Pengamat:

Pelaut Indonesia yang Bekerja di Kapal Asing Perkuat Diplomasi Maritim

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/adityo-nugroho-1'>ADITYO NUGROHO</a>
LAPORAN: ADITYO NUGROHO
  • Jumat, 08 Agustus 2025, 06:29 WIB
Pelaut Indonesia yang Bekerja di Kapal Asing Perkuat Diplomasi Maritim
DR. Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa/Ist
rmol news logo PT Pertamina Marine Solutions (PMSol), anak usaha dari Subholding Integrated Marine Logistics (SH IML) PT Pertamina (Persero) baru-baru ini telah memberangkatkan 34 pelaut Indonesia untuk bertugas di kapal-kapal tanker milik perusahaan pelayaran asal Yunani, Polembros Shipping Ltd.                     
 
Hal itu mendapat apresiasi dari pengamat maritim IKAL Strategic Center (ISC) DR. Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa dalam keterangannya, Kamis malam, 7 Agustus 2025.

Ia menjelaskan bahwa momentum ini seharusnya dimanfaatkan oleh pemerintah untuk menyusun kebijakan strategis jangka panjang dalam membangun ekosistem maritim nasional yang berkelanjutan. 

Menurutnya, selain menyiapkan pelaut, Indonesia juga perlu memperkuat diplomasi maritim, memperluas kerja sama dengan negara-negara pengguna jasa pelayaran, dan menciptakan mekanisme perlindungan terhadap pelaut Indonesia di luar negeri.
 
“Bukan hanya mengirim, tetapi juga memastikan mereka terlindungi secara hukum, memiliki akses pada konsulat maritim, dan mendapatkan perlakuan yang adil sesuai hukum laut internasional. Negara harus hadir dalam setiap simpul perjalanan para pelaut kita di negeri asing,” jelas Capt. Hakeng seraya menekankan bahwa pentingnya peran BUMN maritim lainnya seperti PT Pelindo, PT Pelni, ASDP, maupun BKI (Biro Klasifikasi Indonesia) untuk ikut mendorong sinergi nasional dalam pembangunan SDM pelayaran,” ucap Capt. Hakeng. 
 
Di mata dia, langkah PMSol menjadi terobosan yang memperluas peran anak bangsa dalam pengelolaan logistik energi global. 

Sambungnya, jika langkah ini dikembangkan dengan terstruktur dan berkelanjutan, maka Indonesia akan memiliki reputasi sebagai eksportir pelaut unggulan. Dalam jangka panjang, ini dapat meningkatkan posisi tawar Indonesia dalam negosiasi bilateral dan multilateral di sektor maritim.
 
"Ekspor SDM maritim bukan hanya solusi ekonomi, tapi juga instrumen diplomasi lunak (soft power). Pelaut Indonesia yang bekerja di kapal asing bisa menjadi duta bangsa, memperkenalkan etos kerja, nilai-nilai kebangsaan, sekaligus memperluas jaringan diplomatik informal," ungkap dia.

Pengamat maritim yang dikenal kritis ini mengingatkan bahwa di tengah dinamika kawasan Indo-Pasifik dan meningkatnya ketegangan geopolitik di jalur laut strategis, kehadiran pelaut Indonesia dalam kapal-kapal komersial global juga membawa pesan bahwa bangsa ini tidak abai terhadap dunia. 
 
"Justru di lautan itulah, eksistensi kita diuji. Sebab laut adalah cermin kekuatan, bukan sekadar batas geografis. Semakin besar peran kita di sana, semakin terdengar suara kita di panggung internasional," tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA