Sebelum menerima permintaan itu, ada baiknya Anda buka sedikit profil mereka. Saya menemukan tiga fakta yang menarik setelah membaca profilnya:
1. Semua mengaku tinggal di Bandung.
2. Semua mengaku mahasiswa universitas top. Jurusannya pun keren-keren. Ada yang mengaku mahasiswa IT, teknik arsitektur, teknik mesin, teknik sipil, pertambangan.
3. Semua menjual obat kuat. Ini yang mengherankan. Kuliah dengan profesinya kok nggak nyambung.
Iseng-iseng saya
approve permintaan salah satu dari mereka. Saya penasaran bagaimana cara mereka melakukan penjualan produk-produk itu.
Mungkin saya salah pilih. Yang saya
approve ternyata pedagang yang bergaya virus corona alias
Corona Style. Dia membombardir dengan penawaran produk tak kenal waktu melalui fasilitas chat FB Messenger. Levelnya sampai 'nyebelin'.
Alhasil saya harus menggunakan jurus yang sama dengan Presiden China, Xi Jinping, dalam menghadapi serbuan virus Corona. Saya lakukan pengisolasian dengan cara blokir.
Pengalaman itu membuat saya trauma. Dampaknya setiap ada permintaan pertemanan baru, saya selalu cek profilnya. Begitu alamatnya Bandung, notifikasinya langsung saya
delete. Alam bawah sadar saya langsung menyimpulkan: Paling-paling tukang obat.
Joko Intarto
BERITA TERKAIT: