RMOL. Satu jam menjelang tengah malam, lima truk boks melaju pelan di kompleks Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senayan, Jakarta, Kamis (2/2).
Kelima truk dari berbagai jenis itu kemudian berhenti di halaman parkir di depan gedung SekÂreÂtariat Jenderal (Setjen) DPR. KenÂdaraan-kendaraan besar itu lalu diparkir berjejer. “Kami mau ngangkut barang Mas,†kata Andi, salah satu sopir truk saat turun ruang kemudi.
Andi mengaku baru diberitahu untuk mengangkut barang pada pukul 20.30 WIB. Ia diperinÂtahkan agar datang ke DPR pada pukul 22.30 WIB.
Pria yang tinggal di Tangerang ini semula malas menjalani kaÂrena dilakukan pada tengah maÂlam. “Sebetulnya tadi ingin nggak diambil, tapi mau gimana lagi butuh duit. Ya akhirnya diÂterima juga,†katanya. Andi diberi uang jalan Rp 150 ribu.
Ia tiba di DPR tepat waktu. “Saya sudah sampai di DPR jam setengah 11. Setelah itu berhenti di depan gerbang sambil meÂnunggu mobil lain. Jam 11 baru masuk ke dalam,†kata Andi.
Truk-truk pengangkut itu berasal dari perusahaan ekspedisi berbeda. Yakni, PT Wirasaputra Abadi Xpress, Cargo Logistics and Distribution, Karindo EksÂpres, dan Dekorindo Ekspres.
Kedatangan truk-truk itu ke DPR untuk mengangkut 174 kursi baru ruang Badan Anggaran (Banggar). Kursi yang harganya Rp 24 juta per buah ini telah memicu kontroversi. Sebab harÂgaÂnya kelewat mahal.
Sebelum sampai di DPR, Andi tak tahu barang apa yang akan diangkut. “Saya tahunya baru di sini kalau yang diangkut itu kursi,†katanya.
Renovasi ruang Banggar meÂnuai hujan kritik. Sebab mengÂhabiskan dana lebih dari Rp 20 miliar. Berbagai furniture dan perangkat elektronik di ruangan ini berasal dari luar negeri. Termasuk kursi merek Vitra yang harganya Rp 24 juta per buah. Kursi ini buatan Jerman.
Setelah DPR ramai dihujat gara-gara renovasi ruang BangÂgar, Badan Kehormatan (BK) akhirnya turun tangga. BK meÂminta agar barang-barang mewah di ruang Banggar diganti. Kursi impor diganti kursi buatan dalam negeri. Penggantian ini untuk menekan biaya.
Menurut Ketua BK, M PraÂkosa, pihaknya memberi deadline kepada Setjen agar mengganti kurÂsi ruang Banggar paling lambat Kamis.
Menjelang dini hari, kursi-kurÂsi mewah itu diangkut. PeÂngangÂkutan dilakukan malam hari lanÂtaran, truk-truk besar baru boleh melintas di jalan-jalan protokol setelah pukul 22.00 WIB.
Setelah truk pengangkut tiba, dua puluh orang sigap menuju ruang Banggar yang berada di lantai dua gedung Nusantara II. Mereka memilih lewat jalan beÂlakang agar lebih dekat ke truk pengangkut.
Pekerja yang semuanya masih muda ini silih berganti membawa kursi di atas kepala mereka. Semua kursi yang diangkut masih terbungkus plastik.
Para awak media yang ingin meliput pengangkutan kursi tak diperbolehkan masuk ke ruangan Banggar. Ruangan ini dijaga petugas Pamdal dan dikunci.
Wartawan hanya hanya diperÂbolehkan meliput dan meÂngamÂbil gambar di pintu belakang ruang banggar Beberapa Pamdal terÂlihat mengeluarkan kursi dari daÂlam ruangan. Sedangkan lainÂnya menata kursi di luar ruangan agar mudah dibawa oleh tukang angkut.
Sebelum dimasukan ke dalam boks truk, lima pekerja sibuk meÂnumpuk dua kursi menjadi satu dengan isolasi. Tujuanya agar baÂnyak memakan tempat di dalam boks.
Menurut Andi, setiap truk bisa mengangkut 30 sampai 40 kursi. Kursi-kursi itu akan dibawa ke seÂbuah gudang Jalan Raya PaÂrung, Tepatnya ke Desa Jampang, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.
Wakil Ketua Badan KehorÂmaÂtan DPR, Siswono Yudohusodo, mengatakan, kursi-kursi dari Jerman itu akan diganti dengan buaÂtan lokal kualitas baik. HarÂganya berkisar Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta.
Layar TV Raksasa Dan Karpet Tidak Dilucuti
Beberapa barang mewah di ruang Banggar DPR dilucuti. Setelah kursi-kursi yang berÂnilai Rp 4,2 miliar, lampu, sound system, dan kaca balkon bakal diganti. Sementara luÂkiÂsan penghias ruangan yang berÂharga ratusan juta ditiadakan.
Lampu yang dipasang di ruang Banggar merupakan buaÂtan Belanda. Untuk sound sysÂtem-nya sudah tanpa kabel alias wireless. Pengadaan baÂrang-barang ini menelan biaya Rp 1,9 miliar.
Wakil Ketua Badan KehorÂmatan (BK) DPR Siswono YuÂdo Husodo mendapat inforÂmasi dari pelaksana proyek reÂnovasi ruang Banggar bahwa pengÂgantian barang-barang itu bisa mengurangi biaya sampai Rp 5 miliar.
Sebenarnya, sambung SisÂwono, BK juga mereÂkoÂmenÂdasikan penggantian karpet dan pengurangan video wall. Karpet yang menutupi lantai ruang Banggar diimpor dari Amerika. Harganya Rp 980 juta. SeÂdangÂkan televisi LED yang dipasang sehingga membentuk layar rakÂsasa merupakan buatan Korea.
Ada tiga layar raksasa di daÂlam ruangan. Diminta dikuÂrangi menjadi dua saja. “Karpet kataÂnya kalau dibongkar akan rusak karena sudah dilem. KaÂlau viÂdeo wall itu tidak bisa diÂkurangi karena ruangan benÂtuknya segi tiga sehingga butuh tiga video wall. Kalau bentuk ruangan diubah butuh biaya lagi,†kata Siswono.
Siswono mengatakan, tidak ada denda dari supplier akibat penukaran barang-barang itu. Pihak Setjen akan memÂbiÂcaÂraÂkan dengan Badan PengaÂwas Keuangan dan PemÂbaÂnguÂnan (BPKP) mengenai meÂkanisme pengembalian uang ke negara dari pengÂganÂtian baÂrang-barang itu.
Kepala Bagian Humas Setjen DPR Jaka Winarko mengatakan akan menjalankan rekomendasi Badan Kehormatan (BK) untuk mengganti beberapa barang di ruang Banggar.
Menurut dia, PT PembaÂnguÂnan Perumahan (PP) selaku konÂtraktor bersedia mengganti barang-barang impor dengan buatan dalam negeri. “BerikutÂnya ada di pihak PP. PP bersedia mengganti sesuai rekomendasi BK,†katanya.
KPK Tetap Selidiki Dugaan Korupsi
Barang Mewah Banggar Bakal Diganti
Renovasi ruang Badan AngÂgaran (Banggar) DPR yang menghabiskan lebih dari Rp 20 miliar telah memicu kritik dari berbagai kalangan.
Belakangan, berbagai barang mewah yang mengisi ruang itu bakal disingkirkan. Diganti deÂngan barang buatan lokal. DeÂngan begitu, biaya renovasi bisa ditekan.
Langkah ini diduga tak semaÂta untuk penghematan, tapi juga diduga sebagai untuk meredam persoalan agar tak diselesaikan di ranah hukum.
Walaupun begitu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tetap akan mengusut proyek ini. akan mengendus aroma korupsi dalam renovasi ruangan Banggar.
Kepala Humas KPK Johan Budi SP, mengatakan, pihaknya akan melakukan pemanggilan kepada sejumlah pihak untuk dimintai informasi terkait renoÂvasi ruang Banggar.
“Itu yang saya dengar dari para pimpinan,†katanya. KareÂna itu, pihaknya tidak menutup kemungkinan bahwa perÂmaÂsaÂlahan tersebut akan melebar.
Lebih lanjut Johan mengataÂkan, tidak menutup kemungÂkinan juga bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan BaÂdan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk dilakukan audit terÂhadap proyek yang menelan biaya Rp 20 miliar itu. “Yang pasti laporannya sudah masuk di KPK,†ujarnya.
Mengenai kapan waktunya, Johan hanya mengatakan segeÂra. Ia menegaskan KPK sangat serius mengusut proyek terÂseÂbut. Sebab laporan mengenai proÂyek renovasi ruangan BangÂgar sudah masuk.
Kata Johan, laporan yang diÂberikan sejumlah pihak terÂmaÂsuk anggota DPR itu sudah diÂlakukan penelaahan. KeÂsimÂpuÂlannya perlu dilakukan audit terhadap proyek tersebut.
Lantaran kewenangan untuk mengaudit itu ada di tangan BPK, KPK akan bekerja sama dengan lembaga yang dipimpin Hadi Purnomo itu.
Menurut pengusutan proyek ini bisa dilakukan dengan berÂbagai cara. Seperti turun diam-diam ke lapangan, atau bekerja sama dengan BPK. “Itu peneluÂsuran yang akan kami lakukan,†ujarnya. [Harian Rakyat Merdeka]
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.