Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dana Kampanye Masih Kurang, Rumah Dijual

Ngintip Balon Gubernur DKI Berkantong Tipis

Senin, 07 Mei 2012, 10:08 WIB
Dana Kampanye Masih Kurang, Rumah Dijual
Faisal Basri

RMOL. Ikut pemilihan kepala daerah (pilkada) butuh modal besar. Aset pun dijual akan bisa memiliki dana kampanye.

Itu yang dilakukan Faisal Basri, bakal calon (balon) gubernur DKI Jakarta dari jalur independen. Ia melego rumah pribadinya di Jalan Ciasem III Nomor 10, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Rumah yang berdiri di atas tanah 400 meter persegi ini sudah ditempati ekonom Universitas Indonesia dan keluarganya sejak 2002. “Kan umur saya 52 tahun. Anak saya kelas 1 SMA, 3 SMP dan 5 SD, kalau umur saya pen­dek gimana? Jadi ya itu buat ta­bu­ngan sekolah anak, sisanya ya buat dana kampanye,” kata Faisal.

Rakyat Merdeka pun mendata­ngi rumah yang kini sudah ber­alih kepemilikan itu, Sabtu lalu. Saat itu kondisinya sepi seperti rumah lainnya di lingkungan ini. Me­ngin­tip dari celah pintu pagar, ter­lihat sepeda motor bebek yang ter­parkir di bagian teras rumah. Tak terlihat mobil yang parkir di garasi yang terletak di basement rumah.

Tak lama mobil Kijang Innova hitam berhenti persis di depan pagar rumah. Mobil itu dikemu­di­kan seorang pria paruh baya. Ia lalu keluar dan menghampiri pintu gerbang setinggi tiga meter.

Pagar yang merupakan perpa­duan besi dan papan kayu itu di­dorong ke arah samping agar bisa terbuka lebar.  Kembali ke dalam kabin, pria yang mengenakan kaos merah itu mengarahkan mo­bil ke garasi di basement.

Keluar dari mobil pria itu kem­bali mendekati pintu gerbang. Tangannya kirinya membawa dua bungkus lampu neon ukuran ke­cil. Pria yang mengaku ber­nama Rukmana itu membenarkan bila ini bekas rumah Faisal.

“Se­jak beberapa minggu lalu, rumah ini sudah dijual kepada orang lain. Saat ini keluarga se­dang tidak ada di rumah,” katanya.

Rukmana adalah sopir ke­luarga Faisal yang telah bekerja selama 12 tahun. Selain bertugas antar-jemput keluarga, ia men­dapat tambahan baru: ikut beres-beres barang di rumah.

“Rencananya keluarga akan mulai menempati rumah kontra­kan baru yang jaraknya tidak terlalu jauh dari sini,” katanya.

Barang-barang di rumah mulai dipindah rumah kontrakan sejak seminggu lalu berangsur-angsur. Kalaupun masih ada barang yang belum dipindah, tetapi sudah dibungkus. Sehingga mudah bila hendak dipindahkan.

 â€œHampir 70 persen barang yang ada di dalam sudah pindah ke rumah kontrakan baru. Tapi kalau keluarga hingga sekarang masih tinggal di rumah ini, kalau sudah beres semua baru pindah,” kata Rukmana.

Rukmana mempersilakan Rakyat Merdeka melihat lebih jelas kondisi rumah dari bagian de­pan. Rumah dengan desain minimalis ini terdiri dari tiga lan­tai yang dicat dengan perpaduan warna berbeda.

Dinding bagian atas bangu­nan­nya dicat putih. Catnya terlihat masih mengkilat. Lima jendela yang menempel pada kayu kusen berwarna coklat, semakin me­nam­bah cantik bagian atas rumah.

Sementara di lantai dua, merupakan akses untuk masuk ke dalam rumah. Pintu kayu setinggi 2 meter terpasang persis di bagian tengah rumah. Untuk menuju pintu masuk, harus melewati anak tangga yang terbuat dari batu candi. Jenis batu yang sama digunakan untuk menutupi lantai teras dan carport.   

“Sebenarnya rumah ini hanya dua lantai saja. Karena untuk masuk ke dalam rumah, posisinya memang sedikit meninggi dari lantai teras. Sementara bagian bawah sengaja dimanfaatkan untuk membuat garasi mobil,” jelas Rukmana.

Rumah ini, sambung dia, dire­novasi dua tahun silam. “Se­be­lum­nya Bapak (Faisal) dan ke­luarga tinggal di Cijantung Ja­karta Timur lalu pindah ke sini. Rumah ini masih model lama dan baru dua tahun lalu direnovasi de­ngan model yang minimalis,” jelasnya.

Benarkah rumah ini dijual seharga belasan miliar? Rukmana membenarkan. Harga rumah ini tinggi karena nilai tanah di daerah elite ini juga mahal. Kualitas dan model bangunannya juga baru.

“Sebenarnya Ibu (Safitri/istri Faisal) lebih suka tinggal di dae­rah Ciasem ini. Tapi karena tidak ada rumah yang mau dijual, ma­ka­nya sementara kontrak di se­ki­tar sini,” kata Rukmana.

Lelang Lukisan, Berharap Laku Sampai Rp 5 M

Penggalangan dana hing­ga menjual rumah yang di­la­kukan Faisal Basri ternyata be­lum mampu menutupi ke­per­luan kampanye Pilgub DKI.

Faisal mengaku hingga kini baru terkumpul dana kam­pa­nye kurang dari Rp 10 miliar. Se­men­tara dana untuk kam­panye diperkirakan mencapai Rp 20 miliar.

Masa kampanye sudah dekat. Faisal pun berharap mendapat sumbangan. “Sampai saat ini belum ada Rp 10 miliar. Tetapi, saya optimistis dana kampanye yang dibutuhkan akan terca­pai,” ujar Faisal.

Faisal meminta para pen­dukung dan simpatisan untuk menyumbang Rp 10 ribu untuk dana kampanye. Sesuai  slogan yang diusung “Berdaya Ba­reng-bareng”, pasangan Faisal-Biem ingin warga Jakarta turut berjuang dalam mengumpulkan dana kampanye.

Karena berjuang bersama warga, Faisal berjanji jika ter­pilih menjadi gubernur DKI ti­dak akan terpengaruh kekuatan politik dalam melaksanakan tugas dan menjalankan ke­bi­jakan publik.

“Kebijakan publik serta tugas yang saya jalankan benar-benar berdasarkan keinganan dan aspirasi masyarakat. Kekuatan partai politik atau tokoh politik tidak akan mampu mem­pe­nga­ruhi saya, karena saya tidak ber­utang apa pun dengan mereka. Jadi saya mengajak kita harus membiayai perjuangan ini bersama-sama,” ujarnya.

Ekonom Universitas Indo­nesia ini mengaku tidak malu dengan aksi galang dana yang dilakukannya. Justru dia me­ra­sa bangga dengan cara yang kini ditempuh.

“Langkah ini menonjolkan image mandiri. Memberikan nilai bahwa ini perjuangan ma­­syarakat Jakarta bersama, bu­­kan perjuangan Faisal Basri,” tegasnya.

Selain menggalang dana, lanjut Faisal, dirinya beren­cana dalam waktu dekat akan me­lelang karya seni lukisan. Dia menargetkan bisa mem­peroleh dana Rp 5 miliar dari kegiatan ini.

“Rencananya kami mau lelang karya seni itu bulan Mei ini. Tapi pelukisnya lagi dija­jaki, ada dari Bandung, Jakarta dan Yogyakarta,” terangnya.

Cara lain yang ditempuh tim Faisal dan pasangannya, Biem Benyamin adalah peng­ga­la­ngan dana secara online lewat situs doku.com. Cara ini di­ang­gap lebih mudah mendapatkan simpatisan sekaligus mem­be­ri­kan sumbangan.

Tak hanya itu, Faisal juga akan mendatangi alumni Fakul­tas Ekonomi UI untuk memper­kuat penggalangan dana. Ia menghitung rata-rata donasi me­lalui cara ini bisa me­ngum­pu­lkan dana Rp 15 juta per orang.

Selain secara aktif me­ngum­pulkan dana, Faisal juga me­nyampaikan bahwa ada juga pihak yang memberikan donasi kepada timnya, termasuk dari kalangan bisnis.

Ia mengatakan, sejumlah pengusaha telah memberikan dukungan keuangan kepadanya walaupun sampai sekarang tidak ada yang mengataskan nama perusahaan.  [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA