Sebanyak 23 dari 66 bus TranÂsjakarta yang dibeli PemeÂrintah DKI Jakarta dari Zhong Tong, Cina tiba di Pelabuhan TanÂjung Priok pekan lalu. Dari peÂlabuhan, bus-bus tersebut dibawa ke bekas pool Damri di Jalan Raya Pesing, Jakarta Barat meÂlalui jalur darat.
Seperti apa model bus baru Transjakarta tersebut? Yuk kita intip ke bekas pool Damri yang kini sudah diganti menjadi tempat mangkal bus Transjakarta. KareÂna selain ada tanah kosong yang cukup luas untuk dijadikan teÂmÂpat parkiran.
Disini juga ada SPBG (stasiun pengisian bahan baÂkar gas) yang merupakan baÂhan bakar bagi Transjakarta untuk beroperasi.
Hadad dan rekannya asyik meÂngelap bodi bus di bagian samÂping dekat pintu masuk. Dua emÂber, satu botol plastik pembersih kaca serta kaleng cairan anti karat berada tidak jauh dari tempat berÂdiri dua pria yang merupakan peÂtuÂgas keamanan pool.
Usai mengelap separuh bodi dibagian samping kanan, Hadad kemudian mencelupkan kain lap yang dipegangnya ke air. Lalu lap diperasnya hingga setengah keÂring. Tak lupa, dituangnya cairan anti karat di lap yang tadi diÂperasnya.
Perlahan dia gosok tulisan Zhong Tong yang menempel di body bus. Tulisan itu terbuat dari bahan berupa alumunium. Hanya beberapa usap, tulisan tersebut tampak lebih mengkilap dari sebelumnya.
“Biar bus baru, perawatan haÂrus tetap dilakukan. Meskipun tiÂdak ada yang rusak, saat tiba dan parkir disini kondisinya kotor oleh debu atau lumpur sewaktu di jalan,†terang Hadad sambil melanjutkan kerjanya.
Pria berbadan kurus ini meÂngaÂtakan, dia bekerja di sini bukan untuk menjaga pool tapi juga tuÂrut membantu perawatan bus. Apalagi, sekarang musim hujan. Sebentar panas, lalu hujan lagi.
“Pool ini kan bekas Damri, buÂkan tempat parkir tertutup. MaÂkaÂnya bus yang ada disini kepaÂnaÂsan dan kehujanan setiap haÂriÂnya,†kata Hadad sambil mÂeÂnunÂjuk ke lingkungan sekitarnya.
Memang benar, pool 23 bus baru milik Pemrov DKI hanyalah berupa lahan parkir tanpa atap. Lantainya yang dilapisi aspal yang terlihat mengelupas di beÂbeÂrapa titik.
Di atas lahan yang bentuknya memanjang ini memang ada 23 bus yang terparkir. Dari warna catÂnya yang masih mengkilap, bisa dipastikan bahwa semuanya memang masih baru. Karet roda ban juga tampak masih hitam mengkilat menandakan jarang dipakai.
“Itu memang bus baru yang nanÂti akan dipakai buat TransÂjaÂkarÂta. Itu dibeli langsung dari Cina lho. Bentar lagi kabarnya, akan datang bus serupa dalam jumlah yang lebih besar,†terang Hadad.
Apa bedanya dengan bus sebeÂlumnya? Pengamatan Rakyat MerÂdeka, tampilan luar bus ini suÂdah terlihat perbedaannya deÂngan bus Transjakarta sebÂeÂlumÂnya. Mulai dari bagian depan suÂdah bisa terlihat perbedaannya. Bus ini bentuknya sedikit moÂnyong ke depan, tidak kotak seÂperti bus sebelumnya.
Kaca spion yang ada di kanan dan kiri bus bukan terbuat dari gagang kecil biasa, seperti yang di bus yang lama. Pada bus baru ini, kaca spion dipasang pada gaÂgang besar berbentuk ‘L’. Karena panjang dan besar, gagang spion ini posisinya sedikit lebih maju dari kepala bus.
Bus-bus baru ini juga belum ditulis dengan nama Transjakarta seperti armada yang saat ini berÂoperasi. Di bagian kiri bus hanya terlihat tulisan Zhong Tong yang merupakan tempat memproduksi kendaraan tersebut.
“Dan semua bus disini adalah bus gandeng. Saat dikirim konÂdisinya memang sudah begitu. Sama seperti bus Transjakarta yang ada di beberapa koridor,†kata petugas tersebut.
Bagaimana kondisi dalam bus?
Tanpa menunggu lama, Hadad pun mengajak Rakyat Merdeka menuju salah satu bus di bagian teÂngah. Pintu bus di bagian samÂping pengemudi terlihat terbuka.
Memasuki pintu depan bus, Anda akan merasa sedang berada di dalam ruang masinis kereta. Kenapa? Karena di kabin depan bus baru ini didesain khusus hanya untuk sopir dan seorang asisten.
Persis di belakang kursi sopir, terdapat dinding pembatas yang memisahkan kabin sopir dengan penumpang. Dinding pembatas ini terbuat dari besi baja. Di teÂngah dinding pelapis ini terdapat pintu dengan bahan yang sama.
Melalui pintu itu, Rakyat MerÂdeka bisa masuk ke dalam tempat duduk penumpang. Bila Anda perÂnah naik kereta commuter line, gerbong penumpangnya miÂrip dengan yang ada di bus ini.
Kursi plastik sebagai tempat duÂduk penumpang letaknya meÂnyamping, menyender di dinding kaca dan bodi bus. Ada juga kursi yang dipasang di bagian belakang bus dengan posisi menghadap kedepan. Kursi ini memiliki dua warna, biru dan merah.
Mirip dengan commuter line karena tempat duduk penumpang ini disekat-sekat dinding plastik. Satu blok, ada yang terdiri dari lima pasang kursi. Jumlah keseÂluruhan kursi ada 40 buah.
Setiap sekat yang ada pada kursi dihubungkan pada tiang-tiang besi yang berdiri tegak. Dari tiang ini pula, 140 pegangan taÂngan dihubungkan dengan tiang yang jenis dan ukurannya sama.
Bukan hanya kursi dan pegaÂngan tangan, bagian dalam bus ini juga dilengkapi dengan perÂlengÂkapan pengamanan. Di beberapa bagian dinding, tersedia 5 tabung pemadam kebakaran. Ada juga 7 palu besi yang menempel tidak jauh dengan tabung pemadam kebakaran. Palu ini dipakai untuk memecah kaca bus bila dalam konÂdisi darurat.
Karena ini bus gandeng, tenÂtunya badan bus lebih panjang dari kendaraan lainnya. Dengan bentuknya yang memanjang ini, bus ini pun menyediakan 3 pintu otomÂatis untuk akses ke luar maÂsuk penumpang.
Setiap 5 Tahun Diremajakan
Kepala Badan Layanan Umum (BLU) M Akbar merencanakan baru akan mengoperasikan arÂmada baru Transjakarta yang diÂbeli Pemerintah DKI dari Zhong Thong Cina, akhir Desember ini. Ini sekalian menunggu bus-bus yang lain tiba dari negara tirai bambu.
Untuk proyek penambahan armada Transjakarta ini, kata dia, Pemda DKI membeli 66 bus baru. Saat ini yang sudah dikirim dan sudah tiba di Jakarta baru 23 unit. Sisanya belum dikirim.
“Sisanya yang 43 unit lagi akan datang pada awal Januari 2013. Mungkin sekitar tanggal 2 dan 3 Januari. Ini lebih cepat dari jaÂdÂwal sebelumnya,†terang Akbar.
Enam puluh enam bus baru ini akan dioperasikan di dua koridor. Yakni Koridor I dan Koridor 8. KoÂridor I memiliki trayek Blok M-Kota yang transit di Harmoni. SeÂÂdangkan Koridor 8 Lebak BuÂlus-Harmoni. Masing-masing koÂridor mendapat 33 bus.
Untuk tahap awal, bus baru ini akan dioperasikan di Koridor I. Sebab, bus-bus yang disediakan untuk koridor ini sudah datang dan siap beroperasi.
“Sekarang busnya masih dalam proses surat menyurat seperti STNK, buku KIR, ya mudah-muÂdahan pertengahan Desember bisa dioperasikan,†ujarnya dia.
Gubernur DKI Joko Widodo meÂngatakan, pembelian 66 bus baru ini untuk mewujudukan alat transportasi massal yang aman dan nyaman bagi penumpang. Ia berjanji setiap lima tahun akan melakukan peremajaan bus-bus Transjakarta.
“Misalnya ada bus TranÂsÂjaÂkarta yang terbakar. Ternyata keÂtika dicek, bus itu umurnya sudah tua. Lha gimana, wong sudah tujuh tahun umurnya. Seharusnya setiap lima tahun diganti armada busway, diperbarui karena meÂnyangkut pelayanan publik dan keselamatan penumpang,†ujar pria yang akrab dipanggil JoÂkowi ini.
Pemerintah DKI merencaÂnaÂkan menyediakan sebanyak 700 bus baru untuk mengganti 567 bus Transjakarta yang sudah berÂoperasi di 11 Koridor. Pergantian bus ini dilakukan secara bertahap. Tahun ini ada disediakan 100 bus baru. Enam ratus bus akan diÂdaÂtangkan tahun depan.
Bukan hanya itu, Jokowi juga berjanji akan menyediakan bus Transjakarta khusus wanita. Pelecehan terhadap penumpang wanita bisa dihindari jika mereka berada di dalam bus yang penumÂpangnya sejenis.
Namun kepastian soal bus khuÂsus wanita ini, menurut Jokowi masih menunggu Januari tahun depan. Sebab, pada bulan itu PeÂmerintah DKI sudah melakukan penambahan bus dan mulai meÂngoperasikannya.
“Kami mau lihat di lapaÂnganÂnya seperti apa, kalau memang suÂdah tidak desak-desakan lagi ya mungkin tidak, tapi kalau masih desak-desakan ya mungkin diÂadakan yang bus khusus (waÂnita),†katanya.
Cegah Copet, Bus Dipasang Kamera CCTV
Bus yang didatangkan dari Cina dilengkapi dengan kamera CCTV. Pengemudi dan operÂaÂtor bus bisa memantau situasi yang terjadi di dalam angkutan massal. Pemasangan kamera pengawas ini untuk mencegah pencopetan maupun pelecehan terhadap penumpang wanita.
Pengamatan Rakyat MerÂdeÂka, di setiap bus ada lima kaÂmeÂra pengawas yang dipasang di beberapa sudut. Tiga kamera untuk memantau penumpang yang duduk di kursi. Satu kaÂmeÂra di depan di sebelah sopir. Satu lagi di bagian belakang.
Kamera pengawas dipasang di langit-langit. Karena itu, seÂtiap penumpang yang ada di daÂlam bus, baik duduk atau berdiri akan dipantau kamera yang diÂpasang persis di atas kepala.
Kepala Badan Layanan Umum (BLU) M Akbar meÂngaÂtakan salah satu tujuan peÂmaÂsaÂngan kamera pengawas ini unÂtuk mengurangi aksi kriÂmiÂnalitas di atas bus Transjakarta. Lewat kamera ini, semua sepak terjang para penumpang selama di dalam bus bisa terpantau.
“Bus baru dilengkapi CCTV seÂhingga ada rekamannya. PoÂsisinya di samping, ada petugas on board di bus,†jelasnya.
Pengelola bus Transjakarta sengaja mengadakan bus model gandeng agar bisa mengangkut penumpang lebih banyak. Bus biasa hanya mampu meÂngangÂkut maksimal 85 penumpang saja. “Tapi bus gandeng ini mamÂpu mengangkut 160 peÂnumpang,†jelasnya.
Tak hanya itu, bus ini ramah lingkungan. Sebab, mesinnya suÂdah menggunakan Euro 5 buÂkan Euro 3 yang dipakai bus Transjakarta sebelumnya.
Separator Sudah Ditinggikan, Satpol PP Sterilkan Jalur
Bukan hanya bus yang diÂganÂti, separator dan halte bus TransÂÂjakarta juga akan mengaÂlami peremajaan. Separator akan ditinggikan karena tak diÂmasuki kendaraan lain. SeÂdangkan halte penumpang diÂbuat lebih besar.
Dinas Perhubungan (Dishub) Udar Pristono mengatakan, saat ini pihaknya sudah melakukan peninggian separator busway di beberapa koridor. Sisanya, diÂlaÂkukan tahun depan sambil meÂnunggu anggarannya.
Ada lima koridor yang seÂdang dalam tahap peninggian seÂparator. Yakni Koridor 2, 3, 5, 6 dan 8. Peninggian separator di lima koridor ini ditargetkan selesai akhir tahun ini.
Menurut Pristono, setiap koÂridor memiliki panjang sampai 15 kilometer. Bila dua arah, maka panjangnya jadi 30 kiÂloÂmeter. Namun pihaknya hanya bisa melakukan peninggian seÂparator sepanjang enam kiÂloÂmeter saja. “Anggaran seÂpaÂraÂtor sekitar Rp 23 miliar.
Peninggian separator ini meÂruÂpakan salah satu upaya untuk mensterilkan koridor busway dari kendaraan lain. Sejumlah peÂtugas juga ditempatkan di seÂjumlah titik untuk menghalau kendaraan di luar bus TransÂjakarta yang hendak masuk jalur busway.
Untuk menghalau kendaraÂan lain dari jalur busway, DiÂnas PerÂhubungan bekerja sama deÂngan Satuan Polisi PaÂmoÂngÂpraÂja. Ia berharap ada 3 ribu angÂgota Satpol PP yang bisa meÂmÂbantu sterilisasi jalur busway.
“Kalau jalur steril, kecÂeÂlaÂkaÂan berkurang. Lajur busway lanÂcar. Makanya akan terjadi perubahan besar-besaran di tahun 2013 ini,†kata Udar.
Halte sebagai stasiun pemberÂhenÂtian bus juga akan diperÂbeÂsar ukurannya. Tujuannya agar para penumpang lebih nyaman saat menunggu bus. Tidak berÂdesak-desakan. Biasanya ini terÂjadi saat jam berangkat dan puÂlang kerja. [Harian Rakyat Merdeka]
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.