 pejabat pemerintah daerah sekaligus ini dicatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI).  [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA