Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tidak Ada Petunjuk Layanan, Warga Berebut Obat Gratis

Melihat Lelang Jabatan Kepala Puskesmas Di Jakarta

Rabu, 12 Juni 2013, 10:27 WIB
Tidak Ada Petunjuk Layanan, Warga Berebut Obat Gratis
ilustrasi
rmol news logo DKI Jakarta kembali akan melelang jabatan. Kali ini, jabatan kepala pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). Selama ini, pelayanan puskesmas dianggap masih jauh dari harapan. Pejabat yang terpilih lewat promosi terbuka ini diharapkan bisa memperbaiki pelayanan bagi warga miskin.

Seperti apa pelayanan di puskesmas di ibu kota? Yuk kita intip.
Lamah menuntun anaknya keluar-masuk kantor Puskesmas Cakung di Jalan Raya Bekasi, Jakarta Timur. Ia tampak kebingungan. Tak ada satu pun petunjuk cara mendapatkan layanan di situ.

Dia melihat di luar ada meja kosong yang di dekat pintu masuk. Di atasnya ditaruh keranjang kecil. Isinya lembaran-lembaran formulir. Ia pun menuju ke situ dan mengambil dua lembar formulir. Dua pulpen untuk mengisi formulir diikat di sisi keranjang.

Masih diliputi rasa bingung, perempuan berkerudung cokelat itu mencoba mengisi formulir. Ia mengisi data merujuk fotokopi KTP yang dibawanya. Sesekali dia mengingatkan anaknya agar tak rewel.

Di formulir itu ada data kepala keluarga yang perlu diisi. Juga pasien yang hendak berobat.  “Saya isi dua formulir. Satu untuk ibu mertua dan satu lagi untuk anak saya,” ujar Lamah.

Selesai mengisi formulir, Lamah juga bolak-balik bertanya kepada petugas di lobby mengenai bagaimana bisa berobat. “Kata petugas, saya harus membawa KTP saya dan juga KTP suami atau fotokopiannya untuk mengurus ke sini,” ujarnya.

Nanti, lanjut dia, beberapa berkas lainnya harus difotokopi lagi untuk diserahkan kepada petugas di loket. Lamah pun mencari tempat fotokopi. Untungnya, tempatnya tak jauh.

Di sebelah kanan gerbang puskesmas. Warga antre untuk menggandakan dokumen yang dibutuhkan untuk berobat di puskesmas.

Meski agak ribet, Lamah bersedia mondar-mandir untuk mendapatkan pengobatan gratis di puskesmas. “Tidak bayar. Tetapi harus lengkap semua data,” ujar warga yang tinggi di Kampung Lio, Kelurahan Jatinegara, Cakung itu.

Menilik ke dalam lobby, terlihat sejumlah tempat duduk disediakan untuk warga yang akan berobat. Di sebelah kanan tempat tunggu ada dua loket. 
Puskesmas ini menempati bangunan berlantai dua berusia 40 tahun.
Dindingnya ditutupi cat oranye. Lantai puskesmas dilapisi keramik putih. Kondisinya bersih.

Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama mempersoalkan pelayanan dan kondisi puskesmas di ibu kota. “Banyak puskesmas lebih jorok dari halte bus Transjakarta,” sindir pria yang akrab disapa Ahok itu.

Ia menilai pelayanan puskesmas masih belum profesional. “Sudah antre dua jam, terus bilang, mohon maaf, alatnya tidak bisa menangani penyakit Anda. Seharusnya waktu datang ditanyaian sakit apa. Jadi tahu ditanganinya membutuhkan apa saja,” ujarnya.

Untuk memperbaiki pelayanan, Pemprov DKI akan menyeleksi kembali kepala puskesmas. Seleksinya model promosi terbuka, seperti yang sudah diterapkan untuk diterapkan untuk posisi lurah dan camat.

Menurut Ahok, kepala puskesmas harus diisi orang yang profesional. Sebab, program Kartu Jakarta Sehat (KJS) bertumpu pada puskesmas sebelum pasien dirujuk ke rumah sakit.

Andrianti, dokter gigi yang bertugas di Puskesmas Cakung mendukung rencana promosi terbuka jabatan kepala puskesmas untuk meningkatkan pelayanan masyarakat. “Kan itu demi kebaikan bersama,” ujarnya.

Puskesmas Cakung melayani warga yang berdomisili di kecamatan ini. Jabatan kepala puskesmas ditempati  dokter Susi Suzana Aptono. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi poli umum, gigi, imunisasi, balita, gizi, lansia, jiwa, paru dan mata.

Ada enam tempat tidur untuk pasien bersalin. Puskesmas ini juga dilengkapi laboratorium dan radiologi. Puskesmas ini memiliki 12 dokter umum, 12 dokter gigi, 30 bidan, 34 paramedis, 11 paramedis non perawatan 11 orang, 1 apoteker dan 34 tenaga non paramedis.

Tahun 2006, puskesmas ini memperoleh seritifikasi ISO 9001:2000. Sejauh ini, menurut Andrianti, puskesmas ini berupaya melayani masyarakat dengan baik. “Tidak ada keluhan yang berarti dari warga dalam hal pelayanan,”  klaimnya.  Andrianti mengakui masih ada pelayanan yang kurang dan berupaya memperbaikinya.

Bagi warga seperti Lamah, tak mempersoalkan ada atau tidak promosi terbuka jabatan kepala puskesmas. “Yang penting pelayanan kesehatan bagi warga bisa semakin baik dan sigap. Tidak dibuat rumit,” ujarnya.

Puskesmas Rawat Inap Diperbanyak

Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, Pemprov DKI akan memperbanyak jumlah puskesmas rawat inap. Tahun ini akan ditambah 10 puskesmas tipe ini.

Jakarta memiliki 340 puskesmas. Terdiri dari 296 puskesmas kelurahan dan 44 puskesmas kecamatan. “Dari jumlah itu, 12 puskesmas kecamatan sudah memiliki fasilitas rawat inap 24 jam,” ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Dien Emmawati.

Dua belas puskesmas yang memiliki fasilitas rawat inap yakni Puskesmas Kecamatan Tambora, Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk, Puskesmas Kecamatan Kembangan, Puskesmas Kecamatan Jagakarsa, dan Puskesmas Kecamatan Tebet.

Kemudian, Puskesmas Kecamatan Mampangprapatan, Puskesmas Kecamatan Cilincing, Puskesmas Kecamatan Tanjungpriok, Puskesmas Kecamatan Koja, Puskesmas Kecamatan Cilandak, Puskesmas Kecamatan Pulau Seribu Utara dan Puskesmas Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan.

Dengan adanya penambahan, pada akhir tahun ini jumlah jumlah puskesmas yang memiliki fasilitas rawat inap mencapai 22 puskesmas. “Kita desain secara keseluruhan puskesmas kecamatan dengan fasilitas rawat inap, tapi karena biayanya tidak kecil sehingga penambahannya dilakukan  bertahap,” katanya.

Untuk sementara, sambung Dien, prioritas pembangunan puskesmas rawat inap dilakukan di daerah padat penduduk. Karena pembangunan puskesmas rawat inap ini memang ditujukan bagi kurang mampu. “Yang penting bagi kami puskesmas prioritas yang harus ada di daerah miskin,” ucapnya.

Menurut dia, anggaran yang dibutuhkan untuk menambah puskesmas rawat inap tidak terlalu besar. Sebab, bangunan puskesmas sudah ada tinggal menambahkan sejumlah fasilitas pendukung saja.

“Harapannya, masyarakat di sekitar puskesmas tidak perlu jauh-jauh ke rumah sakit, cukup ke puskesmas rawat inap saja. Pantauan kami peminatnya cukup banyak, bahkan berdasarkan pantauan di lapangan masyarakat puas dengan pelayananannya, karena selain murah juga dekat dengan rumah,” katanya.

Selain menambah fasilitas rawat inap di puskesmas kecamatan, Dinas Kesehatan DKI juga merencanakan puskesmas kelurahan bisa melayani warga selama 24 jam. [ Harian Rakyat Merdeka ]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA