Penyerahan hasil penyelamatan keuangan negara senilai lebih dari Rp6,6 triliun disebut sebagai langkah awal dari upaya besar pemerintah untuk memutus mata rantai korupsi serta praktik perampokan kekayaan negara yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
“Saya kira ini bisa dikatakan baru ujung dari kerugian bangsa dan negara kita, baru ujung, penyimpangan seperti ini sudah berjalan belasan tahun bahkan puluhan tahun,” ucap Presiden dalam sambutannya pada acara penyerahan laporan capaian hasil Satgas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) di Kantor Kejaksaan Agung, Jakarta, pada Rabu, 24 Desember 2025.
Prabowo mengungkapkan bahwa nilai kerugian negara yang berhasil diselamatkan sejauh ini masih belum sebanding dengan potensi kerugian sebenarnya yang dialami negara.
Menurutnya, berbagai penyimpangan yang terjadi selama ini menyimpan potensi kerugian yang jauh lebih besar.
“Yang saya katakan baru ujungnya. Sesungguhnya kalau kita pelajari kerugian kita sangat-sangat besar. Kalau tidak salah, kalau kita teliti dengan baik, mungkin dendanya ratusan triliun harus dibayar,” kata Presiden.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Prabowo kembali menegaskan bahwa negara tidak boleh terus-menerus mengalami kebocoran kekayaan.
Pemerintah, kata dia, akan terus bekerja tanpa ragu untuk memastikan kekayaan negara benar-benar dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat.
“Kita kerja terus, kita kerja terus untuk rakyat, dan rakyat merasa dan melihat apa yang kita kerjakan. Kita akan selamatkan kekayaan negara dengan tidak ada keragu-raguan,” tandasnya.
BERITA TERKAIT: