Hal itu ditegaskan Ketua Himasal Jabodetabek, KH Agus Salim, dalam rapat bersama DPR RI, Kementerian Komunikasi dan Digital, serta pihak Trans7, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Kamis, 16 Oktober 2025.
Agus Salim mengungkapkan kesaksiannya sebagai alumni yang pernah nyantri di Lirboyo sejak era 1970-an. Ia pun menilai tudingan bahwa santri diperbudak oleh kiai merupakan bentuk kesalahpahaman terhadap tradisi pesantren.
“Saya dari Jakarta, ketika di Betawi dulu tahun 70-an kita kalau ngaji biasa ngisi kolam, kita nyari empanan kambing itu Senayan, nyari daun nangka, enggak ada diperbudak atau diinikan oleh guru kita, karena kita yang butuh kepada guru kita,” ujar Agus Salim.
Dia lantas menegaskan, pesantren justru menjadi benteng utama pendidikan moral bangsa yang menanamkan adab dan akhlak.
“Kalau sudah tidak ada pesantren saya tidak bisa jamin bangsa Indonesia mau bagaimana ke depannya karena adab, akhlak,” tegasnya.
Menurutnya, pesantren bukan hanya tempat belajar ilmu agama, tetapi juga pusat pembentukan karakter dan etika sosial yang kini semakin langka, terutama di kota besar seperti Jakarta.
“Bagaimana ke depannya karena adab, akhlak? Sudah kita lihat terlebih di Jakarta, kita dididik di Lirboyo,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: