Motor-motor itu bukan baru keluar dari pabrik. MelainÂkan hendak dikirim oleh perusaÂhaan jasa ekspedisi ke sejumlah daerah di Pulau Jawa.
Seorang karyawan perusahaan jasa ekspedisi terlihat sibuk memÂbungkus motor agar tidak lecet seÂlama perjalanan ke kota tujuan. Satu per satu lembaran kardus diÂikatkan dengan hati-hati di bodi motor. Setelah selesai dicek kemÂbali. Tali-tali pengikat yang longÂgar dikencangkan.
Karyawan lainnya memeriksa detail kondisi kendaraan untuk memastikan ada atau tidak cacat atau kerusakan sebelum dibungÂkus. “Sebelum dikemas barang haÂrus dicek terlebih dahulu agar terÂhinÂdar dari kecurangan. SoalÂnya perÂnah kejadian konsumen komÂplain barang kiriman rusak, paÂdaÂhal dari awal sudah rusak,†ujar Oding, karyawan jasa peÂngiriman barang kepada <I>Rakyat Merdeka.
Namun bila barang mengalami kerusakan dalam perjalanan menÂjadi tanggung jawab peruÂsahaan ekspedisi dan harus membayar ganti rugi kepada konsumen.
Perusahaan jasa pengiriman barang kebanjiran order pada muÂsim lebaran. Permintaan pengiÂriman sepeda motor ke berbagai daerah naik hingga 100 persen.
Pada hari biasa pengiriman motor rata-rata 15 motor sehari. Pada musim Lebaran melonjak hingga tiga kali lipat, mencapai 40 hingga 60 motor.
Sebagian besar konsumen mengirim sepeda motor dengan tujuan kota Surabaya, Jawa TÂiÂmur, dan sekitarnya. Ongkos kirimÂnya lebih murah dibanding biaya mudik dengan motor, beÂlum termasuk risiko di perjalanan.
Untuk sepeda motor jenis beÂbek dipatok tarif Rp 175 ribu. Sedangkan motor besar berkisar Rp 450 hingga Rp 500 ribu. Lama pengiriman ke kota tujuan berÂkisar tiga sampai empat hari.
Sahadi (57), pengusaha jasa eksÂpedisi PT Beni Putra di StaÂsiun Senen mengaku menerima permintaan pengiriman motor hingga 40 paket setiap hari.
Motor-motor tersebut rata-rata diminta dikirim pemiliknya ke Semarang, Yogyakarta, dan SuraÂbaya. “Ongkos pengiriman motor ketiga daerah tersebut berbeda-beda, yaitu Rp 250 ribu untuk moÂtor bebek dan Rp 280 ribu unÂtuk motor besar,†katanya.
Sahadi menuturkan, puncak pengiriman terjadi pada H-7 hingga H-5. Ia kewalahan dengan melonjaknya permintaan pengiÂriÂmÂan motor. Risiko keterÂlamÂbatan barang sampai tempat tuÂjuan pun membayanginya.
“Kalau hari biasa, pengiriman barang tidak antre. Tapi menÂjelang Lebaran, banyak barang yang akan dikirim. Mau tidak mau haÂrus antre. Risikonya peÂngiriman barang bisa terlambat,†jelasnya.
Menurutnya, lonjakan perminÂtaan pengiriman sepeda motor diÂsebabkan pemudik tak mau ambil risiko mengalami keÂcelakaan di jaÂlan saat pulang kampung. PeÂmuÂdik, lanjutnya, lebih memilih menggunakan motor ketika kemÂbali ke Jakarta setelah Lebaran.
“Rata-rata motor ini nanti diÂpakai buat jalan-jalan atau silaÂturahmi selama di kampung haÂlaman. Motor baru dipakai saat henÂdak balik ke Jakarta. Mereka biasanya pilih hari-hari yang suÂdah tidak padat biar bisa santai di jalan,†ujar Sahadi.
Peningkatan pengiriman motor juga dialami PT Indeks TransÂporÂtama yang juga berlokasi di StaÂsiun Pasar Senen. “Jika pada hari biasa omzet sekitar Rp 5 juta per hari, pada musim Lebaran naik dua kali lipat,†ujar Sutrisno, peÂgaÂwai perusahaan ekspredisi itu.
Pantauan Rakyat Merdeka, di halaman kedua perusahaan teÂrÂseÂbut penuh dengan deretan sepeda motor. Beberapa pegawai tampak sibuk melapisi motor yang akan diÂkirim dengan karton tebal. TuÂjuannya agar motor yang dikirim tidak tergores dengan barang lain di gerbong kereta barang.
Yoto, Manajer Operasional PT KarÂta Indah Buana, perusahaan ekspedisi mengutarakan, perminÂtaan pengiriman motor tahun ini mengalami lonjakan drastis diÂbanding tahun-tahun sebeÂlumÂnya. “Tahun kemarin H-15, cuma 10-20 motor per hari. Sekarang kita bisa kirim 40 motor per hari,†bebernya.
Lonjakan permintaan juga dialami PT Herona Ekspress. MeÂnurut Slamet Rahardi, MaÂnager Operasional perusahaan itu, mulai tumbuh keÂsaÂdaÂran caÂlon pemudik tentang keÂamaÂnan perjalanan pulang ke kamÂpung halaman.
“Sekarang pemuÂdikÂnya sudah lebih pinter, mereka sayang nyaÂwa. Makanya tahun ini kita diÂserbu pemudik yang hendak meÂngirim motorÂ,†kata Slamet.
PT KAI Tak Sediakan Gerbong Khusus
Kepolisian Daerah Metro Jaya meminta PT Kereta Api InÂdonesia (PT KAI) menyediakan gerbong khusus pengangkut sepeda motor dalam arus mudik dan balik Lebaran 2011.
Direktur Lalulintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar RoyÂke Lumowa mengatakan, gerÂbong-gerbong tersebut diperÂlukan untuk mengurangi tingkat kecelakaan pemudik bersepeda motor.
“Permintaan itu kami samÂpaikan secara lisan. Yang tertulis, menyusul,†kata Royke, beberapa waktu lalu. Polda Metro Jaya memÂprediksi jumlah pemudik bersepeda motor pada 2011 meÂningkat dibanding tahun lalu.
Data Direktorat Lalulintas, tahun ini diperkirakan bakal ada 4,1 juta sepeda motor yang diguÂnakan untuk mudik, meningkat dari 3,6 juta pada tahun 2010.
Seluruh sepeda motor tersebut diperkirakan akan membawa 8,3 juta penumpang. Lebih banyak 1,1 juta dari tahun 2010.
Kepala Penertiban Daerah OpeÂrasi I PT KAI Ahmad Sujadi telah menerima permintaan dari Kepolisian mengenai itu. NaÂmun, kata dia, PT KAI belum mengamÂbil keputusan. “Saya hanya menjelaskan,†kata Sujadi.
Sejauh ini, PT KAI bersikukuh meniadakan gerbong khusus untuk sepeda motor. “Motor tetap akan dilayani, tetapi harus melaÂlui jasa pengiriman dari pihak keÂtiga,†ujar juru bicara PT KAI Daerah Operasi I, Mateta RizalulÂhaq dalam kesempatan terpisah.
Menurut Mateta, perubahan pola pengangkutan sepeda motor ini didasarkan pengalaman angÂkutan kendaraan roda dua itu pada Lebaran tahun lalu.
Tahun lalu, PT KAI menyediaÂkan delapan gerÂbong khusus untuk sepeda motor. Masing-masing gerbong bisa meÂnamÂpung hingga 50 unit sepeda moÂtor. “Namun ternyata pÂeÂminatÂnya tiÂdak banyak,†ujar Mateta.
Dari kapasitas yang tersedia, kata dia, yang terpakai hanya 20 persen hingga 30 persen. Sebab, banyak pengendara sepeda motor yang langsung mengendarai sepeda motornya untuk mudik.
“Jadi, kami pikir penyediaan gerbong kereta khusus motor ini tidak optimal,†ucapnya.
Motor Dipakai Saat Arus Balik
Mudik saat Lebaran sudah menjadi tradisi. Mereka yang merantau berbondong-bondong kembali ke kampung halaman untuk merayakan Idul Fitri.
Banyak cara ditempuh untuk bisa mudik. Salah satunya deÂngan mengendarai sepeda moÂtor. Beberapa tahun terakhir, tren mudik dengan kendaraan roda dua meningkat. Mudik deÂngan alat transportasi dianggap irit biaya.
Selama di kampung halaman, motor bisa digunakan untuk berÂkunjung ke tempat sanak saudara maupun digunakan untuk jalan-jalan.
Lamanya perjalanan dan beÂsarnya risiko yang dihadapi, membuat sebagian orang Â-mikir mudik dengan sepeda motor. Mereka pun memilih mengÂguÂnakan jasa ekspedisi untuk meÂngirim motornya ke kamÂpung halaman.
“Saya lebih suka dikirim saja lewat ekspedisi, lalu adik saya suruh jemput di kampung. Baru nanti Lebaran saya pakai,†kata Sunarto, warÂga Purwokerto, JaÂwa Tengah, saat mengirim seÂpeda motornya di salah satu perusahaan eksÂpeÂdisi di StasiÂun Manggarai, JaÂkarta Selatan.
Sunarto tak mau ambil risiko mudik dengan motor. Apalagi jumlah kendaraan yang diguÂnaÂkan pemudik terus, baik bus mauÂpun kendaraan pribadi berÂtambah setiap tahun. Hal ini membuat perjalanan mudik dengan sepeda motor sangat riskan.
“Tahun ini diberitakan makin banyak pemudik yang pake motor. Pasti jalanan macet banget. Kebayang lamanya di jalan dan capeknya gimana. Mending baliknya aja pakai motor,†ujarnya.
Soleh (31), seorang warga yang ditemui sedang mengurus pengiriman sepeda motornya meÂngaku baru kali ini memilih cara ini. Pada Lebaran sebelumÂnya, dia dan istri berboncengan naik motor mudik ke Surabaya.
“Sekarang saya punya bayi, jadi nggak mungkin mudik naik sepeda motor lagi. Jadi dikirim saja, lebih aman dan murah. Cuma Rp 330 ribu sampai ke Surabaya,†ujarnya.
Dia menuturkan, sepeda moÂtor baru dipakai untuk berÂsiÂlaÂtuÂrahmi selama berada di kamÂpung halaman. Motor itu pula yang akan digunakan untuk kembali ke Jakarta lima hari setelah Lebaran.
“Pas di kampung kan butuh motor buat jalan ke sana ke maÂri. Saat balik ke Jakarta istri dan anak, saya suruh naik bus. Saya puÂlangnya naik motor biar peÂngeluaran lebih irit,†ujarnya. [rm]
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.