Spanduk dan baliho kebanyakÂan dipampang di jalan-jalan utaÂma Jakarta. Tujuannya tak lain tak bukan untuk menarik perÂhaÂtian para pengendara dan maÂsyaÂrakat.
Berdasarkan pengamatan
RakÂyat Merdeka, spanduk balon guÂbernur Nachrowi Ramli nampang di perempatan Ragunan Warung BunÂcit Jakarta Selatan, dan di halte Bus Transjakarta. Dua spanÂduk lainnya juga terpampang di sepanjang Jalan Buncit Raya dan di Jalan Kalibata tepatnya di beÂlakang Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Tidak hanya Nachrowi yang meÂmanfaatkan momen RaÂmaÂdhan ini untuk ajang memÂperÂkenalkan diri, spanduk balon guÂbernur dari Partai Keadilan SeÂjahÂtera (PKS), Triwisaksana terÂlihat di pesimpangan antara PeÂjaÂten-Kemang tepatnya di depan Pejaten Village. Baliho berukuran 2 x 3 meter juga terpampang di perempatan Tugu Pancoran.
“Bekerja dan saling berbagi di bulan Ramadan.†Begitulah buÂnyi pesan dalam spanduk terÂsebut yang juga memajang gambar poÂlitisi yang ingin lebih akrab disaÂpa Bang Sani ini.
Sedangkan, baliho balon guÂberÂnur lainnya, Azis Samsudin terÂpasang di Jalan Buncit Raya. SeÂnyumnya begitu mengembang, seolah mengambarkan betapa tuÂlusÂnya dia mengucapkan selamat meÂnunaikan ibadah puasa.
Tidak hanya balon gubernur, deretan nama ketua umum parpol juga tidak mau ketinggalan. SpanÂduk ucapan Ramadan nampang hampir di sepanjang jalan utama ibu kota diantaranya foto Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Umum PAN Hatta Radjasa, dan Ketua Umum PPP Surya Dharma Ali (SDA).
Baliho berukuran 3x3 meter bergambar Hatta Rajasa sudah mulai nampak di sekitar Banjir Kanal Timur (BKT). Namun, karena bambu penopangnya tak terÂlalu kokoh, baliho itu pun akhirÂnya rubuh diterpa angin.
Menyusuri Jalan Basuki RachÂmat, Jakarta Timur, beberapa spanduk dilekatkan di jembatan penyeberangan orang (JPO) di sekitar Pasar Gembrong. Wajah Hatta Rajasa dan SDA tampak menghiasi JPO ini. Hal yang sama juga terlihat di JPO yang hanya berjarak sekitar 300 meter dari Pasar Gembrong,
“Marhaban ya Ramadan, SelaÂmat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan 1432 H.†Begitulah isi spanduk yang memampang foto SDA dengan mengenakan jas dan peci. Spanduk-spanduk tersebut tak hanya dipasang di JPO, tapi juÂga di besi-besi pembatasan jalan.
Berlanjut ke Jalan KH AbdulÂlah Syafei, Jakarta Selatan peÂmanÂdangan yang sama juga terÂlihat. Persis di jembatan peÂnyeÂberangan orang di depan SMPN 115 terÂpajang spanduk politisi balon guÂbernur dari PDIP Effendi SimÂbolon, Ketua Umum PPP SDA, Ketua Umum PKB MuÂhaiÂmin Iskandar, dan pengurus PKS DKI Jakarta.
Pemandangan deretan spanduk ucapan selamat menjalani puasa ini juga terlihat di JPO persis di depan SPBU Jalan Casablanca hingga Jalan KH Mas Mansyur. SeÂsampainya di perempatan PeÂjompongan, sebuah baliho besar bergambar Hatta Rajasa berdiri dengan gagahnya.
“Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1432 h,†ujar Hatta Rajasa sambil memaÂmerÂkan deretan gigi putihnya. Baliho ini tampaknya cukup efektif meÂnarik perhatian pengendara yang sedang berhenti di lampu merah.
Tak hanya di JPO dan pemÂbaÂtas jalan, spanduk ucapan lebaran milik politisi tersebut juga dipaÂjang di pagar TPU Karet Bivak. Spanduk milik SDA dan Hatta Rajasa tampak dua di antara yang nampang di tempat ini.
Di sekitar Kantor Kementerian KeÂhutanan, Senayan spanduk dan baliho milik Hatta Rajasa juga terÂlihat ramai menghiasi jalan. BaÂliho-baliho berukuran 60x60 cm itu bahkan dilekatkan dipoÂhon-pohon di sepanjang jalan. Sangat disaÂyangkan, baliho itu diÂtancapkan dengan paku seÂhingga bisa merusak pohon-pohon tersebut.
Suasana yang lebih semarak terlihat di pagar belakang Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan. Deretan spanduk bergambar waÂjah para politisi, berlomba-lomba menyerukan ucapan selamat menjalankan ibadah puasa keÂpada para pengguna jalan yang melintas.
Saking banyaknya, hampir tak tersisa ruang kosong di pagar belakang gedung wakil rakyat itu. Para politisi juga berlomba memÂbuat ukuran spanduk sepanÂjang dan sebesar-besarnya.
Partai Demokrat yang meruÂpaÂkan partai terbesar hasil Pemilu 2009, turut serta mengucapkan selamat. Ada tiga spanduknya diÂbenÂtangkan di pagar belakang Gedung DPR yang semuanya meÂnampilkan foto Ketua Umum Anas Urbaningrum, Sekjen Edhie Baskoro Yudhoyono dan Ketua DeÂwan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono.
Trio petinggi PD tersebut tamÂpil religius dalam balutan baju koko warna putih plus peci hitam. Atas nama seluruh kader PD, mereka mengucapkan ‘Marhaban ya Ramadhan. Selamat menjaÂlankan ibadah puasa 1432 H. Sucikan hati, bersihkan diri dan jauhkan prasangkaâ€.
Di pagar itu juga ada spanduk warna kuning khas Partai Golkar dengan foto Azis Syamsudin berÂsama dengan Aburizal Bakrie. KeÂduanya berucap ‘Selamat meÂnunaikan ibadah puasa. Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1432 H’.
Spanduk serupa juga dipasang Sekjen PAN, Taufik Kurniawan. Wakil Ketua DPR itu tampil bersama Ketua Umum PAN, HatÂta Rajasa, dalam spanduk warÂna biru bertuliskan “Selamat meÂnuÂnaikan ibadah puasa. Tingkatkan taqwa, mari berbagi bersamaâ€.
Bila politisi lain menampilkan foto ketua umum parpolnya maÂsing-masing, tidak demikian deÂngan PDIP. Politisi senior PDIP, Efendi Simbolon memasang spanÂduk ucapan selamat puasa tanpa menampilkan foto Ketua Umum PDIP Megawati SoeÂkarÂnoputri.
Sekretariat DPR dan DPD yang merupakan tuan rumah juga meÂmasang spanduk sejenis. MeÂlalui spanduknya masing-masing, jajaran Ketua DPR dan Ketua DPD menyampaikan ucapan selamat berpuasa.
Pemandangan yang sama juga terlihat di bagian depan pagar GeÂdung DPR, Senayan. Spanduk-spanduk tersebut diikatkan seaÂdaÂnya dengan menggunakan tali di sepanjang pagar.
Menyapa Sampai ke Dalam RumahPara bakal calon gubernur DKI Jakarta tak hanya membuat spanduk dan baliho. Mereka meÂmilih media lain yang diÂanggap efektif agar bisa dikenal luas. Misalnya, lewat brosur.
Seiring dengan datangnya bulan Ramadhan, para balon itu memÂbuat brosur jadwal imÂsakiyah Ramadhan 1432 HijriÂyah - 2011.
Pemantauan
Rakyat MerÂdeÂka, beberapa hari jelang RaÂmaÂdhan, beberapa orang penÂduÂkung balon gubernur membagi-bagikan brosur jadwal imsak di pemukiman padat penduduk Cipinang Muara, Jakarta Timur.
Brosur yang dibagi-bagikan berÂgambar Tantowi Yahya dan HenÂdardji Soepandji. Tantowi diÂsebut-sebut jago yang diperÂsiapÂkan Partai Golkar di PemiÂlihan GuÂbernur DKI Jakarta 2012. BroÂsur dengan gambarÂnya diÂdoÂmiÂnasi kuning, warna khas Golkar.
Sementara, brosur Hendardji berwarna hijau. Bekas komanÂdan Pusat Polisi Militer TNI meÂmang tak menyebutkan diriÂnya sebagai balon gubernur. Tapi purnawirawan mayor jenÂderal itu memperkenalkan diri sebagai Bang Adji kepada warÂga Jakarta.
Ada kesamaan dari brosur yang dibuat para balon guberÂnur itu. Merek difoto mengeÂnaÂkan pakaian koko lengkap deÂngan peci dan sarung di pundak.
Beberapa warga yang memÂbutuhkan jadwal imsakiyah mengambil brosur ini untuk diÂtempel di rumahnya.
Jangan Rusak PemandanganBagaimana reaksi masyaÂraÂkat atas aksi balon gubernur dan politisi yang pasang spanÂduk dan baliho ucapan selamat puasa?
Gilang (25) berpendapat peÂmaÂsangan spanduk dan baliho di berbagai sudut jalan Jakarta tak tulus karena ada niat terÂsemÂbunyi di baliknya.
“Biasa mau cari muka. Biar di kenal masyarakat. Ujung-ujungÂnya kan biar partai atau orangnya dipilih pas pemilu nanti. Lagu lamalah kayak gitu,†ujar karyawan swasta ini.
Hal senada juga disampaikan Irfan (35). Karyawan di salah satu perusahaan asuransi ini berÂpendapat ketus soal ucapan seÂlamat puasa ini. “Inilah wujud muÂnafiknya kaum politisi. meÂreka ingin tampil sok suci di bulan Ramadhan,†katanya.
Pendapat berbeda disampaiÂkan Dhika (33). Menurutnya, spanÂduk politisi ini jangan diÂpanÂdang negatif. Niat para poÂlitisi untuk mengucapkan seÂlamat menjalankan ibadah puaÂsa perlu dihargai, minimal tak dicemooh.
“Positive thinking ajalah unÂtuk mereka. Mungkin juga meÂreÂka tidak bisa mengÂucapÂkan langsung kepada masyarakat, tapi diwakilkan lewat spanduk. Kalau dengan media masa takut tidak ada yang baca atau nonÂton, jadi alternatifnya dengan spanduk,†ujarnya.
Reni (29) berpendapat baÂnyakÂnya spanduk dan baliho yang ditebar di berbagai jalan di Jakarta merusak pemanÂdangan.
“Bukannya jadi indah jaÂlanan, malah jadi kotor. Sama sekali nggak enak dipandang,†kata dia.
Inayah (24), karyawati perÂusaÂhaan kosmetik ini tak memÂperÂmasalahkan maraknya spanÂduk dan baliho politisi. Yang penting, kata dia, pemaÂsangÂanÂnya tidak melanggar aturan pemerintah daerah.
“Ramadhan ini milik umat, terÂmasuk politisi. Siapapun yang ngucapin nggak usah diperÂÂmasalahkan,†katanya.
Menurut dia, sebaiknya maÂsyarakat tidak terlalu antipati terhadap segala tindak-tanduk para politisi.
[rm]